Menuju konten utama

Kronologi Israel Serang Pelabuhan Houthi Yaman, Apa Penyebabnya?

Israel serang pelabuhan yang dikuasai Houthi di Yaman. Apa penyebabnya? Simak kronologi dan alasan Israel.

Kronologi Israel Serang Pelabuhan Houthi Yaman, Apa Penyebabnya?
Militan Houthi mencoba memblokir warga memasuki jalan dimana wilayah kepresidenan dihantam serangan udara di Sanaa, Yaman, Senin (7/5/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Khaled Abdullah

tirto.id - Militer Israel melakukan serangan terhadap sejumlah target yang dikuasai Houthi di Yaman, pada Sabtu, 20 Juli 2024. Salah satu target serangan Israel ke Yaman adalah kota pelabuhan Hodeidah.

Bagaimana kronologi serangan Isrel terhadap Houthi Yaman dan apa yang menjadi penyebabnya?

Menurut pemberitaan NPR, Israel Defense Forces (IDF) alias Pasukan Pertahanan Israel menyebutkan bahwa daftar lokasi yang dibom jet-jet tempur di Yaman sudah masuk dalam target militer.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan pihaknya melakukan serangan dengan tujuan mengirim sebuah "pesan" untuk Houthi.

"Api yang berkobar di Hodeidah, terlihat di seluruh Timur Tengah dan efeknya sangat jelas," tutur Gallant.

Kronologi Serangan Israel ke Houthi-Yaman & Jumlah Korban

Berdasarkan laporan BBC, sebagaimana mengutip media yang berafiliasi dengan Houthi, jumlah korban serangan Israel di Pelabuhan Hodeidah, Yaman, menewaskan tiga orang.

Selain korban tewas, Kementerian Kesehatan setempat melaporkan sebanyak 80 warga mengalami luka-luka. Sebagian besar korban mengalami luka bakar parah.

Salah seorang pejabat Houthi Mohammed Abdulsalam, menilai serangan Israel termasuk agresi brutal terhadap Yaman.

Media Houthi di Yaman Al-Masirah TV, melaporkan bahwa serangan Israel menyasar fasilitas penyimpanan minyak dan diesel di pelabuhan serta perusahaan listrik.

Kebakaran besar terjadi di pelabuhan dan pemadaman listrik dilakukan di sejumlah wilayah. Hal ini menyebabkan korban meninggal dan luka-luka, termasuk beberapa orang yang mengalami luka bakar parah.

Pada hari dilancarkannya serangan, Sabtu, 20 Juli 2024, militer Israel menyebutkan tindakan itu dipicu aksi Houthi sehari sebelumnya. Sebelumnya, Houthi diklaim Israel menyerang Tel Aviv menggunakan drone atau pesawat tanpa awak.

Mereka mengatakan serangan terhadap benteng pertahanan Houthi adalah jawaban atas ratusan serangan serupa yang dilancarkan ke Israel.

"Houthi menyerang kami lebih dari 200 kali. Pertama kali mereka melukai seorang warga Israel, kami menyerang mereka. Dan kami akan melakukan hal ini di mana saja jika diperlukan," tutur Yoav Gallant, seperti mengutip laman AP News.

IDF dalam pernyataan resminya menambahkan operasi serangan ke wilayah Houthi di Yaman tersebut diberi nama sandi "Outstretched Arm".

"Setelah sembilan bulan serangan udara terus menerus oleh Houthi di Yaman terhadap Israel, jet tempur IAF (Israeli Air Force/Angkatan Udara Israel) melakukan serangan operasional yang ekstensif sejauh lebih dari 1.800 km (1.118 mil) terhadap target militer Houthi di pelabuhan Hodeidah. IDF mampu beroperasi di mana saja yang diperlukan dan akan menyerang kekuatan apa pun yang membahayakan warga Israel," bunyi pernyataan IDF.

Berdasarkan insiden Jumat, 19 Jumat 2024, pejabat militer Israel mengatakan terdapat Unmanned Aerial Vehicle (UAV) buatan Iran yang dimodifikasi guna menjalani misi terbang jarak jauh. UAV tersebut menghancurkan sebuah rumah susun di Tel Aviv.

Serangan itu menewaskan pria berusia 50 tahun. Ia baru saja pindah ke Israel dari Belarusia. Lalu melukai delapan orang lainnya. Militer Israel sebenarnya sempat mendeteksi pesawat tak berawak yang sedang datang.

Pihak Israel mengaku tidak menembak jatuh lantaran faktor human error. Laporan yang sama menyebutkan selama ini nyaris seluruh rudal dan droneHouthi yang diarahkan ke Israel berhasil dicegat dan tidak ada yang dapat mencapai Tel Aviv.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra