tirto.id - Penyakit Alzheimer dikenal sebagai penyakit yang mengakibatkan penurunan kinerja otak atau demensia. Penyakit neurologis ini umumnya memengaruhi orang-orang berusia lanjut dan dapat dikenali dengan gejala tertentu.
Saat ini, ada sekitar 46,8 juta orang di seluruh dunia yang menderita penyakit Alzheimer. Menurut Alzheimer's Indonesia, setidaknya setiap 3 detik ada 1 orang di dunia yang mengalami demensia.
Kasus Alzheimer dan demensia di Indonesia cukup tinggi. Pada tahun 2016 penyakit ini diderita oleh 1,2 juta orang Indonesia, kemudian diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan 4 juta pada 2050.
Alzheimer merupakan penyakit yang berbahaya.Alzheimer's News Today mengklaim bahwa persentase kematian akibat Alzheimer sejak tahun 2000 meningkat hingga 89 persen.
Bahkan, di Amerika Serikat, kasus kematian akibat Alzheimer lebih tinggi dibandingkan total kematian karena kanker payudara dan kanker prostat.
Apa Itu Penyakit Alzheimer?
Penyakit alzheimer adalah penyakit neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati. Melansir Mayo Clinic, Alzheimer merupakan penyebab paling umum kondisi demensia.
Sekitar 50 juta orang di dunia karena demensia, 60 hingga 70 persen diantaranya memiliki penyakit Alzheimer. Demensia sendiri adalah penurunan kemampuan individu dalam berpikir, berperilaku, bahkan berfungsi secara mandiri.
Kondisi tersebut biasanya memengaruhi lansia yang berusia di atas 65 tahun. Kendati demikian, penyakit Alzheimer juga bisa menyerang individu yang lebih muda, yaitu berusia di bawah 65 tahun. Meskipun kasus Alzheimer di seluruh dunia tergolong besar, namun Alzheimer sendiri bukan tanda normal dari penuaan.
Rata-rata, penderita Alzheimer akan hidup antara 4 hingga 8 tahun setelah diagnosis. Namun, ada juga penderita yang bisa bertahan hingga 20 tahun yang dipengaruhi berbagai faktor.
Gejala Penyakit Alzheimer
Alzheimer's Association mengungkapkan bahwa Alzheimer adalah penyakit progresif. Artinya, penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang semakin memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
Alzheimer tahap awal akan dimulai dengan kehilangan memori ringan. Sedangkan, Alzheimer akhir ditandai dengan hilangnya kemampuan penderita untuk melakukan percakapan hingga merespons lingkungan mereka.
Perubahan kinderja otak terkait penyakit Alzheimer bisa menyebabkan seseorang mengembangkan sejumlah gejala. Berikut beberapa gejala Alzheimer seperti yang dikutip dari Mayo Clinic:
- Kehilangan memori ringan misalnya mengulangi penyataan, melupakan janji temu, lupa atau salah menaruh barang.
- Kehilangan memori sedang hingga berat, tersesat di tempat yang biasa dilalui, lupa nama anggota keluarga, kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan objek.
- Kesulitan berkonsentrasi dan berpikir, terutama tentang konsep abstrak seperti angka.
- Kesulitan membuat keputusan yang masuk akal, misalnya tidak tahu cara mengenakan jas hujan atau membiarkan makanan gosong di atas kompor.
- Kesulitan melakukan tugas rutin, misalnya mandi, berpakaian, berbelanja.
- Perubahan perilaku, seperti depresi, perubahan suasana hati, mudah marah, apatis, sulit percaya dengan orang lain, delusi, perubahan kebiasan tidur, hingga menarik diri secara sosial.
Penyebab Penyakit Alzheimer
Menurut Alzheimer's Association otak manusia setidaknya memiliki 100 miliar neuron atau sel saraf. Setiap sel terhubung dengan sel lain dan membentuk jaringan komunikasi.
Setiap sel-sel di otak memiliki tugas yang berbeda-beda, ada yang bertugas untuk berpikir, belajar dan mengingat.
Ketika menjalankan tugasnya, seluruh sel otak bekerja seperti sebuah sistem. Ada yang menerima energi, membangun peralatan, membuang limbah, hingga memproses dan menyimpan informasi.
Setiap fungsi sel saling membutuhkan satu sama lain, sehingga setiap sel dapat terganggu kinerjanya apabila salah satu sel tidak berfungsi.
Banyak ilmuwan yang percaya bahwa Alzheimer terjadi akibat kerusakan salah satu sel di dalam otak. Hal ini mengakibatkan gangguan pada sistem, yang mengakibatkan sel-sel lain mengalami masalah.
Seiring dengan berjalannya waktu, kerusakan sel menyebar hingga pada suatu titik kehilangan kemampuannya untuk menjalankan tugas mereka. Sel-sel yang rusak akibatnya mati dan menyebabkan perubahan permanen di otak.
Apakah Alzheimer Bisa Disembuhkan?
Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan obat untuk Alzheimer. Menurut National Health Service (NHS), obat yang tersedia saat ini hanya digunakan untuk menghambat dan mengurangi gejala Alzheimer sementara.
Salah satu obat-obatan yang diresepkan untuk pengguna Alzheimer adalah asetilkolinesterase (AChE). Obat ini berfungsi untuk meningkatkan kadar asetilkolin, yaitu sebuah zat di otak yang membantu sel-sel saraf berkomunikasi satu sama lain.
Selain itu, penderita Alzheimer biasanya akan direkomendasikan oleh dokter terapi dan perawatan lain yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Misalnya dengan terapi stimulasi kognitif, terapi okupasi, dan rehabilitasi kognitif.
Editor: Yantina Debora