tirto.id - Pewarna alami tekstil dan pewarna buatan (sintetis) merupakan dua jenis utama pewarna tekstil. Pewarna alami berasal dari tumbuhan, hewan, atau mineral yang dapat menghasilkan warna-warna khas dan ramah lingkungan. Sementara itu, pewarna buatan dibuat melalui proses kimia dan biasanya memiliki warna yang lebih tajam serta tahan lama.
Pewarnaan tekstil, terutama dengan menggunakan pewarna alami tekstil, sangat penting jika produk tersebut akan dipasarkan. Warna yang menarik akan meningkatkan nilai jual dan daya tarik produk di mata konsumen. Dengan begitu, kerajinan tekstil yang diwarnai dengan baik memiliki peluang lebih besar untuk laku di pasaran.
Kerajinan tekstil dibuat dari bahan berserat yang diolah menjadi benang, lalu dirajut atau ditenun menjadi kain. Kain tersebut digunakan untuk membuat busana dan produk kerajinan lainnya. Contoh kerajinan tekstil terkenal adalah kain batik, yang proses pewarnaannya bisa menggunakan pewarna alami tekstil maupun pewarna buatan seperti naphtol dan indigosol.
Jenis Pewarna Tekstil
Salah satu unsur yang menjadikan keindahan tekstil adalah unsur warna. Teknik pewarnaan pada ragam tekstil yang tidak monoton dengan menggunakan contoh pewarna tekstil dapat membuat produk kerajinan tekstil lebih menarik dan variatif.
Bahan tekstil dapat diberi warna, baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda.
Jenis Pewarna Alami untuk Tekstil
Pewarna alami untuk kain berasal dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu, dan kayu, sedangkan pewarna buatan terbuat dari bahan kimia.Dalam buku Seni Rupa (2020) yang ditulis Kirno Widarso, dijelaskan macam-macam bahan pewarna pada tekstil, baik yang alami maupun buatan.
Jenis Pewarna Buatan untuk Tekstil
Pewarna buatan untuk tekstil merupakan zat pewarna yang dibuat dari bahan kimia sintetis melalui proses industri. Contoh pewarna buatan ini dirancang untuk menghasilkan warna yang lebih tahan lama, cerah, dan resisten terhadap pencucian maupun sinar matahari dibanding pewarna alami.12 Contoh Pemakaian Pewarna Alami Tekstil dan Buatan
Contoh pemakaian pewarna alami dan buatan pada tekstil sangat beragam, tergantung pada jenis bahan dan teknik pewarnaan yang digunakan. Berikut ini adalah beberapa contoh pemakaian pewarna alami dan buatan untuk tekstil, sebagai berikut:
Contoh Pemakaian Pewarna Alami pada Tekstil
Pewarna alami banyak digunakan dalam proses pewarnaan tekstil tradisional. Contoh pemakaiannya dapat dilihat pada bahan-bahan alami sebagai berikut:1. Kunyit (Curcuma Domestica)
Kunyit merupakan pewarna alami yang menghasilkan warna kuning. Proses pembuatannya dengan cara diparut, kemudian diperas untuk menghasilkan cairan berwarna kuning.2. Kayu Tinggi (Saga)
Kayu tinggi menghasilkan warna merah dan hitam. Caranya adalah dengan mengolah kulit kayu dan getahnya.3. Kesumba
Kesumba menghasilkan warna merah atau kuning dengan cara mengolah bijinya.4. Tarum atau Tom (Indigofera Tinctoria)
Tarum menghasilkan warna biru dengan cara merendam daunnya. Air rendaman itu dapat digunakan sebagai bahan pewarna tekstil.5. Pinang (Areca Catechu)
Pinang yang sudah tua mampu menghasilkan warna alami dengan mengolah bijinya.6. Suji (Dracaena Angustifolia)
Suji dapat menghasilkan warna hijau melalui proses pengolahan dengan cara ditumbuk.7. Kulit Manggis (Garcinia Mangostana)
Warna yang dihasilkan dari kulit manggis adalah merah, biru, dan ungu. Cara adalah dengan menumbuk halus kulit manggis hingga menjadi bubuk, lalu direndam dengan etanol dan dikeringkan.8. Akar Mengkudu (Morinda Citrifolia)
Warna yang dihasilkan akar Mengkudu adalah merah kecoklatan. Cara pembuatannya adalah dengan merendam dan menumbuk akarnya.9. Getah Gambir
Warna yang dihasilkan getah gambir adalah warna kecoklatan dan merah tua. Cara memperolehnya adalah dengan mengeringkan getah gambir dari ekstrak perasan daun dan tumbuhannya.10. Daun Jati (Tectona Grandis)
Warna yang dihasilkan daun jati adalah merah kecoklatan. Cara memprosesnya adalah dengan menumbuk daun jati muda untuk diambil getahnya.11. Angsana
Warna yang dihasilkan oleh kayu angsana adalah warna merah. Selain itu, daunnya juga dapat menghasilkan warna coklat.12. Tanaman Jarak
Warna yang dihasilkan dari tanaman jarak adalah warna hijau yang diambil dari daunnya.Contoh Pemakaian Pewarna Buatan pada Tekstil
Pewarna buatan sering digunakan untuk memberikan warna yang tajam dan tahan lama pada tekstil. Contoh pemakaiannya dapat ditemukan dalam bahan-bahan sebagai berikut.1. Napthol
Zat warna napthol berasal dari napthol sebagai komponen dasar dan garam diazonium atau garam napthol sebagai komponen tambahan. Pewarna ini digunakan dengan teknik celup.2. Indigosol
Zat warna indigosol memiliki ciri tidak mudah luntur. Warnanya merata dan cerah.Proses pewarnaannya bisa dengan dicelup atau dicolet. Warna akan muncul setelah ditambahkan natrium nitrit atau asam sulfat.
3. Warna Rapit
Zat warna rapit yang digunakan untuk coletan biasanya adalah jenis rapit fast. Zat warna rapit merupakan komponen campuran dari warna napthol dan garam diazonium yang distabilkan. Rapit yang banyak dipakai adalah warna merah.4. Zat Warna Pigmen
Zat warna pigmen merupakan unsur pengikat yang membantu menguatkan zat warna dengan serat. Zat warna pigmen biasanya digunakan untuk cetak saring dan kurang cocok digunakan pada teknik celup.5. Cat Tekstil
Cat tekstil berbahan dasar air. Cat ini khusus digunakan untuk melukis di atas kain. Misalnya, melukis tas kain, t-shirt, hingga sepatu kain.Setelah cat kering, kain yang diwarnai harus disetrika. Dalam proses penyetrikaan, harus ada lapisan di atas kain. Jadi, setrika tidak langsung mengenai cat.
6. Cat Akrilik
Cat akrilik biasa dipakai untuk melukis. Bahan dasarnya adalah plastik polietilen sehingga cepat mengeras dan cepat kering. Penggunaannya biasanya dicampur dengan air.7. Remazol
Remazol adalah jenis pewarna reaktif yang bisa membentuk ikatan kimia dengan serat kain, terutama katun dan rayon. Proses pewarnaannya dilakukan pada suhu sedang dengan bantuan bahan pengikat. Warna yang dihasilkan cerah, merata, dan tahan terhadap pencucian.8. Direct Dye
Direct dye atau pewarna langsung dapat digunakan langsung pada serat selulosa seperti kapas tanpa memerlukan mordant (zat pengikat). Pewarna ini mudah digunakan, namun memiliki ketahanan luntur yang lebih rendah dibanding pewarna reaktif. Cocok untuk tekstil rumah tangga seperti handuk atau taplak meja.9. Reactive Dye
Reactive dye bekerja dengan cara membentuk ikatan kovalen langsung dengan serat kain, terutama kapas dan linen. Pewarna ini sangat tahan terhadap pencucian dan cahaya, sehingga warnanya awet. Biasanya digunakan dalam industri tekstil skala besar karena hasilnya berkualitas tinggi.10. Acid Dye
Acid dye cocok untuk mewarnai serat seperti wol, sutra, dan nilon. Pewarna ini bekerja dalam larutan asam dan menghasilkan warna-warna cerah. Daya serap terhadap serat sangat baik, namun perlu hati-hati karena bisa menyebabkan perubahan tekstur jika tidak dikontrol.11. Basic Dye (Cationic Dye)
Basic dye memberikan warna yang sangat terang dan cemerlang, namun umumnya digunakan pada serat sintetis seperti akrilik. Pewarna ini memiliki afinitas tinggi terhadap bahan bermuatan negatif. Ketahanan luntur terhadap cahaya cenderung baik, tetapi terhadap pencucian masih perlu peningkatan.12. Disperse Dye
Disperse dye dikhususkan untuk mewarnai serat sintetis seperti poliester dan asetat. Karena tidak larut dalam air, pewarna ini memerlukan proses dispersi dalam medium tertentu. Warna yang dihasilkan tahan lama dan tidak mudah luntur, cocok untuk pakaian olahraga atau tekstil luar ruang.Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Abdul Hadi
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono
Masuk tirto.id






































