tirto.id - Sejarah peradaban Romawi Kuno selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Bangsa ini dikenal sangat maju di berbagai bidang, bahkan peninggalan Romawi Kuno masih dapat disaksikan hingga sekarang.
Romawi Kuno merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah dunia yang berkembang di wilayah Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Peradaban ini berkembang sekitar abad ke-8 SM dan berlangsung selama lebih dari seribu tahun.
Romawi Kuno sebenarnya melalui tiga fase pemerintahan, yaitu Kerajaan Romawi, Republik Romawi, serta Kekaisaran Romawi. Sejarah peradaban Romawi Kuno punya peran besar bagi kehidupan masyarakat Eropa, bahkan dianggap sebagai salah satu fondasi utama peradaban Barat.
Jejak kejayaan dan warisan Romawi Kuno pun masih terasa sampai sekarang. Mulai dari sistem hukum, bahasa, arsitektur, hingga sistem penanggalan masehi yang kita gunakan sampai saat ini.
Asal-usul Romawi Kuno

Asal-usul atau sejarah peradaban Romawi Kuno merupakan gabungan antara mitos dan sejarah yang berkembang sejak zaman kuno. Salah satu cerita paling terkenal tentang pendirian Roma adalah legenda Romulus dan Remus.
Menurut mitologi Romawi, kedua bersaudara ini adalah anak dari dewa perang Mars dan seorang putri raja bernama Rhea Silvia yang merupakan keturunan pahlawan besar Troya. Legenda mengatakan bahwa keduanya dibesarkan oleh seekor serigala betina.
Romulus dan Remus yang sudah dewasa kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah kota, tapi keduanya justru berselisih. Perselisihan tersebut berakhir dengan Romulus yang membunuh Remus. Romulus akhirnya menamai kotanya dengan namanya sendiri, Roma, di sekitar tahun 753 SM.
Di luar mitos dan legenda, para sejarawan modern percaya bahwa peradaban Romawi berkembang dari gabungan beberapa suku. Menurut buku Peradaban Dunia Kuno karya Nafita Amelia Nur Hanifah, bangsa Romawi terdiri dari suku Liguria, Umbria, Latin, Samnite, Etruscan, hingga Yunani.
Suku-suku ini diyakini mendiami kawasan Latium (tempat berdirinya Roma) yang memiliki tanah subur dan strategis di tepi Sungai Tiber. Tanah subur ini berasal dari gunung-gunung api seperti Vesuvius dan Etna.
Kawasan yang subur dan strategis karena berada di Laut Mediterania membuatnya menjadi wilayah ideal untuk berkembangnya pertanian dan perdagangan. Selain itu, lokasi ini dibatasi oleh Pegunungan Alpen dan beberapa lautan sehingga relatif aman dari serangan musuh maupun bangsa lain.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki dari segi geografis, suku-suku yang mendiami wilayah ini akhirnya berkembang menjadi populasi yang lebih besar dan menciptakan peradaban yang lebih maju.
Perkembangan dan Kejayaan Romawi

Sejarah peradaban Romawi Kuno dan kejayaannya merupakan proses panjang yang berlangsung selama berabad-abad, dimulai dari masa kerajaan hingga mencapai puncaknya pada era kekaisaran. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan singkat tentang perkembangan sejarah Romawi Kuno:
Masa Kerajaan Romawi
Berdasarkan sejarahnya, Romawi awalnya berkembang dengan sistem pemerintahan monarki atau kerajaan yang berlangsung pada 753-509 SM. Selama masa ini, Roma diperintah oleh tujuh raja, yang pertama adalah Romulus dan yang terakhir adalah Tarquinius Superbus.Di masa ini, Romawi belum mencapai kejayaannya, tapi sudah mulai berkembang di berbagai aspek, seperti pertanian dan perdagangan yang memang didukung oleh kondisi geografisnya yang strategis.
Sebagai wilayah dengan sistem pemerintahan monarki, maka raja adalah pemegang kekuasaan tertinggi dan absolut. Namun, di masa pemerintahan raja terakhir, Tarquinius Superbus, pemerintahan cenderung bersifat tirani sehingga menimbulkan ketidakpuasan dari rakyat.
Dari sinilah timbul pemberontakan yang akhirnya menggulingkan sang raja. Peristiwa ini menandai berakhirnya pemerintahan monarki sekaligus membuka jalan bagi terbentuknya republik.
Masa Republik Romawi
Setelah berakhirnya masa kerajaan, Romawi memasuki fase republik yang berlangsung sekitar pada tahun 509-27 SM. Di fase ini, sistem pemerintahan menjadi lebih kompleks dari sebelumnya.Dalam buku Sejarah Ringkas Dunia Kuno 4 Benua karya Adityas Arifianto, Republik Romawi dipimpin oleh dua konsul yang dipilih oleh senat sebagai lembaga legislatif. Dua konsul ini biasanya adalah jenderal militer dan bertugas selama satu tahun.
Sementara itu, senator dipilih oleh rakyat, tapi tidak semua orang memiliki hak untuk memberikan suara, terutama kalangan bawah atau plebeian. Oleh karena itu, dahulu Senat Romawi umumnya diisi oleh kaum patrician yang tergolong bangsawan.
Periode Republik merupakan masa ekspansi besar bagi Romawi hingga bangsa ini nyaris selalu dalam keadaan perang. Melalui kekuatan militernya, Romawi berhasil menaklukkan seluruh wilayah Italia pada tahun 200 SM.
Dua abad berikutnya, Romawi kembali menaklukkan beberapa wilayah, seperti Spanyol, sebagian besar Timur Tengah, Perancis, hingga pulau terpencil di Inggris. Sebagian Yunani juga ikut takluk di tangan Romawi melalui Pertempuran Korintus pada 146 SM.
Meski Romawi berhasil melakukan ekspansi besar-besaran, nyatanya hal ini turut menimbulkan konflik tersendiri. Puncaknya adalah terjadinya perang saudara antara Jenderal Romawi terkenal, Julius Caesar, dengan Pompeius Magnus.
Julius Caesar yang memenangkan perang ditetapkan sebagai diktator Romawi seumur hidup, tapi ia akhirnya tewas dibunuh pada tahun 44 SM. Setelah itu, masih terjadi perang saudara yang dimenangkan oleh putra angkat Julius Caesar, Octavianus (kemudian dikenal sebagai Augustus), yang akhirnya mendirikan kekaisaran.

Masa Kekaisaran Romawi
Dalam sejarah peradaban Romawi Kuno, masa kekaisaran dimulai pada tahun 27 SM hingga 476 M dengan Augustus sebagai kaisar pertamanya. Di periode kekaisaran inilah Romawi disebut-sebut mengalami masa kejayaannya.Sejak terbentuknya kekaisaran, Romawi memasuki periode yang dikenal sebagai Pax Romana, yaitu sebuah era yang ditandai dengan stabilitas dan perdamaian yang berlangsung selama kurang lebih dua abad, yakni dari tahun 27 SM sampai 180 M.
Di masa Pax Romana, Romawi berhasil mencapai puncak kejayaan dalam hal teritorial, bahkan populasinya meledak hingga 70 juta jiwa. Wilayah Kekaisaran Romawi membentang dari Inggris sampai Maroko dan Irak.
Masa ini juga menjadi fondasi bagi perkembangan pesat dalam berbagai bidang, terutama teknik dan seni. Orang-orang kaya membangun rumah dengan dekorasi mewah, mereka biasanya juga memiliki pelayan atau budak. Di masa ini pula berkembang berbagai seni, baik itu seni patung hingga sastra.
Salah satu ciri khas perkembangan di masa Kekaisaran adalah pembangunan infrastruktur yang megah dan luas. Romawi mulai membangun sistem jalan raya, saluran air, dan terus memajukan bidang pertanian.
Kondisi politik tergolong stabil, perdagangan laut juga berkembang pesat, apalagi setelah Augustus memberantas bajak laut di kawasan Mediterania. Secara keseluruhan, Romawi mengalami puncak kejayaan di masa kekaisaran sehingga dikenang sebagai salah satu peradaban maju di dunia.
Peninggalan Romawi Kuno

Perkembangan dan sejarah peradaban Romawi Kuno telah meninggalkan banyak warisan yang masih terasa di masa sekarang. Peninggalan Romawi Kuno sangatlah luas, mulai dari bidang hukum, infrastruktur, hingga seni dan budaya. Berikut beberapa peninggalan Romawi Kuno:
1. Infrastruktur
Salah satu warisan Romawi Kuno yang paling mencolok dan paling bisa dilihat di zaman modern adalah peninggalan infrastrukturnya. Salah satunya adalah bangunan megah seperti Colosseum yang kini menjadi sebuah amfiteater raksasa di Roma. Colosseum telah menjadi simbol ikonik arsitektur Romawi yang selalu menarik minat banyak orang.Ada pula aqueduct, yaitu sistem saluran air yang mampu mengalirkan air bersih dari sumber-sumber yang jauh ke kota-kota. Sisa-sisa aqueduct masih dapat dilihat di berbagai tempat. Masih banyak bangunan megah khas Romawi Kuno yang masih dapat dinikmati hingga saat ini, seperti Pantheon, Thermae, Forum Romawi, hingga Triumphal Arches.
2. Kesenian
Romawi Kuno juga mewariskan kesenian yang sangat khas, misalnya seni pahat dan patung. Patung-patung Romawi umumnya realistis dan monumental yang menggambarkan kaisar maupun dewa-dewi.Selain itu, lukisan dinding dan seni mosaik juga diwariskan oleh bangsa Romawi. Di kota-kota seperti Pompeii dan Herculaneum, ditemukan banyak lukisan dinding (fresco). Mosaik yang merupakan hiasan dari potongan kecil batu atau kaca juga banyak digunakan untuk memperindah lantai maupun dinding rumah.
3. Sastra
Romawi Kuno juga meninggalkan warisan di bidang sastra. Penulis seperti Virgil (pengarang Aeneid), Ovid (penulis Metamorphoses), hingga Horace telah menciptakan karya sastra yang tak hanya indah secara bahasa, tapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang masih dinikmati sampai sekarang.4. Sistem Hukum
Salah satu peninggalan Romawi Kuno di bidang hukum adalah Corpus Juris Civilis yang juga dikenal sebagai Hukum Sipil Romawi. Hukum ini dikodifikasi secara sistematis oleh Kaisar Justinianus I pada abad ke-6 M di Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).Kumpulan hukum ini terdiri dari berbagai sumber hukum yang sudah ada sebelumnya dan dijadikan satu sistem hukum tertulis yang teratur. Karya ini menjadi dasar bagi sistem hukum yang digunakan di banyak negara, terutama di Eropa.
Salah satu asas hukum yang masih digunakan sampai sekarang adalah presumption of innocence (asas praduga tak bersalah). Asas ini masih dipakai di sistem peradilan modern, baik dalam hukum pidana maupun perdata.
5. Kalender
Kalender Julian yang diperkenalkan oleh Julius Caesar menjadi dasar bagi kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini. Kalender Julian disusun berdasarkan tahun matahari, memiliki 365 hari dalam setahun, dan tambahan 1 hari setiap 4 tahun (kabisat).Kalender ini kemudian disempurnakan menjadi Kalender Gregorian di masa Paus Gregorius XIII, yaitu sekitar tahun 1582. Sistem penanggalan inilah yang masih kita pakai sampai sekarang.
Kejatuhan Romawi Kuno

Berbicara tentang sejarah peradaban Romawi Kuno tentunya tak lengkap jika tidak menyertakan kisah keruntuhannya. Romawi diketahui menguasai sebagian besar Eropa, khususnya di wilayah Mediterania, selama lebih dari 1.000 tahun.
Namun, kekuatan Romawi mulai menurun sekitar tahun 200 M. Menjelang jatuhnya Romawi Kuno, terjadi banyak pemberontakan dan peperangan. Politik dan ekonomi semakin melemah akibat korupsi, beban pajak yang terlalu tinggi, inflasi, hingga kesenjangan sosial.
Sampai akhirnya pada tahun 395 M, Romawi terpecah menjadi Romawi Barat dan Timur. Terpecahnya kekuasaan membuat pertahanan Romawi semakin lemah sehingga memungkinkan bangsa lain untuk menyerang. Pada tahun 410 M, bangsa Visigoth mulai menyerbu dan menjarah Roma.
Lalu pada tahun 476 M, Romulus Augustulus yang merupakan kaisar terakhir Kekaisaran Romawi Barat berhasil digulingkan oleh Odoaker, seorang pemimpin bangsa barbar. Peristiwa inilah yang dianggap sebagai titik resmi runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat.
Sementara itu, Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) masih bertahan selama hampir 1.000 tahun sejak jatuhnya Romawi Barat. Pada akhirnya, Romawi Timur runtuh setelah Konstantinopel (sekarang Istanbul) ditaklukkan oleh Turki pada 1453.
Lalu, bagaimana negara Romawi sekarang? Tentunya Romawi Kuno sudah tidak lagi menjadi sebuah negara di zaman modern, tetapi wilayah-wilayah bekas kekuasaannya masih tetap eksis di Eropa dan sebagian Asia, misalnya Italia dan Turki.
Demikian penjelasan mengenai sejarah peradaban Romawi Kuno yang bisa menambah wawasan kita tentang dunia. Dari awal kemunculannya sebagai kerajaan kecil di Italia hingga berkembang menjadi salah satu peradaban terbesar dalam sejarah, Romawi Kuno telah memberikan banyak warisan penting bagi kehidupan manusia di masa sekarang.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































