tirto.id - Di kehidupan sering kali kita dihadapkan pada berbagai situasi bercabang yang membutuhkan keputusan.
Setiap keputusan yang dibuat akan memengaruhi hidup seseorang dalam berbagai aspek, yang mungkin tidak diketahui pada saat pengambilan keputusan.
Tak sedikit orang-orang yang mungkin merasa khawatir saat harus mengambil keputusan, dan perasaan tidak nyaman itu hanya berlangsung sementara.
Namun, ada kasus saat seseorang mengalami kekhawatiran dan ketakutan berlebih apabila mengambil keputusan yang salah.
Kondisi itu disebut sebagai decidophobia. Decidophobia didefinisikan sebagai ketakutan irasional dalam membuat keputusan.
Penderitanya bisa mengalami kecemasan yang begitu kuat sehingga dapat menyebabkan serangan panik. Seseorang yang mengalami serangan panik parah akibat decidophobia dapat mengalami peningkatan detak jantung, peningkatan frekuensi pernapasan, tekanan darah tinggi, ketegangan otot, gemetar, dan keringat berlebih.
Teori mengenai decidophobia sempat diperkenalkan oleh Filsuf Princeton Walter Kaufmann dalam bukunya tahun 1973 "Without Guilt and Justice."
Kaufman menyebutkan mengenai implikasi filosofis decidophobia, yakni kepatuhan berasal dari ketakutan universal untuk membuat keputusan yang sulit. Orang dengan kondisi ini mungkin secara aktif menghindari rasa takutnya sebagai upaya melindungi diri. Sayangnya, hal itu juga dapat memperburuk gejala decidophobia.
Gejala decidophobia
Hampir seperti fobia lainnya, kecemasan ekstrem menjadi gejala utama penderita decidophobia.
Penderita akan mengalami kecemasan ekstrem setiap kali dihadapkan oleh situasi yang membuatnya harus mengambil keputusan.
Dilansir dari Psych Time, selain kecemasan ekstrem decidophobia juga ditandai oleh beberapa gejala sebagai berikut:
- Selalu menghindari pengambilan keputusan
- Tidak dapat mengatasi kecemasan mereka
- Ketegangan otot, gemetar, dan berkeringat
- Bisa mengalami serangan panik
Penyebab decidophobia
Meskipun tidak ada penyebab pasti dalam berbicara fobia, para ahli berspekulasi bahwa itu mungkin berasal dari peristiwa traumatis.
Kondisi ini lebih berisiko dialami oleh seseorang mengalami peristiwa traumatis secara emosional dan memiliki genetik untuk mengembangkan penyakit mental. Kondisi tersebut lalu diperparah dengan kecenderungan seperti:
- Kehidupan orang lain akan terpengaruh secara signifikan oleh pilihan tersebut
- Terdapat tanggung jawab besar di dalamnya, seperti nyawa atau uang
- Ada rasa takut akan kehilangan
- Kurang percaya pada situasi
- Keputusan akan menimbulkan lebih banyak pekerjaan
- Ada tekanan dari orang-orang sekitar
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari