Menuju konten utama

Sejarah Kerajaan Mughal, Peninggalan, dan Penyebab Runtuhnya

Kerajaan Mughal merupakan salah satu kesultanan yang berperan penting dalam perjalanan masuknya Islam ke Asia. Simak sejarah dinasti Mughal di bawah ini.

Sejarah Kerajaan Mughal, Peninggalan, dan Penyebab Runtuhnya
Taj Mahal, salah satu peninggalan Kerajaan Mughal di India. foto/IStockphoto

tirto.id - Kerajaan Mughal di India berdiri setelah seperempat abad Daulah Safawiyah (1501 M) di Iran. Berdirinya Kesultanan Mughal terkait erat dengan ekspansi Islam ke India yang dilakukan oleh Daulah Umayyah di bawah pimpinan Hajjaj ibn Yusuf dan Daulah Ghaznawiyah di bawah pimpinan Alp Talkim (962 M).

Berdirinya Kerajaan Mughal, atau kerap disebut juga Daulah Mughal, pada 1526 Masehi merupakan kelanjutan dari Kesultanan Delhi. Buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020) terbitan Kementerian Agama menjelaskan, Kesultanan Delhi merupakan tahap awal dari perjalanan panjang menuju pembentukan imperium Muslim di India.

Kerajaan Mughal di India didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, seorang keturunan Timur Lenk dan penguasa Farghana. Dalam usaha pembentukannya, ia berhasil mengalahkan Ibrahim Lodi dalam pertempuran di Panipat pada 21 April 1526.

Kala itu, dengan undangan dari Alam Khan dan Daulat Khan, Babur membantu menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lodi di Delhi yang tengah mengalami krisis. Undangan tersebut datang setelah Babur berhasil menaklukan Samarkand dan Kabul.

Setelah berhasil menjatuhkan Ibrahim Lodi, Babur menegakkan dinasti Mughal di India, memberikan warna baru bagi peradaban India yang sebelumnya erat dengan agama Hindu.

Pendiri Kerajaan Mughal yang dijuluki Babur (Bahasa Persia: Harimau) tersebut sebenarnya bukan orang asli India. Ia merupakan pendatang asal Andijan, Mughalistan (sekarang Uzbekistan). Walau begitu, ia termasuk tokoh yang berperan penting dalam meletakkan dasar peradaban Islam di India.

Penyebab Keruntuhan Kejayaan Kesultanan Mughal

Syamruddin Nasution, dalam buku Sejarah Peradaban Islam (2013), menjelaskan bahwa kemunduran kekuasaan dinasti Mughal di India terjadi setelah masa pemerintahan Aurangzeb (1707 M). Pada periode ini, kekuasaan Daulah Mughal diambil alih oleh sultan-sultan yang dianggap lemah.

Di sisi lain, pada pertengahan abad ke-18, Inggris mulai menancapkan pengaruhnya di India dengan menguasai sebagian wilayah kekuasan Kesultanan Mughal. Upaya Inggris ini paling gencar dilakukan pada 1761 M.

Pada 1803, Delhi sebagai pusat kekuasaan berhasil direbut oleh Inggris. Akibat tekanan tersebut, umat Hindu dan Islam bangkit bersama-sama untuk melakukan pemberontakan. Dalam upaya memulihkan kekuasaan Daulah Mughal di India, mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi simbol perlawanan.

Puncak perlawanan rakyat India terhadap penjajahan Inggris terjadi pada tahun 1857 M. Meskipun ada perlawanan kuat, pasukan Inggris berhasil mengalahkan mereka dengan melibatkan beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim.

Akibat kekalahan tersebut, pada 1858 M, Inggris menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap pemberontak. Rakyat yang dianggap sebagai pemberontak diusir dari kota Delhi. Selain itu, banyak tempat ibadah yang dihancurkan. Tak hanya itu, Bahadur II, sultan terakhir Daulah Mughal, pun diusir dari istananya.

Selaras dengan pemaparan Syamruddin Nasution, Moh. Sulaiman dalam Sejarah Kebudayaan Islam (2020) pun menyatakan, penyebab keruntuhan kejayaan Kesultanan Mughal tak hanya terkait dengan kepemimpinan yang lemah. Faktor lain yang menyebabkan Kerajaan Mughal runtuh ialah adanya kemerosotan moral dan pemborosan uang rakyat akibat kehidupan yang kelewat mewah di istana Mughal.

Peninggalan Kerajaan Mughal

Dalam bidang ilmu pengetahuan, Daulah Mughal tidak menonjol sebanyak daulah-daulah sebelumnya. Sebaliknya, keberhasilan dan keunggulan terutama terlihat dalam bidang seni syair dan seni arsitektur. Syamruddin Nasution dalam bukunya menjelaskan beberapa peninggalan monumental dari Daulah Mughal yang masih dapat disaksikan hingga saat ini antara lain:

1. Benteng Agra atau Agra Fort

Benteng ini terletak di kota Agra, Uttar Pradesh, India Utara, membentang seluas 94 hektar. Lokasinya sejajar dengan Sungai Yamuna, sekitar 2 kilometer barat laut dari Taj Mahal. Kota Agra dijadikan ibu kota kerajaan Mughal, dan Benteng Agra menjadi kediaman utama sultan-sultan Daulah Mughal hingga 1638.

Awalnya, benteng ini dibangun pada masa Sikarwar Rajarputs. Namun, setelah jatuh ke tangan Daulah Mughal, Sultan Akbar melakukan renovasi besar-besaran. Renovasi tersebut melibatkan lebih dari 4000 pekerja dan memakan waktu delapan tahun untuk diselesaikan.

2. Benteng Merah atau Red Fort

Benteng Merah merupakan kediaman utama penguasa dari Daulah Mughal selama hampir 200 tahun, hingga tahun 1856. Pembangunan Benteng Merah dimulai pada 12 Mei 1639 M, ketika Sultan Shah Jahan memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya dari Agra ke Delhi.

3. Taj Mahal

Istana dari marmer putih gading ini terletak di tepi selatan Sungai Yamuna, Agra. Taj Mahal dibangun antara tahun 1632 dan 1653 M, sebagai mausoleum atau makam untuk Mumtaz Mahal, istri kesayangan Shah Jahan. Taj Mahal dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur Mughal dan menjadi simbol sejarah kekayaan India.

4. Jama Masjid

Salah satu masjid terbesar di India yang dibangun oleh Sultan Mughal Shah Jahan antara tahun 1644 dan 1656 M. Jama masjid menjadi masjid kerajaan hingga akhir periode Mughal. Dengan halaman yang dapat menampung lebih dari 25.000 jamaah, Jama Masjid tetap menjadi salah satu masjid terbesar di India.

Daftar Raja Kerajaan Mughal

Masih dirangkum dari buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020), berikut ini daftar raja-raja Kerajaan Mughal beserta periode pemerintahannya.

1. Zahiruddin Muhammad Babur

Pendiri Kerajaan Mughal adalah Zahiruddin Muhammad, yang dijuluki sebagai Babur. Sebagai pendiri, ia memegang tampuk kekuasaan pertama, sejak 1526 hingga 1530 M.

2. Humayun

Penguasa di Dinasti Mughal turun temurun. Setelah Zahiruddin Muhammad, pemimpin kedua Daulah Mughal adalah anaknya, yang memegang pemerintahan sejak 1530 hingga 1556 M.

3. Jalaluddin Muhammad Akbar

Jalaluddin Muhammad Akbar merupakan salah satu raja terbesar Daulah Mughal. Kebangkitan dan kejayaan Kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahannya, yang berlangsung dari 1556 hingga 1605 M.

4. Nuruddin Mohammad Salim/Jahangir

Nuruddin Mohammad Salim atau Jahangir merupakan putra sultan ketiga sekaligus penguasa keempat Daulah Mughal. Masa pemerintahannya berlangsung sejak 1605 hingga 1627 M.

5. Shah Jahan

Shah Jahan adalah penguasa kelima Daulah Mughal yang terkenal karena keagungan arsitekturnya. Masa pemerintahannya berlangsung pada periode 1628-1658 M.

6. Aurangzeb

Aurangzeb, penguasa keenam Daulah Mughal ini dikenal karena kebijakan konservatif dan ekspansi wilayah. Masa pemerintahannya dari tahun 1658 hingga 1707 M.

7. Bahadur Shah

Bahadur Shah adalah penerus Aurangzeb, menjadi penguasa ketujuh Daulah Mughal. Masa pemerintahannya berlangsung sejak 1707 hingga 1712 M.

8. Jehandar

Jehandar merupakan sultan Daulah Mughal yang memerintah dengan sangat singkat. Penerus kedelapan dalam dinasti Mughal ini berkuasa selama setahun, sejak 1712 hingga 1713 M.

9. Bahadur Syah

Bahadur Syah adalah penguasa terakhir Kerajaan Mughal yang diusir oleh Inggris dari istananya. Masa pemerintahannya cukup lama, sejak 1837 hingga 1858 M.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin