Menuju konten utama

12 Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia dan Profil Singkatnya

Berikut ini 12 nama pahlawan nasional Kemerdekaan Indonesia dan profil singkatnya, siapa saja mereka akan dibahas singkat di artikel ini.

12 Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia dan Profil Singkatnya
Soekarno dan Mohammad Hatta; 1949. FOTO/Istimewa

tirto.id - Gelar Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia diberikan bagi sejumlah tokoh yang berperan memperjuangkan kemerdekaan.

Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang yang sudah mempertaruhkan nyawa dalam membela negara

Menurut catatan Bank Indonesia, per 2021 sudah ada 191 nama Pahlawan Nasional Indonesia. Namun, jumlah tersebut bertambah lima lagi pada 2022 dan akan kembali bertambah jelang Hari Pahlawan 2023.

Biografi pahlawan nasional yang diangkat oleh Pemerintah Indonesia berasal dari berbagai latar belakang. Tak hanya itu, jenis perjuangan yang dilakukan para pahlawan juga berbeda-beda.

Mereka yang digelari sebagai pahlawan nasional tidak harus berjuang meraih kemerdekaan lewat kontak senjata.

Pasalnya, berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009, pahlawan nasional juga bisa diangkat dari kalangan intelektual yang pernah melahirkan gagasan dan pemikiran besar yang membangun bangsa.

Tak hanya itu, pahlawan nasional juga bisa merupakan tokoh-tokoh yang berprestasi dengan karya besar yang meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Contoh nama 10 pahlawan nasional, mulai yang berjasa di dalam memimpin peperangan ada Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Cut Nyak Dhien, Jenderal Sudirman, Kapten Pattimura, dan sebagainya.

Lalu, nama pahlawan nasional yang berkontribusi dalam membawa kemerdekaan, namun tidak melalui jalur perang, ada Ki Hajar Dewantara, R.A. Kartini, Otto Iskandar Dinata hingga Soekarno dan Hatta.

Daftar 12 Nama Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia

Sudah menjadi tradisi bagi Pemerintah RI untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada nama-nama baru jelang atau saat Hari Pahlawan Nasional.

Tentu nama-nama pahlawan nasional Indonesia akan terus bertambah setiap tahun. Namun, di antara nama-nama tersebut ada beberapa yang begitu terkenal karena jasanya yang begitu besar bagi kemerdekaan Indonesia.

Berikut ini ada 12 nama pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia:

1. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 1973. Pahlawan nasional asal Yogyakarta ini berjasa dalam memimpin pasukan melawan penjajah Belanda dalam Perang Jawa yang berlangsung pada 1825 - 1830.

Dikutip dari Sagimun dalam Pahlawan Dipanegara Berjuang (1957) perang tersebut terjadi karena penjajah yang terlalu ikut campur urusan internal Keraton Yogyakarta.

Belanda juga membebankan pajak yang begitu tinggi kepada rakyat sehingga rakyat kesulitan. Akibatnya, Pangeran Diponegoro memutuskan untuk melawan Belanda.

Meskipun Belanda lebih unggul dari segi jumlah dan persenjataan, Pangeran Diponegoro tak gentar membela rakyatnya. Ia menerapkan strategi gerilya yang membuat Belanda kewalahan.

Namun, pada 28 Maret 1830 Belanda melancarkan taktik licik untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Ia lantas diasingkan ke Manado dan Makassar hingga tutup usia pada 1855.

2. Pangeran Antasari

Pangeran Antasari juga merupakan Pahlawan Nasional Kemerdekaan. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 1986. Pangeran Antasari berjasa dalam memimpin pasukan di Perang Banjar melawan pemerintah Belanda.

Pada April 1859, Pangeran Antasari menyerang kawasan batu bara Pengaron yang dikuasai Belanda. Belanda yang merasa terancam dengan pergerakan Pangeran Antasari lantas memanggil bala bantuan dari Batavia.

Akibatnya, Pangeran Antasari yang sudah diangkat menjadi Sultan Banjar harus menerapkan strategi gerilya karena kalah jumlah pasukan. Selama perang berlangsung, kesehatan Pangeran Antasari menurun.

Ia kemudian meninggal dunia karena penyakit cacar dan paru-paru pada 11 Oktober 1862. Berkat jasanya membela rakyat dari penjajahan, Pangeran Antasari digelari status sebagai Pahlawan Nasional. Sosoknya juga diabadikan dalam uang rupiah pecahan Rp2.000 yang terbit pada 2009.

3. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berjenis kelamin perempuan. Pahlawan Nasional asal Aceh ini merupakan istri dari Pahlawan Nasional, Teuku Umar.

Cut Nyak Dhien ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 1964. Menurut Hafidz Muftisany dalam Inspirasi Pahlawan Indonesia (2023), Cut Nyak Dhien dijuluki sebagai "Ratu Perang Aceh."

Julukan tersebut disematkan kepada Cut Nyak Dhien karena kegigihannya melawan penjajah Belanda di Aceh. Cut Nyak Dhien begitu gigih melawan penjajah karena suami pertamanya gugur di tangan Belanda.

Kegigihannya membuahkan hasil, yang mana ia dan suami keduanya Teuku Umar berhasil merebut kampung halaman Cut Nyak Dhien. Sayangnya, setelah Teuku Umar tewas di tangan Belanda dan Cut Nyak Dhien semakin renta, pasukannya terus melemah.

Cut Nyak Dhien bahkan dikhianati oleh pengikutnya sendiri, yaitu Pang Laot sehingga ditangkap Belanda. Cut Nyak Dhien menghabiskan sisa hidupnya di pengasingan dan meninggal di Sumedang pada 1908.

4. Teuku Umar

Teuku Umar merupakan Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus suami dari Cut Nyak Dhien. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 1973.

Teuku Umar berjasa dalam menghimpun pasukan dalam perang gerilya di Aceh bersama Cut Nyak Dhien. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas dan tangguh.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Teuku Umar bahkan berhasil mengelabui Belanda dengan berpura-pura tunduk dan bersedia bekerja sama menangkap pasukan pemberontak.

Berkat taktiknya itu, ia berhasil memperoleh kepercayaan Belanda dan mendapatkan pasokan persenjatan untuk pasukannya. Teuku Umar meninggal dalam pertempuran di Meulaboh pada 1899.

5. Otto Iskandar Dinata

Otto Iskandar Dinata ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1973. Pahlawan Nasional Indonesia ini dijuluki sebagai "Si Jalak Harupat dari Bojongsoang."

Ia diangkat sebagai Menteri Negara pada kabinet pertama Indonesia pada 1945. Sosoknya banyak terlibat dalam upaya-upaya persiapan kemerdekaan yang bergabung dalam BPUPKI dan PPKI.

Otto Iskandar Dinata juga menjadi tokoh yang mempersiapkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Sosoknya dikenal lantang dan kritis terhadap pemerintah Belanda. Namun, akibat hal itu juga ia menjadi incaran pihak penjajah untuk dibunuh.

Berdasarkan catatan D. Yahya dalam Oto Iskandar Di Nata: The Untold Stories (2017) Otto Iskandar diculik oleh Laskar Hitam. Alasannya karena anggota laskar termakan desas-desus yang disebarkan oleh agen NICA bahwa ia adalah mata-mata Belanda.

Pada versi sejarah lainnya, Otto Iskandar dituduh menguasai uang senilai satu juta gulden dari Jepang. Namun tuduhan tersebut nyatanya tak terbukti.

Jenazah Otto tak ditemukan hingga saat ini, sehingga pemerintah terpaksa menetapkan tanggal 20 Desember 1945 sebagai hari kematian Otto.

6. Ki Hajar Dewantara

Pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia lainnya bernama Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1959.

Ia merupakan salah satu tokoh bangsa yang berjasa dalam memajukan bidang pendidikan Indonesia di masa pergerakan nasional. Ki Hajar Dewantara sangat aktif melawan penjajah Belanda lewat tulisan dan pendidikan.

Ia juga mendirikan lembaga pendidikan bernama Taman Siswa yang terbuka bagi kaum pribumi baik laki-laki maupun perempuan. Pemberian pendidikan kepada kaum pribumi ini sangat penting bagi generasi penerus yang membawa kemerdekaan Indonesia.

Bahkan berkat jasanya itu, hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, yaitu 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

7. Kapten Pattimura

Thomas Matulessy atau Kapten Pattimura merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Timur. Pemerintah Indonesia menetapkan Kapten Pattimura pada 1973.

Ia mendapat gelar pahlawan berkat jasanya dalam memimpin pasukan melawan Belanda yang menimbulkan kehancuran di Kepulauan Maluku. Belanda membuat rakyat Maluku melakukan kerja paksa dan memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Hal ini menyebabkan rakyat menderita. Inilah yang membuat Pattimura memutuskan untuk melawan. Ia lantas menyusun siasat menyerang Belanda berbekal pengetahuannya saat bergabung dinas militer bentukan Inggris.

Serangan dari pasukan Pattimura membuat Belanda kewalahan. Bahkan menurut David Matulessy dalam Pattimura-Pattimura Muda Bangkit Memenuhi Tuntutan Sejarah (1979) pasukan Pattimura berhasil menyikat habis pasukan Belanda dari yang sebelumnya 200 menjadi tinggal 30 orang saja..

Sayangnya, Kapten Pattimura dikhianati oleh rakyat Maluku sendiri, yaitu Pati Akon. Ia lantas ditangkap dan dihukum mati di tiang gantung pada 1817.

8. Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini juga merupakan Pahlawan Nasional Indonesia dari kaum wanita. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1964.

Kartini berjasa dalam memperjuangkan emansipasi wanita pribumi. Menggunakan statusnya sebagai kaum bangsawan, Kartini menyerukan betapa pentingnya memberi pendidikan yang sama bagi perempuan.

Pasalnya, pada zaman penjajahan Belanda, perempuan pribumi tidak punya hak untuk menempuh pendidikan. Oleh karena itu, ia mendirikan sekolah khusus perempuan pertama di Jawa pada 1913.

Ia juga banyak bercerita dan berdiskusi tentang kondisi perempuan di Jawa kepada sahabat penanya di Belanda melalui surat.

Surat-surat Kartini yang penuh dengan pemikiran-pemikirannya yang modern diabadikan dalam sebuah buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

9. Jenderal Sudirman

Jenderal Sudirman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia pada 1964. Tokoh nasional asal Probolinggo itu merupakan Pahlawan Nasional termuda di Indonesia.

Jenderal Sudirman berjasa dalam pemimpin pasukan di era Revolusi Kemerdekaan. Masih menurut Kemendikbud, Jenderal Sudirman berperan dalam melucuti senjata Jepang, memimpin Pertempuran Ambarawa, hingga melakukan reorganisasi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Saat melancarkan taktik perang gerilya, Jenderal Sudirman sedang dalam keadaan sakit tuberkulosis. Hal tersebut menyebabkan paru-parunya hanya berfungsi sebelah.

Ia meninggal pada usia yang masih muda, yaitu 34 tahun pada 1950 karena penyakitnya semakin parah. Namun, berkat jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ia mendapat gelar sebagai pahlawan nasional.

Tak hanya itu, nama Jenderal Sudirman juga diabadikan di jalan-jalan protokol berbagai kota.

10. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol mendapat gelarnya sebagai pahlawan nasional pada November 1973. Ia merupakan seorang ulama sekaligus pejuang kemerdekaan yang berasal dari Sumatera Barat.

Imam Bonjol berjasa dalam memimpin perang besar di Indonesia, yaitu Perang Paderi. Ia membela rakyat Minangkabau dari dominasi kekuasan kolonial yang menimbulkan kesengsaraan.

Namun, karena perjuangannya itu, Imam Bonjol ditangkap Belanda pada 1837 dan diasingkan ke Cianjur Jawa Barat. Imam Bonjol berhasil diringkus karena strategi licik Belanda yang berdalih mengajak pihak Imam Bonjol untuk berunding.

Ia menghabiskan sisa hidupnya di tanah pengasingan dan meninggal dunia pada 1864 saat berusia 70 tahun.

11. Soekarno

Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia lainnya adalah Soekarno. Tak hanya menjadi pahlawan nasional, Soekarno juga bergelar sebagai presiden pertama Indonesia.

Soekarno dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 2012. Ia dijuluki sebagai "Bapak Proklamator" karena memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Tak hanya itu, Soekarno juga merupakan salah satu tokoh yang berjasa dalam mendirikan Indonesia. Ia juga terlibat dalam persiapan kemerdekaan yang membahas dasar negara Indonesia.

Soekarno juga terlibat aktif dalam upaya diplomasi dan menjalin persahabatan dengan negara-negara lain sehingga kedaulatan Indonesia diakui internasional.

Di akhir masa hidupnya, Soekarno diasingkan dan menjadi tahanan politik di Pemerintahan Orde Baru. Soekarno meninggal pada 1970 karena gangguan ginjal dan jasadnya dimakamkan di Blitar.

12. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang mendapat gelarnya pada 2012. Ia berjasa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Ia juga merupakan salah satu dathe founding fathers yang merumuskan dasar negara Indonesia. Bersama Soekarno, Mohammad Hatta memimpin Indonesia sebagai wakil presiden pertama.

Mohammad Hatta juga memperoleh gelar sebagai "Bapak Koperasi." Dikutip dari Kementerian Koperasi dan UMK, julukan ini diberikan berkat kontribusi Bung Hatta dalam menerbitkan karya ilmiah tentang ekonomi dan koperasi.

Bahkan salah satu bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971) menjadi buku wajib bagi pembelajaran ekonomi dan koperasi.

Baca juga artikel terkait BIOGRAFI PAHLAWAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno