tirto.id - Mohammad Hatta alias Mohammad Athar alias Bung Hatta adalah Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, sekaligus Wakil Presiden Pertama dan terlama (1945-1956).
Setelah lulus dari Handels Hogeschool, Rotterdam, Negeri Belanda, Hatta pernah sebentar bekerja pada pamannya, Mak Etek. Saudagar kaya raya yang ikut membiayai kuliah di Belanda selama 11 tahun.
Selama kuliah, Hatta aktif di Perhimpunan Indonesia. Di mana Hatta nyaris dipenjara karena kegiatan politiknya. Sebelum dibebaskan, Hatta membcakan pleidoinya, Indonesia Merdeka.
Hatta mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia, pada 1932, yang dikenal sebagai PNI Baru bersama Sjahrir. Keduanya lalu diasingkan ke Boven Digoel dan Banda Naira, dari 1934 hingga 1942.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia, Hatta dijadikan penasehat militer Jepang. Hatta termasuk dalam Empat Serangkai pimpinan Poesat Tenaga Ra'jat (Poetera). Hatta juga turut serta Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Hatta ikut merumuskan teks Proklamasi setelah Jepang kalah. Setelah Republik Indonesia berdiri, Hatta menjadi Wakil Presiden.
Sempat juga dia merangkap Perdana Menteri dari tahun 1948 hingga 1950. Selain dikenal sebagai politisi, Hatta dikenal sebagai ekonom dan penulis.
Dia pernah menulis buku pemikiran, Alam Pikiran Yunani (1941). Setelah tidak menjadi presiden dia pernah mengajar ekonomi di beberapa kampus. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi dan pendiri Palang Merah Indonesia. Soal buku, Hatta jelas seorang kolektor. Di tahun 1942 saja dia sudah punya 16 peti buku.
Quote-Quote Mohammad Hatta
1. "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita."
2. "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."
3. "Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat."
4. "Apa yang dilakukan oleh orang setelah mendengar suatu khotbah jauh lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang khotbah itu."
5. "Memang benar pepatah Jerman: 'Der Mensch ist, war es iszt', artinya: 'sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan'."
6. "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki."
7. "Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran."
8. "Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri."
9. "Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain."
10. "Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai."
11. "Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan."
12. "Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita."
13. "Agar persatuan dan kepedulian tak semakin pudar, teruslah menjunjung tinggi sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia."
14. "Kita boleh merdeka secara fisik, tapi kita masih perlu usaha keras buat mewujudkan manusia bermental baja guna meraih cita-cita bangsa."
15. "Akan ada satu masa ketika kita harus melawan saudara bangsa sendiri, melawan KKN dan pemberontakan dalam negeri."
16. "Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani."
17. "Kita masih terus berjuang jadi tuan rumah di negeri sendiri, tanyakan pada diri, "apa yang sudah saya berikan untuk bangsa ini?"
18. "Kita butuh waktu untuk berkontemplasi buat memetik pesan dari apa yang telah dibaca."
19. "Tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata."
20. "Dasar kekeluargaan itulah dasar hubungan istimewa pada koperasi. Disini tidak ada majikan dan buruh, melainkan usaha bersama diantara mereka yang sama kepentingan dan tujuannya."
21. "Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna."
22. "Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan dimana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu."
23. "Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia (pahlawan) melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka."
24. "Koperasi juga bisa mendidik toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama. Dengan demikian, koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa."
25. "Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan."
Editor: Iswara N Raditya