tirto.id - Pasukan militer Israel menjatuhkan tiga bom ke sekolah pengungsian Al-Tabin, di Gaza, Palestina, pada Sabtu (10/8/2024). Serangan bom Israel tersebut menghancurkan sekolah dan menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Sebagian besar korban adalah warga sipil yang mengungsi di sekolah tersebut. Sekolah Al-Tabin sendiri telah digunakan sebagai barak pengungsian yang menampung sekitar 175 warga Palestina.
Bom di Al-Tabin menambah panjang kasus penyerangan Israel ke zona aman yang dihuni warga sipil. Sebelumnya, pada Maret 2024 Israel sempat menyerang rumah sakit terbesar di Gaza, yaitu RS Al-Aqsa yang menewaskan banyak pengungsi dan tenaga kesehatan.
Selain menewaskan banyak orang, serangan di RS Al-Aqsa menyebabkan layanan kesehatan di Gaza lumpuh. Masih di bulan yang sama, Israel menembaki warga sipil yang mengantre makanan di dekat pengungsian barat daya Gaza, dan menewaskan lebih dari 100 orang.
Kemudian, pada Mei 2024, Israel menyerang kompleks pengungsian Palestina di Rafah, yang menyebabkan 45 orang tewas. Terakhir pada Juli 2024, Israel menjatuhkan bom di sekolah pengungsian Nuseirat dan menewaskan 17 orang.
Serangan di sekolah Al-Tabin dikecam banyak negara. Perwakilan Mesir dan Qatar menyebut tindakan Israel sebagai "pembunuhan yang disengaja" dan "kejahatan brutal bagi warga sipil".
Kedua negara juga mendesak negosiasi gencatan senjata harus segera dilakukan dan meminta PBB memberikan sanksi keras terhadap Israel.
Kronologi Bom Israel Hancurkan Sekolah Al-Tabin, Gaza
Israel menjatuhkan bom di sekolah Al-Tabin, Gaza, pada 10 Agustus 2024, pagi. Kala itu, para pengungsi sedang menjalankan salat subuh.
Melansir Andalou Ajansi, pasukan Israel meluncurkan serangan udara dengan menjatuhkan tiga buah bom yang masing-masing punya berat 907 kilogram. Selanjutnya, bom meledak di sekolah Al-Tabin dan membunuh banyak orang.
Berdasarkan rekaman detik-detik pascaserangan yang dirilis oleh Al Jazeera, kondisi di sekolah Al-Tabin luluh lantak. Tampak genangan darah dan potongan tubuh manusia berserakan di antara puing-puing bangunan sekolah yang hancur.
"Tim penyelamat tidak bisa merekonstruksi satupun jenazah utuh dari sisa-sisa tubuh. Ini pemandangan yang mengerikan dan benar-benar sebuah bencana," kata juru bicara warga sipil di Al-Tabin Mahmoud Basal, seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
Jeritan dan tangisan para pengungsi terdengar dari segala arah ketika mengetahui keluarga dan kerabatnya terbunuh dalam serangan itu. Menurut salah satu pengungsi, ketika bom dijatuhkan suasana terasa seperti gempa bumi.
"Rasanya seperti gempa bumi. Mereka membakar orang-orang. Semua orang tewas atau terluka. Mereka ditemukan terbakar di mushala," kata salah satu pengungsi yang selamat bernama Umm Ziad Al-Jaabari.
Masih menurut Al Jazeera, Israel mengatakan bahwa serangannya pada Sabtu dilakukan untuk menghancurkan pusat komando dan kontrol Hamas. Mereka mengklaim bahwa sekolah Al-Tabin adalah tempat persembunyian komandan Hamas.
Pasukan Israel berulang kali menyerang sekolah, tempat pengungsian, dan zona aman dengan dalih menargetkan Hamas. Sementara itu, Hamas membantah tuduhan Israel. Mereka mengatakan tak pernah beroperasi dari fasilitas sipil seperti sekolah dan rumah sakit.
Editor: Iswara N Raditya