Menuju konten utama

Mengapa Anak Takut Matematika? Penyebab dan Cara Mengatasinya

Anak takut matematika, mengapa bisa terjadi? Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya?

Mengapa Anak Takut Matematika? Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi siswa mengerjakan soal matematika di papan tulis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Belajar matematika yang cenderung berkutat di sekitar angka dan rumus dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan bagi banyak siswa, dan hal ini dapat mengembangkan rasa takut dan stres tentang matematika itu sendiri.

Padahal konsep matematika sangat penting dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Kecemasan terhadap matematika disebabkan oleh banyak faktor. Mereka bisa merasa cemas karena tidak mendapatkan jawaban yang benar atau tidak memahami apa yang diajarkan.

Anak-anak juga mungkin merasa frustrasi dan kesal karena tidak berhasil dengan baik dalam matematika dan mungkin mengembangkan ketidaksukaan pada mata pelajaran tersebut, sehingga membuat matematika menjadi semakin sulit.

Dikutip dari Science Daily, sebuah studi tentang kecemasan matematika menunjukkan bagaimana beberapa orang mungkin berisiko lebih besar untuk takut pada matematika tidak hanya karena pengalaman negatif, tetapi juga karena risiko genetik yang terkait dengan kecemasan umum dan keterampilan matematika.

Dilansir Child Mind, penyebab lain kecemasan terhadap matematika mungkin karena anak-anak belum mengembangkan asosiasi positif dengan matematika sebelum mereka mulai sekolah, seperti yang mereka lakukan dengan membaca.

Orang tua lebih sering membaca bersama anaknya dibanding melakukan matematika.

Ketika anak-anak menjumpai matematika di sekolah, konsepnya seringkali benar-benar baru, dan satu-satunya persiapan yang akan mereka terima adalah pesan yang mungkin diambil dari orang lain, seperti gagasan bahwa matematika itu sangat sulit, atau anak perempuan tidak pandai matematika.

Sebagai orang tua, Anda harus bisa menangani atau mencegah kecemasan anak terhadap matematika.

Cara Mengatasi Anak Takut Matematika

Menurut laman Very Well Family, terdapat beberapa hal atau cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah kecemasan anak terhadap matematika. Berikut beberapa hal tersebut:

1. Mainkan game matematika

Baik bermain game matematika online, mengeluarkan beberapa game papan yang berpusat pada angka seperti Monopoli atau Double Shutter, maupun menggunakan beberapa peralatan dapur umum untuk bermain dengan angka, permainan game yang berorientasi pada matematika dan angka adalah cara terbaik untuk membuat matematika menyenangkan dan membuat anak-anak tertarik mengerjakan matematika.

2. Waspadai sikap Anda sendiri terhadap matematika

Pernahkah Anda mengatakan hal-hal seperti, "Saya tidak pandai matematika," atau "Saya hanya tidak suka matematika"?

Jika demikian, pertimbangkan untuk mengubah sikap ini, atau setidaknya tidak menyuarakan gagasan negatif tentang matematika dengan lantang.

Anak akan memperhatikan dan belajar dari orang tuanya, dan jika Anda mengungkapkan perasaan negatif tentang matematika daripada berbicara tentang kesenangan dan aspek penting dari matematika, maka itu bakal merugikan anak Anda.

3. Berlatih dengan anak

Dalam hal keterampilan matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, tidak ada yang mengalahkan latihan.

Mempelajari fakta perkalian adalah masalah pengeboran. Berlatih tabel perkalian bisa dilakukan kapan saja, baik dalam perjalanan ke sekolah, saat anak Anda mandi, atau tepat sebelum waktu cerita di malam hari.

Cetak lembar kerja matematika dan praktikkan mengerjakan soal matematika, buat hal-hal menyenangkan dan menantang dengan menggunakan pengatur waktu atau memberi anak hadiah untuk menyelesaikan masalah serta mempercepat penyelesaiannya.

4. Singkirkan pendapat tentang beberapa orang yang tidak pandai matematika

Ini adalah pesan yang sangat penting bagi anak perempuan, yang mungkin menangkap kesalahpahaman yang lazim di dunia saat ini bahwa anak laki-laki lebih baik dalam matematika daripada anak perempuan.

Sementara beberapa ahli telah menegaskan bahwa kesenjangan gender matematika tidak ada lagi, peneliti lain berpendapat bahwa itu ada.

Alasan perbedaan tersebut mungkin kompleks dan beragam, termasuk kegagalan orang tua dan pendidik untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak perempuan dalam matematika.

Selain itu, hilangkan juga tekanan sosial bagi anak perempuan untuk tidak berhasil dalam matematika, serta kegagalan orang tua dan guru untuk melihat kesulitan awal anak perempuan dengan matematika, karena hal ini bisa semakin memburuk seiring waktu.

5. Cari bantuan lebih awal

Untuk memastikan bahwa seorang anak laki-laki atau perempuan benar-benar memahami materi tersebut, guru dan orang tua harus membahas materi tersebut bersama anak, dan jika perlu, beri dia bantuan tambahan secepat mungkin.

6. Bantu anak menghilangkan kesalahan

Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan saat membantu anak mengembangkan keterampilan matematika, mempelajari pelajaran akademis dan kehidupan lainnya adalah meyakinkan bahwa kesalahan adalah sesuatu yang akan terjadi dan itu adalah kesempatan untuk belajar.

Jika Anda dapat membantu anak menempatkan kesalahan matematika ke dalam perspektif dan mengingatkannya, pada akhirnya cara ini akan membantunya belajar dan anak akan cenderung tidak mengembangkan kecemasan tentang matematika.

Baca juga artikel terkait MATEMATIKA atau tulisan lainnya dari Aditya Priyatna Darmawan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Aditya Priyatna Darmawan
Penulis: Aditya Priyatna Darmawan
Editor: Dhita Koesno