Menuju konten utama

10 Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak, Anda Bisa Menghindarinya

Kenali 10 kebiasaan yang bisa merusak kesehatan otak, seperti kurang tidur hingga malas bergerak. Simak berikut selengkapnya agar otak tetap sehat.

10 Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak, Anda Bisa Menghindarinya
kelelahan bekerja di malam hari di kantor. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Tahukah Anda bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele ternyata dapat berdampak buruk pada kesehatan otak?

Mulai dari pola tidur yang buruk hingga kebiasaan merokok. Kebiasaan ini memiliki dampak negatif pada fungsi otak. Berikut beberapa kebiasaan yang bisa merusak otak yang bisa dihindari.

Otak adalah organ vital yang mengandung milyaran sel saraf sebagai pusat pengendali semua aktivitas tubuh manusia, termasuk pikiran, emosi, perilaku, gerakan, hingga sensasi.

Menurut Mayo Clinic, sistem saraf yang rumit menghubungkan otak dengan seluruh tubuh, sehingga komunikasi dapat terjadi dalam hitungan detik.

Otak terletak di dalam rongga tengkorak, yang melindungi milyaran sel saraf. Organ ini terdiri dari beberapa bagian, dimana setiap bagian memiliki peran penting dalam fungsi tubuh.

Otak terdiri dari tiga bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem).

Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak yang bertanggung jawab atas fungsi berpikir, ingatan, emosi dan pengambilan keputusan.

Sedangkan otak kecil, berperan untuk menjaga keseimbangan, koordinasi, dan gerakan tubuh. Sementara itu, batang otak menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang dan mengatur fungsi vital seperti pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah.

Apa Tanda-Tanda Otak Rusak?

ILustrasi malas bekerja

Pekerja kantoran frustrasi bersandar di meja. FOTO/iStockphoto

Kerusakan pada salah satu bagian otak dapat mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.

Adapun ciri-ciri otak rusak seringkali sulit dikenali pada tahap awal, namun bisa meliputi gangguan memori, kesulitan konsentrasi, perubahan perilaku, hingga kehilangan koordinasi tubuh.

Kerusakan tersebut terjadi ketika sel otak mengalami disfungsi atau kematian akibat kurangnya pasokan oksigen, paparan zat berbahaya, atau stres kronis.

Selain itu, kerusakan otak dapat menimbulkan berbagai gejala yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Kehilangan kesadaran atau pingsan dapat menjadi indikasi adanya kerusakan pada sel otak. Gangguan memori, seperti kesulitan mengingat informasi baru atau peristiwa yang telah terjadi juga sering kali menjadi tanda kerusakan otak.

Ketika Anda merasa kesulitan dalam berbicara atau memahami bahasa, ada indikasi kerusakan otak yang mengatur fungsi bahasa.

Perubahan kemampuan melihat, seperti penglihatan tiba-tiba kabur atau ganda, bisa menjadi salah satu ciri-ciri otak rusak.

Tak hanya itu, perubahan perilaku seperti mudah marah, depresi, atau perubahan kepribadian lainnya, dapat mengindikasikan adanya kerusakan pada otak.

Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak

Kebiasaan buruk seperti kurang tidur dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak sel otak, yang pada akhirnya berdampak pada fungsi kognitif dan emosional.

1. Kurang Tidur

ilustrasi insomnia
Seorang pria menderita insomnia dan sleep disorder. FOTO/iStock

Kebiasaan begadang atau kurang tidur dapat mengganggu kemampuan otak dalam mengingat dan berpikir, serta meningkatkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer, demikian dikutip laman Cleveland Clinic.

Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam untuk mendukung fungsi otak yang optimal. Penting juga untuk mengatasi gangguan tidur seperti sleep apnea, sehingga tidur Anda lebih berkualitas.

2. Merokok

Ilustrasi dilarang merokok
Ilustrasi dilarang merokok. FOTO/Istockkphoto

Medical News Today menulis, merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak sel otak. Merokok dapat meningkatkan risiko penipisan di bagian korteks otak, yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, mengingat, bahasa, dan persepsi.

Tak hanya itu, merokok dapat merusak pembuluh darah yang menyebabkan peradangan kronis dan stroke. Orang yang merokok juga memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk mengalami demensia.

Berhenti merokok merupakan satu-satunya cara untuk melindungi kesehatan otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

3. Kurang Bersosialisasi

 Ilustrasi Red Flag
Ilustrasi Red Flag. foto/Istockphoto

Siapa sangka ternyata kurangnya interaksi sosial dapat mempengaruhi kesehatan otak dan meningkatkan risiko penurunan kognitif.

Dilansir dari Premier Neurology Center, jika Anda terlalu banyak menyendiri, otak tidak mendapat rangsangan yang cukup sehingga mudah terkena depresi, kecemasan, dan bahkan demensia.

Mulailah menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga secara teratur agar otak bisa mendapatkan rangsangan dari interaksi sosial.

4. Malas Bergerak

ILustrasi malas bekerja
Ilustrasi malas bekerja. FOTO/iStockphoto

Malas bergerak alias mager adalah salah satu kebiasaan buruk yang dapat merusak sel otak. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan fungsi otak.

Lakukan olahraga secara rutin, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, berlari, atau bersepeda, untuk meningkatkan aliran darah ke otak.

5. Makan Berlebihan

Ilustrasi Emotional Eating
Ilustrasi Emotional Eating. foto/istockphoto

Makan terlalu banyak dapat menjadi salah satu penyebab kerusakan otak. Makan berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif dan mempercepat proses penuaan otak.

Terkait hal ini, Mayo Clinic juga menerangkan bahwa makan terlalu banyak dapat melipatgandakan risiko kehilangan ingatan pada orang berusia 70 tahun ke atas.

Sebaiknya makan secukupnya dan mulai mengonsumsi makanan sehat untuk menjaga kesehatan otak Anda.

6. Makan Terlalu Banyak Junkfood

Restoran cepat saji
Makanan di restoran cepat saji (Getty Image)

Junkfood mengandung banyak gula dan kalori yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh dan mengganggu fungsi otak, yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan terjadinya demensia atau penurunan kognitif.

Mulai untuk makan makanan sehat dan mengurangi porsi junk food sedikit demi sedikit untuk melindungi otak Anda.

7. Menggunakan Earphone Berlebihan

Waspada Volume Musikmu
Ilustrasi Waspada Volume Musikmu [Foto/Shutterstock]

Mendengarkan musik menggunakan earphone mungkin merupakan salah satu cara untuk bersantai yang bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Namun, jika Anda mendengarkan musik melalui earphone dengan volume terlalu keras, pendengaran Anda bisa mengalami kerusakan. Bahkan, hanya dalam waktu 30 menit saja, paparan suara keras dapat merusak pendengaran.

Gunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan dengan suara keras dan batasi penggunaan headphone dengan volume tinggi.

8. Kurang Paparan Cahaya Matahari

Kurangnya paparan cahaya matahari dapat mempengaruhi produksi vitamin D, yang penting untuk kesehatan otak.

Luangkan waktu di luar ruangan setiap hari untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.

9. Berpikiran Negatif

Ilustrasi Kebisingan di Kantor
Ilustrasi kebisingan di kantor. Getty Images/iStockphoto

Berpikiran negatif adalah salah satu kebiasaan yang dapat merusak sel otak Anda. Bila Anda terus menerus stres dan cemas, hal itu akan mempengaruhi kesehatan mental Anda seperti mudah mengalami depresi, kecemasan, dan bahkan demensia.

Dilansir dari Premier Neurology Center, orang yang berkutat pada hal-hal negatif memiliki lebih banyak endapan amiloid dalam otak. Endapan inilah yang menjadi penyebab orang terkena penyakit Alzheimer.

Ubah kebiasaan buruk ini dengan selalu mencoba berpikiran positif terhadap segala sesuatunya, demi kesehatan otak Anda.

10. Mengabaikan Masalah Kesehatan

Kardiomiopati
kardiomiopati. foto/istockphoto

Mengabaikan masalah kesehatan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius di kemudian hari.

Misalnya, orang yang memiliki penyakit hipertensi, namun tidak diobati, kemungkinan besar akan memperburuk kondisinya dan bahkan dapat terkena penyakit demensia.

Jika Anda telah mengetahui atau bahkan memiliki gejala penyakit tertentu, segera konsultasikan dengan dokter untuk menjaga kesehatan Anda.

Menjaga kesehatan otak sangat penting untuk kualitas hidup yang optimal. Kebiasaan baik seperti tidur yang cukup, olahraga teratur, makan makanan bergizi, serta menghindari kebiasaan merusak otak seperti merokok, makan berlebihan, dan paparan suara keras dapat membantu melindungi dan meningkatkan fungsi otak.

Dengan menjalani gaya hidup sehat, Anda tidak hanya menjaga daya ingat dan konsentrasi, tetapi juga meminimalkan risiko gangguan kognitif di masa depan.

Ingatlah bahwa otak yang sehat adalah kunci untuk menjalani hidup yang produktif dan bahagia.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - GWS
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yulaika Ramadhani