Menuju konten utama

11 Bangunan Bersejarah di Indonesia, Saksi Perjalanan Bangsa

Menelusuri 11 bangunan bersejarah di Indonesia yang menjadi saksi perjalanan bangsa, dari era kerajaan hingga perjuangan kemerdekaan.

11 Bangunan Bersejarah di Indonesia, Saksi Perjalanan Bangsa
Penari menampilkan tari Kembul Bujana Andrawina saat Kirab Budaya G20 dari Candi Pawon menuju Candi Borobudur di Borobudur, Jawa Tengah, Senin (12/9/2022). Kirab Budaya memeriahkan acara G20 tersebut menempuh jarak 1,5 kilometer yang diikuti 2.000 peserta dari 20 desa yang ada di sekitar Borobudur. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.

tirto.id - Bangunan bersejarah di Indonesia menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa ini, mulai dari masa kerajaan, kolonialisme, hingga perjuangan mencapai kemerdekaan.

Indonesia, dengan ragam budaya dan sejarahnya, menyimpan banyak peninggalan arsitektur yang tidak hanya megah tetapi juga penuh makna. Berbagai tempat bersejarah di Indonesia ini masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Bangunan-bangunan tersebut mencerminkan perkembangan budaya, politik, dan perjuangan rakyat Indonesia dalam menghadapi kolonialisme serta membangun identitas nasional.

Sejumlah tempat bersejarah di Indonesia tidak hanya memiliki nilai historis yang tinggi, tetapi juga menjadi bagian warisan budaya yang dijaga hingga kini.

Mulai dari candi yang mencerminkan kejayaan kerajaan kuno hingga gedung yang menjadi saksi peristiwa penting kemerdekaan, bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia memiliki cerita yang menarik untuk diketahui.

Terdapat beberapa bangunan bersejarah di Indonesia yang hingga sekarang masih ada dan digunakan. Lantas, apa saja bangunan bersejarah di Indonesia yang menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa? Berikut ulasannya.

Bangunan Bersejarah di Indonesia

Sebagai negara dengan sejarah panjang, Indonesia memiliki banyak bangunan yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu.

Mulai dari era kerajaan Hindu-Budha, kolonialisme, hingga kemerdekaan, setiap bangunan menyimpan kisah yang menarik.

Tempat-tempat bersejarah di Indonesia ini tidak hanya mencerminkan arsitektur khas dari masa lalu, tetapi juga memiliki nilai perjualangan yang tinggi.

Berikut adalah bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia yang hingga kini masih berdiri dan menjadi bagian dari sejarah nasional.

1. Candi Borobudur

 Candi Borobudur Injourney
Kawasan Candi Borobudur akan ditata ulang untuk menghadirkan destinasi pariwisata kelas dunia. Foto/InJourney

Candi Borobudur adalah salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang menjadi ikon wisata budaya dan sejarah. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan menjadi bukti kejayaan peradaban Nusantara pada masa lampau.

Struktur candi ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk), yang mencerminkan ajaran Buddha Mahayana tentang perjalanan menuju pencerahan. Bangunan ini memiliki lebih dari 2.600 panel relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu serta ajaran moral Buddha.

Setelah berabad-abad tertimbun abu vulkanik dan ditinggalkan, Borobudur ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814. Proses restorasi besar-besaran dilakukan pada abad ke-20 dengan bantuan UNESCO, hingga akhirnya candi ini ditetapkan sebagai Warisan Dunia pada 1991.

Hingga saat ini, Borobudur masih menjadi tempat bersejarah di Indonesia yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menjadi lokasi perayaan Waisak bagi umat Buddha dari seluruh dunia.

2. Candi Prambanan

Kunjungan wisman tertinggi sejak 2020
Wisatawan mancanegara berjalan di kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (2/10/2024).ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wpa.

Selain Borobudur, Candi Prambanan adalah bangunan bersejarah di Indonesia yang memiliki nilai budaya tinggi. Terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, yang didedikasikan untuk Trimurti: Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara), dan Siwa (pelebur).

Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Prambanan memiliki arsitektur khas Hindu dengan menara utama setinggi 47 meter, dikelilingi oleh candi-candi kecil yang melambangkan keagungan kosmos Hindu.

Relief pada candi ini menggambarkan epos Ramayana, yang hingga kini masih menjadi bagian dari pertunjukan budaya di sekitar Prambanan. Sayangnya, gempa bumi dan letusan Gunung Merapi sempat menyebabkan kerusakan, tetapi upaya restorasi terus dilakukan hingga kini.

Sebagai salah satu bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia, Prambanan menjadi saksi peradaban Hindu-Buddha yang pernah berjaya dan terus menjadi tujuan wisata budaya utama.

3. Benteng Marlborough

Benteng Marlborough
Benteng Marlborough di Kota Bengkulu. (ANTARA News/Arina S)

Benteng Marlborough adalah peninggalan kolonial Inggris di Bengkulu yang dibangun pada tahun 1714-1719 oleh Gubernur Joseph Collett. Benteng ini merupakan benteng terbesar yang pernah dibangun Inggris di Asia Tenggara.

Benteng ini didirikan sebagai pusat pertahanan dan perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Bentuknya menyerupai kura-kura jika dilihat dari atas, dengan dinding tebal dan parit yang mengelilinginya sebagai sistem pertahanan.

Setelah Inggris meninggalkan Bengkulu pada 1825, benteng ini diambil alih oleh Belanda dan kemudian oleh Jepang selama Perang Dunia II. Setelah kemerdekaan Indonesia, Benteng Marlborough digunakan oleh TNI sebelum akhirnya dialihfungsikan sebagai situs sejarah.

Hingga kini, benteng ini menjadi tempat bersejarah di Indonesia yang menarik banyak wisatawan dan sejarawan yang ingin mempelajari jejak kolonialisme di tanah air.

4. Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam
Benteng Fort Rotterdam. wikimedia/Sanko

Benteng Fort Rotterdam adalah bangunan bersejarah di Indonesia yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini awalnya merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo pada abad ke-16, yang kemudian direbut dan direnovasi oleh Belanda pada tahun 1667 setelah Perjanjian Bongaya.

Bangunan ini memiliki bentuk menyerupai penyu yang merangkak ke laut, yang melambangkan filosofi Kerajaan Gowa bahwa mereka kuat di darat maupun di laut. Fort Rotterdam menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda di wilayah timur Nusantara.

Selama pendudukan Belanda, benteng ini juga digunakan sebagai tempat pembuangan Pangeran Diponegoro setelah ia ditangkap pada 1830. Kini, benteng ini berfungsi sebagai museum yang menyimpan koleksi sejarah Makassar dan Sulawesi.

Sebagai salah satu tempat-tempat bersejarah di Indonesia, Fort Rotterdam menjadi saksi bisu pertarungan kerajaan lokal melawan kolonialisme.

5. Gedung Tjong A Fie Mansion

 Gedung Tjong A Fie Mansion
Gedung Tjong A Fie Mansion . wikimedia/Pratyeka

Tjong A Fie Mansion adalah bangunan bersejarah di Indonesia yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Bangunan ini dulunya merupakan rumah Tjong A Fie, seorang saudagar keturunan Tionghoa yang sangat berpengaruh di Medan pada awal abad ke-20.

Tjong A Fie dikenal sebagai filantropis yang berperan besar dalam pembangunan infrastruktur di Medan, termasuk rel kereta api dan tempat ibadah. Rumah ini dibangun dengan arsitektur unik yang memadukan gaya Tiongkok, Melayu, dan Eropa.

Di dalam mansion ini, terdapat berbagai koleksi barang pribadi dan dokumentasi sejarah yang menggambarkan kehidupan Tjong A Fie serta kontribusinya bagi Medan. Hingga kini, rumah ini tetap menjadi tempat bersejarah di Indonesia yang memperlihatkan peran penting komunitas Tionghoa dalam perkembangan ekonomi dan sosial di Nusantara.

6. Gedung Merdeka Bandung

PERAWATAN CAGAR BUDAYA
Pekerja melakukan perawatan Gedung Merdeka yang merupakan salah satu bangunan Cagar Budaya di Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019).ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

Gedung Merdeka adalah salah satu bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia yang memiliki nilai penting dalam sejarah diplomasi dunia. Berlokasi di Jalan Asia-Afrika, Bandung, gedung ini terkenal sebagai tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, yang dihadiri oleh 29 negara dari Asia dan Afrika.

Gedung ini awalnya dibangun pada 1895 sebagai Societeit Concordia, tempat pertemuan sosial bagi pejabat kolonial Belanda. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan untuk berbagai kepentingan kenegaraan dan akhirnya menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika.

Konferensi tersebut menghasilkan Dasasila Bandung, yang menjadi dasar solidaritas negara-negara berkembang dalam melawan imperialisme dan kolonialisme. Peristiwa ini juga menjadi tonggak lahirnya Gerakan Non-Blok.

Kini, Gedung Merdeka dijadikan Museum Konferensi Asia-Afrika, yang menyimpan berbagai dokumentasi dan peninggalan dari konferensi bersejarah tersebut. Sebagai tempat bersejarah di Indonesia, gedung ini tetap menjadi simbol perjuangan bangsa-bangsa untuk mencapai kemerdekaan dan kedaulatan.

7. Rumah Rengasdengklok

 Rumah Rengasdengklok Soekarno
Rumah Rengasdengklok Soekarno. wikimedia/Nelly

Rumah Rengasdengklok adalah salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang memiliki peran penting dalam peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan. Rumah ini terletak di Karawang, Jawa Barat, dan menjadi tempat di mana Soekarno dan Hatta "diamankan" oleh para pemuda pada 16 Agustus 1945.

Penculikan ini dilakukan oleh kelompok pemuda, seperti Sukarni dan Chaerul Saleh, yang khawatir Jepang akan menghalangi kemerdekaan. Di tempat ini, mereka mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa menunggu keputusan Jepang. Namun, Soekarno bersikeras bahwa proklamasi harus dilakukan dengan musyawarah bersama para pemimpin lainnya.

Selain itu, di rumah ini juga terjadi diskusi penting antara golongan tua dan golongan muda mengenai waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan. Setelah terjadi kesepakatan antara Achmad Soebardjo dan para pemuda, Soekarno dan Hatta akhirnya dibawa kembali ke Jakarta untuk merumuskan teks proklamasi.

Hingga kini, Rumah Rengasdengklok masih berdiri sebagai tempat bersejarah di Indonesia yang menjadi saksi perdebatan dan perjuangan menuju kemerdekaan. Rumah ini telah direnovasi agar tetap dapat dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang sejarah bangsa.

8. Rumah Laksamana Maeda

Rumah Laksamana Maeda
Rumah Laksamana Maeda. wikimedia/Davidelit

Berbeda dengan Rumah Rengasdengklok, Rumah Laksamana Maeda yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta, adalah tempat di mana teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia dirumuskan. Rumah ini menjadi saksi bagaimana para pemimpin bangsa menyusun naskah yang akan mengubah sejarah Indonesia.

Pada malam 16 Agustus 1945 hingga dini hari 17 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo berkumpul di rumah ini untuk menulis teks Proklamasi. Mereka dibantu oleh beberapa tokoh lain, termasuk Sayuti Melik yang mengetik ulang naskah hasil diskusi tersebut.

Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, memberikan perlindungan kepada para pemimpin Indonesia agar mereka dapat bekerja tanpa gangguan dari pihak militer Jepang yang masih berkuasa saat itu. Sikap Maeda ini menunjukkan bahwa ada sebagian pihak dari Jepang yang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Saat ini, rumah tersebut telah diubah menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, yang menyimpan berbagai dokumen dan replika suasana saat perumusan teks Proklamasi berlangsung. Sebagai bangunan bersejarah di Indonesia, tempat ini menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin mengenal lebih dalam tentang detik-detik kemerdekaan.

9. Tugu Proklamasi Jakarta

Monumen Proklamasi
Monumen proklamator Soekarno-Hatta di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta. FOTO/commons.wikimedia.org

Tugu Proklamasi adalah monumen yang dibangun untuk memperingati tempat Soekarno membacakan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945. Berlokasi di bekas kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, tempat ini memiliki makna historis yang mendalam bagi bangsa Indonesia.

Setelah kemerdekaan, rumah Soekarno di Pegangsaan Timur dihancurkan oleh pemerintah pada 1960-an untuk proyek pembangunan. Namun, guna mengenang peristiwa penting yang terjadi di lokasi tersebut, dibangunlah Tugu Proklamasi pada 17 Agustus 1972.

Di kompleks monumen ini terdapat patung Soekarno dan Hatta yang berdiri berdampingan, menggambarkan momen ketika mereka membacakan Proklamasi. Selain itu, terdapat juga dinding bertuliskan teks asli naskah Proklamasi. Tempat ini sering menjadi lokasi peringatan kemerdekaan dan kunjungan masyarakat untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut.

Sebagai salah satu bangunan bersejarah di Indonesia, Tugu Proklamasi tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah, tetapi juga pengingat perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan.

10. Istana Merdeka Jakarta

Presiden terima kunjungan Paus Fransiskus
Presiden Joko Widodo (tengah kanan) bersama Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus (tengah kiri) mengikuti upacara penyambutan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024).Pertemuan tersebut membahas hubungan bilateral Indonesia—Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

Istana Merdeka adalah salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan sejak kemerdekaan. Bangunan ini awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1873 dengan nama Istana Gambir dan digunakan sebagai tempat tinggal Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Istana Gambir diambil alih dan diubah namanya menjadi Istana Merdeka. Pada 27 Desember 1949, di gedung ini terjadi peristiwa penting, yakni penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia, yang menandai berakhirnya kekuasaan kolonial secara resmi.

Istana Merdeka menjadi simbol kedaulatan dan kekuasaan negara Indonesia. Sejak era Soekarno hingga saat ini, istana ini menjadi tempat kediaman resmi Presiden Republik Indonesia serta tempat berlangsungnya berbagai acara kenegaraan.

Sebagai tempat bersejarah di Indonesia, Istana Merdeka tetap berdiri kokoh di jantung ibu kota, menjadi simbol kejayaan bangsa yang telah terbebas dari penjajahan.

11. Hotel Yamato Surabaya

Hotel Yamato Surabaya
Warga menyaksikan perobekan bendera Belanda yang berkibar di Hotel Majapahit saat teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Hotel Yamato (sekarang bernama Hotel Majapahit) adalah tempat terjadinya insiden perobekan bendera Belanda, yang menjadi salah satu pemicu pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Pada 19 September 1945, sekelompok orang Belanda menaikkan bendera merah-putih-biru di atap hotel, yang memicu kemarahan rakyat Surabaya. Para pemuda Indonesia kemudian menyerbu hotel, merobek bagian biru bendera tersebut, dan menyisakan merah-putih sebagai lambang kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini menunjukkan semangat juang rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman kembalinya penjajah. Insiden ini juga menjadi pemicu pertempuran besar antara rakyat Surabaya dan pasukan Sekutu pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Saat ini, Hotel Majapahit masih beroperasi sebagai hotel mewah, tetapi tetap mempertahankan bagian-bagian bersejarahnya. Hotel ini menjadi salah satu bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia yang memiliki nilai perjuangan tinggi dan selalu dikenang sebagai simbol perlawanan rakyat Surabaya terhadap penjajahan.

Bangunan-bangunan ini tidak hanya menjadi tempat bersejarah di Indonesia, tetapi juga menjadi saksi perjalanan panjang bangsa dari masa kerajaan hingga kemerdekaan. Dengan mengunjungi bangunan bersejarah di Indonesia, generasi masa kini dapat memahami dan menghargai perjuangan para pendahulu.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani