Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses & Rute

Sejarah kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia, proses perjalanan dan rute perjalanan bangsa portugis ke indonesia.

Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses & Rute
Peta Kolonialisme Portugis. wikimedia commons/public domain

tirto.id - Sejarah kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia perlu dipelajari ketika membahas tentang penjelajahan bangsa Eropa ke RI.

Rombongan penjelajah Eropa dari Bangsa Portugis pertama kali sukses masuk wilayah Indonesia pada tahun 1511 Masehi, dengan dipimpin Alfonso de Albuquerque. Sejarah mencatat orang-orang Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang memasuki wilayah Nusantara, tepatnya di kesultanan Malaka.

Sejak abad 15, bangsa Portugis telah menjelajahi lautan dan memiliki armada laut yang kuat. Ketika mengetahui di Asia Timur Jauh, terdapat tanah yang kaya akan rempah, Raja Manuel I memanggil Vasco da Gama, seorang pelaut berpengalaman asal Portugis untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera.

Tujuan utama ekspedisi Portugis itu mencari rempah-rempah yang menjadi barang mahal di Eropa. Bangsa Barat menggunakan rempah-rempah sebagai bahan baku obat, parfum, dan yang paling penting adalah untuk pengawet makanan dan bumbu masakan. Pengawetan makanan termasuk kebutuhan vital di Eropa saat musim dingin tiba.

Oleh karena itu, seperti dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas XI SMA (2017), terbitan Kemdikbud, ekpedisi yang dipimpin Vasco da Gama dimulai pada bulan Juli 1497 dari pelabuhan Lisabon.

Rombongan kapal-kapal Bangsa Portugis itu berusaha mencari wilayah sumber rempah-rempah (nusantara) lewat rute yang pernah dilalui Bartholomeus Diaz. Nama terakhir merupakan penjelajah Portugis yang berhasil mencapai ujung paling selatan Benua Afrika dan singgah di Tanjung Harapan.

Maka, rombongan kapal yang dipimpin oleh Vasco da Gama mengawali penjelajahannya dengan menuju kawasan yang kini menjadi wilayah Afrika Selatan itu. Di Tanjung Harapan, Vasco da Gama menyewa pelaut bangsa Moor, yang pernah berlayar ke Asia Timur Jauh, untuk menjadi penunjuk arah.

Pada tahun 1498, rombongan Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut dan Goa, yang merupakan wilayah India. Vasco da Gama kemudian tinggal di India karena mengira daerah tersebut adalah Hindia Timur, negeri penghasil rempah. Namun, setelah tinggal beberapa tahun dia menyadari bahwa tempat tersebut bukan penghasil rempah-rempah yang sebenarnya.

Maka itu, Portugis lantas memberangkatkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albequerque untuk menuju wilayah Malaka. Armada Portugis itu berangkat ke Malaka dengan menggunakan kapal yang dilengkapi dengan peralatan perang yang lengkap, seperti senapan dan meriam.

Pada tahun 1511, armada Portugis berhasil menguasai Malaka, dan mulai memasuki wilayah Kepulauan Nusantara yang mereka sebut sebagai tanah India (Hindia). Orang-orang Portugis pun segera mengetahui bahwa Kepulauan Nusantara merupakan tanah penghasil rempah-rempah, terutama wilayah Maluku.

Rombongan Alfonso de Albequerque ternyata membawa ambisi yang jauh lebih besar daripada sekadar kulakan rempah-rempah. Orang-orang Portugis tersebut segera menyerbu Kesultanan Malaka dan merebut wilayah yang memungkinkan mereka melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.

Mereka bisa melakukan monopoli itu karena menguasai pelabuhan penting di selat Malaka, jalur laut utama yang menghubungkan wilayah Nusantara dengan dunia luar. Tidak heran, setelah Portugis menguasai Malaka di tahun 1511, banyak pihak menentang mereka.

Salah satunya adalah Kesultanan Demak dari Pulau Jawa yang mengirim armada laut ke Malaka pada tahun 1512 untuk memerangi orang-orang Portugis. Serangan yang dipimpin Pati Unus itu ternyata gagal mengusir Portugis.

Karena memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan maju secara teknologi, Portugis selalu berhasil meredam setiap perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara. Hal itu pun membuat Portugis semakin kuat dan berusaha untuk terus memperluas daerah kekuasaannya di wilayah yang kini menjadi Indonesia.

Merujuk pada Modul Pembelajaran SMA Kelas XI Sejarah Indonesia (2020), yang diterbitkan Kemdikbud, setelah menguasai Malaka, Portugis mengirim ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan d’Abreu untuk mendatangi kawasan Indonesia Timur, wilayah yang kala itu kaya akan rempah-rempah.

Pada tahun 1512, mereka telah sampai di Maluku dan diterima dengan baik oleh Sultan Ternate. Pada waktu itu, kesultanan Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore. Sultan Ternate meminta pasukan Portugis yang memiliki persenjataan lengkap untuk membantu mereka melawan Tidore. Sebagai imbalan, Portugis diizinkan mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah yang dikuasai Ternate.

Dari Ternate, armada Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah, terutama yang berasal dari Indonesia Timur. Mereka kemudian melakukan ekspedisi lanjutan di tahun 1522 ke wilayah Pajajaran yang ada di Pulau Jawa.

Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Tokoh penyebar agama Katolik dari Portugis yang terkenal adalah Franciscus Xaverius.

Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia

Keberhasilan Spanyol menemukan wilayah baru membuat Raja Portugis yakni Manuel I penasaran. Sang raja menitahkan Vasco da Gama untuk berlayar dan menemukan daerah yang kaya akan rempah-rempah.

Elaine Sanceau dalam Good Hope: the Voyage of Vasco Da Gama (1967) mengungkapkan, perjalanan Vasco da Gama dimulai melalui rute Tanjung Harapan, Afrika. Mereka selanjutnya mengembangkan layar menuju Lautan Hindia.

Tahun 1498, Vasco da Gama beserta awak kapalnya tiba di Goa, pantai sebelah barat India. Di negeri ini, Portugis membangun kantor dagang beserta benteng pertahanan. Vasco da Gama diberikan hak kuasa atas daerah Goa oleh Raja Portugis.

Rombongan Portugis berikutnya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque untuk melanjutkan upaya dari Vasco da Gama. Pelayaran Alfonso de Albuquerque akhirnya sampai di Malaka, kawasan barat Nusantara.

Dikutip dari R.Z. Leirissa dalam Sejarah Perekonomian Indonesia (1996), tahun 1511 Portugis menaklukkan Malaka dan memonopoli perdagangan di sana.

Timbul sejumlah konflik. Portugis berulangkali mendapatkan perlawanan dari bangsa Melayu di Malaka maupun dari kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk dari Jawa.

Ternyata Portugis mampu menandingi dan meredam perlawanan-perlawanan tersebut. Bahkan, monopoli yang dijalankan Portugis di Malaka akhirnya meluas sampai ke kawasan timur Nusantara dan berhasil mengenyahkan Spanyol.

Portugis termasuk salah satu bangsa Barat yang menjamah Nusantara, selain Spanyol, Inggris, Perancis, Belanda, dan Jepang, hingga Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Dengan demikian, apabila diperinci, riwayat masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia

Bangsa Portugis ingin mencari lokasi penghasil rempah-rempah, memonopoli perdagangan rempah di nusantara, dan menyebarkan agamanya.

Tujuan ini biasa terangkum dalam slogan Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan dan kekuasaan), dan Gospel (menyebarkan agama).

2. Proses Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia

Diawali ekspedisi Bartholomeus Diaz yang menemukan Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Dilanjutkan ekspedisi di bawah pimpinan Vasco da Gama yang mencapai India. Diteruskan dengan ekspedisi Alfonso de Albequerque yang berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Kemudian, berlanjut dengan ekspedisi Antonio de Abreu yang dapat mencapai wilayah sumber rempah-rempah, yakni Maluku, pada tahun 1512.

3. Rute Perjalanan Bangsa Portugis ke Indonesia

Dari Pelabuhan Lisabon (ibukota Portugal), para penjelajah Portugis menuju Tanjung Harapan (Afrika Selatan), lalu ke India (Kalkut), kemudian ke Malaka, dan akhirnya sampai di Maluku. Jika diringkas, rute perjalanan Bangsa Portugis ke Indonesia adalah: Lisabon-Tanjung Harapan-India-Malaka-Maluku.

Baca juga artikel terkait KOLONIALISME atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yulaika Ramadhani