Menuju konten utama

Trump Kena Gangguan Pembuluh Darah, Ini Penjelasan Gedung Putih

Kondisi terkini Presiden AS, Donald Trump, yang didiagnosis insufisiensi vena kronis setelah jalani serangkaian pemeriksaan.

Trump Kena Gangguan Pembuluh Darah, Ini Penjelasan Gedung Putih
Presiden AS Donald Trump memberikan pidato pada pengarahan pemulihan pasca Badai Helene di hanggar Bandara Regional Asheville di Fletcher, North Carolina, pada 24 Januari 2025. Trump mengatakan ia mungkin akan "menyingkirkan FEMA," jika dianggap perlu. Badan Penanggulangan Bencana Federal Badan Penanggulangan Bencana (FEMA) bertugas mengoordinasikan respons terhadap bencana. (Foto oleh Mandel NGAN / AFP)

tirto.id - Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Donald Trump didiagnosis penyakit insufisiensi vena kronis pada Kamis (17/2025) lalu. Penyakit ini menyebabkan memar di tangan dan pembengkakan pada kakinya.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengungkapkan bahwa Trump yang saat ini berusia 79 tahun telah menjalani USG pada kakinya. Dari pemeriksaan, ia tidak memiliki komplikasi dari kondisi tersebut.

Trump Sakit Apa dan Bagaimana Kondisinya?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump didiagnosis menderita gangguan pada pembuluh darah. Hal itu ditandai dengan memar pada tangan dan pembengkakan kaki.

Ia kemudian menjalani tes untuk memeriksa pembengkakan tersebut, meliputi studi vaskular diagnostik dan USG kakinya. Diagnosis mengatakan bahwa Trump menderita insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency/CVI).

Dikutip dari TIME, insufisiensi vena kronis memengaruhi lebih dari 25 juta orang dewasa di AS. Ini adalah salah satu diagnosis paling umum yang dilihat Dr. Ali Azizzadeh, profesor dan direktur bedah vaskular di Cedars-Sinai Medical Center dan direktur asosiasi Smidt Heart Institute, pada pasiennya setiap hari.

Meskipun merupakan penyakit kronis, insufisiensi vena kronis tidak mengancam jiwa. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani, termasuk ulkus kaki, emboli paru, trombosis vena dalam, dan limfadema sekunder.

Kondisi Trump sendiri saat ini dinyatakan dalam kondisi kesehatan yang sangat baik. Leavitt mengatakan bahwa tes yang dilakukan oleh Dr. Sean Barbarella, tidak menemukan bukti trombosis vena dalam atau penyakit arteri. Selain itu, ekokardiogram menunjukkan struktur dan fungsi jantung yang normal.

Apa Itu Insufisiensi Vena Kronis yang Dialami Trump?

Menurut Johns Hopkins Medicine, insufisiensi vena kronis terjadi ketika vena di kaki kesulitan mengalirkan darah kembali ke jantung. Ini sering kali akibat kerusakan katup di vena.

Penyakit ini memengaruhi lebih dari 25 juta orang dewasa di AS. Insufisiensi vena kronis terjadi ketika katup di kaki tidak berfungsi dengan baik, lalu menyebabkan darah mengumpul sehingga meningkatkan tekanan pada vena. Kondisi ini cenderung memengaruhi kedua kaki, meski bisa juga terjadi hanya pada satu kaki.

Vena bertanggung jawab untuk mengembalikan darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Ketika seseorang mengalami insufisiensi vena kronis, itu berarti vena tidak berfungsi dengan baik, dan karena itu, darah—alih-alih naik menuju jantung dari ujung kaki—dapat mengumpul di kaki.

Kondisi itu sering menyebabkan pembengkakan yang terlihat di pergelangan kaki dan telapak kaki. Umumnya, ini terjadi pada orang paruh baya atau lebih tua karena vena secara alami melemah seiring waktu.

Penyakit ini terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya yakni riwayat keluarga, kelebihan berat badan atau obesitas, dan riwayat pembekuan darah di kaki. Selain itu, berdiri dalam waktu lama juga dapat berperan.

Seperti dikutip TIME, ketua departemen bedah vaskular di Cleveland Clinic, Dr. Sean Lyden, mengatakan bahwa insufisiensi vena kronis pada sebagian besar kasus tidak lebih dari sekadar “gangguan”.

"Seiring berjalannya hari, kaki mereka semakin membengkak sehingga terasa kencang, berat, dan pecah-pecah,” ungkap Lyden.

Ketika seseorang menderita CVI dalam jangka waktu yang lama, 10 atau 15 tahun, mereka dapat mengalami pengerasan dan penebalan kulit yang pada akhirnya dapat memutus suplai darah dan menyebabkan ulkus vena. Kendati dengan gejala demikian, kondisi yang terjadi pada penderita insufisiensi vena kronis tidak memengaruhi harapan hidup.

Perawatan yang paling umum untuk penderita insufisiensi vena kronis adalah mengenakan kaus kaki kompresi medis 20—30 mmHg yang mendorong darah kembali ke jantung. Selain itu, penderita juga bisa meninggikan kaki mereka di atas jantung. Contohnya adalah dengan berbaring dan mengistirahatkan kaki di atas bantal guling, atau di atas meja kerja.

Ketika pengobatan konservatif tidak cukup memperbaiki gejala, beberapa orang menjalani prosedur rawat jalan minimal invasif yang disebut ablasi vena. Namun, bagi sebagian besar orang, penyakit ini tidak sampai pada titik yang memerlukan intervensi bedah. Kebanyakan orang akan baik-baik saja dengan terapi konservatif.

Baca juga artikel terkait DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Elisabet Murni P