Menuju konten utama
Perkembangan Islam di Asia

Sejarah Perkembangan Islam di India: Populasi dan Kondisi Terkini

Berikut ini sejarah perkembangan Islam di India, mulai dari jumlah populasi muslim, hingga kondisi terkini umat Islam di sana.

Sejarah Perkembangan Islam di India: Populasi dan Kondisi Terkini
Ilustrasi Taj Mahal di India

tirto.id - Hingga sekarang, India merupakan negara berpenduduk muslim terbesar ketiga di seluruh dunia. Tidak hanya itu, pada 2060 kelak, berdasarkan data prediktif yang dirilis Pew Research Center, India akan memiliki jumlah populasi muslim terbesar pertama di seluruh dunia.

Meskipun menjadi negara dengan penduduk muslim yang besar, India tetap dikenal sebagai "Tanah Hindu" atau "Hindu-Stan". Secara umum, kondisi keagamaan juga kurang kondusif dari sisi toleransi keyakinannya. Tidak sedikit berita yang mengabarkan konflik antarpenganut agama di tanah India.

Konflik itu rupanya telah berlangsung sejak Islam masuk pertama kali ke tanah India. Sejarawan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rhoma Dwi Aria Yuliantri menyampaikan bahwa Islam masuk ke India pada abad ke-8. Berbeda dari negara Asia lainnya, Islam masuk ke India melalui jalan peperangan.

Pada waktu itu, Dinasti Umayyah menerapkan regulasi di wilayah taklukan perang melalui aliansi dan upeti. Islam kemudian beradaptasi dengan masyarakat lokal melalui kawin campur dan akulturasi budaya lainnya.

Umat Islam juga turut mengadaptasi budaya lokal, misalnya dalam hal arsitektur. Masjid pertama yang dibangun kaum muslimin di India berbentuk mirip candi, tempat ibadah umat Hindu. Masjid itu dikenal sebagai masjid Cheraman yang dibuka untuk publik hingga sekarang.

Kejayaan Islam mulai redup saat Inggris menginvasi India pada awal abad ke-19 melalui East-India Company yang berdiri pada 1803. Kekayaan India dikuras habis-habisan oleh kolonial Inggris.

Dampak penjajahan itu sampai merusak tatanan budaya, sosial, dan agama di sana. Banyak keluarga muslim kehilangan keamanan dan kebebasan mereka.

Mu’ammar Zayn Qadafy dalam "Peradaban Islam di India-Pakistan" menyatakan bahwa pada 1906, beberapa sarjana Muslim India yang pernah belajar di Barat telah mendirikan sebuah organisasi politik yang disebut Liga Muslim India (India Muslim League) di Dhaka, Bangladesh.

Organisasi ini didirikan untuk memperjuangkan kepentingan komunitas Muslim India di bidang keagamaan, budaya, politik dan ekonomi. Pada saat yang sama, tokoh Hindu ekstrem memulai gerakan untuk meng-hindukan umat muslim India secara paksa.

Saat Liga Muslim dipimpin Mohammad Ali Jinnah, organisasi ini mengusulkan dibentuknya sebuah negara Islam yang terpisah dari India.

Setelah kekuasaan Inggris di India (sering disebut British India) berakhir pada 14 Agustus 1947, berdirilah negara Pakistan di sebelah Barat laut India yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Umat islam India tak lantas berhijrah menuju Pakistan, banyak yang masih menetap di India. Masih menurut Qadafy, muslim di India tersebar di beberapa kota Bengal, Deccan, Gujarat, Hindustan, Mappila, Oriyya, dan Punjab.

Qadafy menyebut, meski tak banyak pilihan dan kesempatan bagi umat muslim di India untuk ikut andil dalam politik negara, mereka mengikuti pemilihan dan mendapatkan kursi di parlemen. Walaupun persentasenya masih jauh lebih kecil ketimbang populasi yang ada.

Kini, sebagian populasi muslim India yang berjumlah sekitar 200 juta jiwa masih menghadapi konflik yang terus berlanjut. UU Citizenship Amandment Bill, konflik yang melibatkan sapi, hingga konflik yang bernuansa SARA mewarnai bentrok antarumat beragama di India dalam beberapa terakhir, khususnya bagi umat Islam dan Hindu.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Auvry Abeyasa

tirto.id - Humaniora
Kontributor: Auvry Abeyasa
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Abdul Hadi