Menuju konten utama

Bagaimana Ingatan dalam Otak Bisa Terbentuk? Ini Dia Prosesnya

Ingin tahu bagaimana otak menyimpan dan mengingat semua informasi? Pelajari lebih jauh tentang proses ingatan terbentuk serta berbagai jenis memori di otak.

Bagaimana Ingatan dalam Otak Bisa Terbentuk? Ini Dia Prosesnya
Ilustrasi Ingatan dalam Otak. foto/istockphoto

tirto.id - Proses ingatan terbentuk menjadi salah satu hal paling menakjubkan dari otak manusia. Otak kita adalah organ yang luar biasa rumit dan penuh misteri. Kemampuan untuk menyimpan serta mengingat informasi adalah salah satu misteri yang paling menarik untuk dipelajari.

Otak manusia memang sangat kompleks dan menyimpan banyak teka-teki. Dari miliaran neuron yang saling terhubung, tercipta jaringan rumit yang memungkinkan kita berpikir, merasakan, atau bahkan mengenang suatu ingatan tertentu.

Ingatan dapat dipahami sebagai kemampuan otak untuk menyimpan dan mengakses informasi dari pengalaman di masa lalu. Ingatan membuat kita bisa belajar dari pengalaman, mengenali orang, atau bahkan sekadar mengingat letak benda yang diletakkan beberapa waktu sebelumnya.

Tanpa kita sadari, ada proses yang sangat rumit terjadi di dalam otak sehingga terbentuk suatu ingatan. Lalu, bagaimana otak merekam semua hal yang kita alami dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bisa kita ingat kembali?

Bagaimana Proses Terbentuknya Ingatan?

Ilustrasi Otak kanan dan otak kiri

Ilustrasi Ingatan dalam Otak. FOTO/iStockphoto

Walau terjadi secara otomatis, ingatan tidak muncul begitu saja di dalam otak. Ada serangkaian tahapan yang saling berkesinambungan di dalam otak untuk mengubah pengalaman menjadi memori yang dapat diakses kembali di kemudian hari.

Dilansir dari laman Verywell Mind, terdapat lima tahap dalam proses terbentuknya ingatan:

1. Encoding (Penyandian)

Encoding adalah tahap pertama dalam pembentukan ingatan, yaitu proses mengubah informasi menjadi format yang bisa disimpan dalam otak. Proses ini hanya terjadi ketika kita benar-benar memperhatikan suatu informasi.

Misalnya, saat mencoba mengingat daftar belanja, kita perlu fokus pada item-item tersebut agar otak bisa melakukan encoding dengan baik.

Ada banyak cara yang dilakukan otak untuk meng-encode informasi, seperti mengucapkan kata dengan lantang, menuliskannya, atau menghubungkannya dengan pengalaman tertentu.

Proses encoding sangat penting karena menentukan apakah informasi akan tersimpan untuk jangka pendek atau bisa masuk ke memori jangka panjang.

Faktor eksternal seperti stres, kelelahan, atau gangguan konsentrasi dapat melemahkan proses ini sehingga informasi lebih mudah terlupakan. Tanpa encoding yang baik, informasi sulit diingat kembali, bahkan hanya untuk beberapa saat.

2. Storage (Penyimpanan)

Setelah informasi berhasil di-encode, langkah berikutnya adalah storage atau penyimpanan. Di tahap ini, otak membuat representasi mental dari informasi, yang bisa berupa gambar, suara, atau sensasi perasaan tertentu.

Penyimpanan ini terbagi menjadi dua jenis:

  • Short-term memory (STM): Menyimpan informasi hanya untuk waktu singkat, biasanya beberapa detik hingga menit.
  • Long-term memory (LTM): Menyimpan informasi dalam jangka waktu sangat lama, bahkan seumur hidup.
Kapasitas STM sangat terbatas, hanya bisa menampung beberapa informasi pada satu waktu. Sebaliknya, LTM memiliki kapasitas hampir tak terbatas. Informasi juga bisa berpindah dari STM ke LTM melalui pengulangan atau latihan, tapi proses ini tidak selalu sempurna.

Sebagai contoh, kita bisa mencoba menghafal nomor telepon beberapa orang dengan mengulanginya beberapa kali, tapi mungkin tetap ada angka yang terlupakan.

Ilustrasi otak

Ilustrasi Memori Otak. FOTO/iStockphoto

3. Recall (Mengingat)

Recall adalah proses mengambil kembali informasi yang sudah tersimpan dalam memori. Untuk bisa melakukan recall, informasi tersebut harus terlebih dahulu di-encode dan disimpan.

Saat kita melakukan recall, otak seperti menghidupkan kembali pengalaman atau informasi yang pernah dipelajari. Contoh sederhana adalah saat kita mencoba mengingat nama guru di sekolah atau isi materi pelajaran tertentu.

Ada dua jenis recall:

  • Free recall: Terjadi ketika kita mengingat tanpa bantuan petunjuk, misalnya saat diminta menyebutkan daftar belanja dari ingatan.
  • Cued recall: Terjadi ketika ada petunjuk atau isyarat yang membantu kita mengingat, seperti mendengar lagu yang langsung mengingatkan pada suatu kenangan.
Faktor emosi juga berperan besar dalam proses ini. Kejadian yang penuh emosi sering lebih mudah diingat dibandingkan peristiwa biasa.

4. Retrieval (Pengambilan Kembali)

Retrieval merupakan proses pengambilan kembali informasi dari memori. Sekilas mirip dengan recall, tapi ada perbedaan penting, recall lebih bersifat mengingat secara pasif, sedangkan retrieval adalah usaha aktif mencari informasi dalam otak.

Contohnya, ketika berusaha mengingat nama seseorang yang baru kita temui di sebuah acara, kita mungkin menggunakan ciri-ciri fisiknya sebagai petunjuk untuk menemukan kembali informasi tersebut.

Retrieval sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat perhatian, stres, dan kondisi emosional. Jika kita sedang lelah atau cemas, kemampuan retrieval bisa menurun sehingga informasi sulit diakses meskipun sebenarnya tersimpan di otak.

Itulah sebabnya perhatian sangat penting sejak awal. Tanpa memperhatikan sesuatu, informasi cenderung sulit atau bahkan mustahil di-retrieve kembali di kemudian hari.

5. Forgetting (Melupakan)

Forgetting atau melupakan adalah ketidakmampuan otak untuk mengambil kembali informasi yang sudah tersimpan. Meskipun sering dianggap sebagai kelemahan, lupa sebenarnya bagian alami dari sistem memori.

Ada kalanya kita lupa karena informasi tidak pernah di-encode dengan baik sejak awal, atau karena ada faktor emosional yang membuat kita sulit mengingat hal tertentu. Misalnya, seseorang lupa nama orang yang baru dikenalnya karena tidak fokus saat perkenalan terjadi.

Ada dua bentuk utama dalam hal melupakan:

  • Retroactive interference: Terjadi ketika informasi baru mengganggu ingatan lama, misalnya ketika password baru membuat kita lupa password lama.
  • Proactive interference: Terjadi ketika informasi lama mengganggu kemampuan mengingat informasi baru. Misalnya, kita terus menerus salah mengetik password baru karena terbiasa dengan yang lama.

Jenis-Jenis Memori

Ilustrasi kecerdasan

Ilustrasi Memori Otak. FOTO/iStokphoto

Setelah memahami proses ingatan terbentuk, kita pun perlu mengetahui bahwa ingatan juga terbagi menjadi beberapa jenis, yang masing-masing memiliki peran dan karakteristik unik.

Jenis-jenis ingatan ini bekerja sama untuk membantu kita memahami dan berinteraksi dengan dunia. Berikut adalah empat jenis memori utama.

1. Sensory Memory (Memori Sensorik)

Sensory memory adalah jenis memori yang memungkinkan kita menyimpan informasi dari pancaindra sesaat setelah stimulasi berhenti.

Misalnya, ketika kita mendengar suara seseorang di keramaian atau merasakan sentuhan singkat di bahu, sensasi itu masih bisa kita ingat dalam hitungan detik meskipun stimulasinya sudah hilang.

Memori ini sangat singkat atau sekitar beberapa detik saja, tapi tetap berperan penting sebagai pintu masuk sebelum informasi berpindah ke sistem memori yang lebih lama.

Jika pengalaman sensorik tersebut sering berulang dan dihubungkan dengan informasi lain, ia bisa berpindah ke short-term memory atau bahkan long-term memory untuk penyimpanan yang lebih permanen.

Ada tiga jenis memori sensorik:

  • Iconic memory: Berdasarkan penglihatan
  • Echoic memory: Berdasarkan pendengaran
  • Haptic memory: Berdasarkan sentuhan

2. Short-term Memory (Memori Jangka Pendek)

Short-term memory atau memori jangka pendek adalah kemampuan otak untuk menyimpan informasi dalam waktu singkat, biasanya antara 15 hingga 30 detik.

Misalnya, ketika kita membaca satu baris kalimat atau mengingat beberapa digit angka sesaat sebelum menuliskannya, itulah saat short-term memory sedang bekerja. Memori ini juga sering disebut sebagai memori primer atau memori aktif.

Agar informasi tetap berada di short-term memory, diperlukan latihan atau pengulangan. Contohnya, kita terus mengulang nomor telepon dalam pikiran sampai sempat memasukkannya ke ponsel.

Namun, jika 10 menit kemudian diminta mengingat kembali nomor tersebut, kita mungkin sudah lupa. Artinya, tanpa dipindahkan ke memori jangka panjang, informasi di short-term memory mudah hilang.

Header HMS 9

Ilustrasi Memori Otak. foto/Istockphoto

3. Working Memory (Memori Kerja)

Working memory atau memori kerja adalah jenis memori yang memungkinkan seseorang menahan sejumlah kecil informasi untuk digunakan secara langsung.

Bisa diibaratkan seperti papan catatan sementara, seperti gambar atau kata-kata ditempel agar bisa dipindahkan dan dimanipulasi sesuai kebutuhan.

Memori kerja berperan penting dalam berbagai proses kognitif, termasuk belajar, memecahkan masalah, hingga membuat keputusan.

Dengan menyimpan detail-detail yang belum sempat masuk ke memori jangka panjang, memori kerja membantu otak tetap siap menggunakan informasi tersebut dalam situasi sehari-hari.

Contoh penggunaan working memory dapat terlihat dalam aktivitas sederhana maupun kompleks. Misalnya, saat memahami kalimat panjang, kita harus mengingat bagian awal untuk memahami makna di akhir.

Saat menghitung angka di kepala, kita perlu menahan satu angka sambil memproses angka berikutnya. Bahkan dalam percakapan, kita menggunakan memori kerja untuk mengingat kata-kata yang baru saja diucapkan agar dapat merespons dengan tepat.

Pentingnya memori kerja terlihat jelas dalam mendukung pembelajaran, memahami konsep baru, dan mengambil keputusan. Namun, kapasitasnya berbeda pada setiap orang sehingga berpengaruh juga terhadap kemampuan belajar atau melakukan berbagai hal dalam kehidupan.

4. Long-term Memory (Memori Jangka Panjang)

Long-term memory adalah tempat penyimpanan utama bagi sebagian besar pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan kita. Setiap informasi yang bisa diingat lebih dari 30 detik umumnya sudah masuk ke kategori long-term memory.

Di sini, otak menyimpan hal-hal sederhana, mulai dari nama teman hingga informasi penting seperti alamat rumah, pelajaran sekolah, atau momen emosional yang berkesan.

Tidak seperti short-term memory, kapasitas long-term memory hampir tidak terbatas, baik dari segi jumlah maupun durasi penyimpanan. Ingatan di dalamnya bisa bertahan selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Long-term memory terbagi lagi dalam dua jenis:

  • Explicit Long-term Memory
Explicit memory adalah memori yang kita bentuk dan akses secara sadar. Ketika kita sengaja mengingat tanggal ulang tahun sahabat, nomor telepon, atau detail peristiwa tertentu, kita sedang menggunakan explicit memory.

Jenis memori ini juga mencakup pengetahuan faktual dan pengalaman hidup yang kita sadari, misalnya mengingat acara kelulusan atau pelajaran di sekolah.

Explicit memory terbagi menjadi dua bagian, yaitu episodic memory (kenangan tentang pengalaman pribadi, seperti pertama kali naik sepeda) dan semantic memory (pengetahuan umum atau fakta yang kita kumpulkan sepanjang hidup).

Di sisi lain, explicit memory rentan terhadap gangguan, misalnya pada penderita Alzheimer yang kesulitan mengingat fakta dan peristiwa masa lalu.

  • Implicit Long-term Memory
Berbeda dengan explicit memory, implicit memory terbentuk dan digunakan secara tidak sadar. Kita tidak perlu berusaha keras untuk membentuknya, dan ingatan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku dan kebiasaan sehari-hari.

Contoh paling jelas adalah keterampilan motorik, seperti berjalan, berenang, atau bersepeda. Sekali dipelajari, keterampilan ini akan tetap tersimpan bahkan setelah bertahun-tahun tidak digunakan.

Implicit memory membuat kita bisa melakukan aktivitas secara otomatis tanpa harus memikirkan langkah-langkah detailnya. Misalnya, seseorang yang sudah lama tidak mengendarai sepeda tetap bisa mengayuh dengan baik ketika mencobanya lagi.

Dengan kata lain, implicit memory adalah "memori otot" yang mendukung rutinitas sehari-hari tanpa kita sadari secara penuh.

Demikian penjelasan terkait proses ingatan terbentuk. Memahami bagaimana ingatan tercipta serta jenis-jenis memori yang ada memberi kita gambaran betapa luar biasanya kerja otak manusia.

Tertarik dengan informasi seputar memori? Klik tautan di bawah untuk mengetahui lebih jauh tentang cara kerja otak manusia, mulai dari memori hingga tips meningkatkan daya ingat:

Kumpulan Artikel tentang Otak Manusia

Baca juga artikel terkait OTAK MANUSIA atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - GWS
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani