tirto.id - Ada dua versi terkait sejarah hidup Anusapati, Raja Singasari. Kitab Pararaton menyebut Anusapati sebagai pembunuh Ken Arok. Sebaliknya, Negarakertagama mencatat Anusapati adalah putra Rangga Rajasa Sang Girinathaputra, pendiri Kerajaan Singasari yang diidentikkan sebagai Ken Arok dalam versi Pararaton.
Dua kitab tersebut juga berbeda dalam memaparkan silsilah atau urutan raja-raja Singasari beserta periode kekuasaannya. Menurut Pararaton, Anusapati berkuasa sejak tahun 1247 hingga 1249 Masehi. Ia adalah raja ke-3 Singasari atau Tumapel setelah Tunggul Ametung (1185-1222 M) dan Ken Arok (1222-1247 M).
Sementara Negarakertagama tidak pernah menyebut nama Tunggul Ametung dan Ken Arok. Anusapati tercatat di Negarakertagama sebagai raja ke-2 Singasari setelah Rangga Rajasa (1222-1227 M). Di Pararaton, Ken Arok disebut bergelar Rajasa Sang Amurwabhumi, mirip Rangga Rajasa Sang Girinathaputra versi Negarakertagama.
H.M. Nasruddin Anshoriy, Ch. melalui buku Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa (2008) menuliskan, pusat Kerajaan Singasari diperkirakan berada di daerah yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Anusapati Anak Ken Dedes & Tunggul Ametung
Menurut Kitab Pararaton, Anusapati merupakan putra pasangan Tunggul Ametung dan Ken Dedes. Tunggul Ametung adalah penguasa Tumapel.
Mulanya, Tumapel bukan kerajaan, melainkan daerah bawahan Kerajaan Panjalu atau Kadiri yang beribukota di Daha (Kediri). Tunggul Ametung menjabat sebagai akuwu (setara camat) di Tumapel sebagai wakil dari Kerajaan Kadiri.
Tahun 1222 M, Tunggul Ametung dibunuh oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok dengan keris Mpu Gandring.
Ken Arok kemudian menikahi Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung. Anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung inilah yang diberi nama Anusapati.
Dikutip dari buku bertajuk Pararaton (1965) karya R. Pitono, setelah membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, Ken Arok menjadi penguasa baru Tumapel. Ken Arok berniat melepaskan Tumapel dari Kerajaan Kadiri.
Terjadilah peperangan sengit antara Tumapel melawan Kerajaan Kadiri. Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok memenangkan perang.
Ken Arok kemudian mendeklarasikan diri sebagai raja dengan gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Dari sinilah kemudian Tumapel lebih dikenal sebagai Kerajaan Singasari.
Selain beristrikan Ken Dedes yang merupakan janda Tunggul Ametung, Ken Arok punya satu istri lagi bernama Ken Umang. Pernikahan Ken Arok dan Ken Umang dikaruniai 4 orang anak yakni Panji Tohjaya, Panji Sudatu, Tuan Wregola, dan Dewi Rambi.
Sedangkan pernikahan Ken Arok dengan Ken Dedes dikaruniai putra bernama Mahesa Wong Ateleng yang kelak menurunkan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit sebagai penerus Singasari.
Dendam Anusapati Terhadap Ken Arok
Anusapati dan Tohjaya tumbuh bersama di lingkungan Kerajaan Singasari. Namun, Anusapati merasa Ken Arok sering memperlakukannya secara berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain.
Setelah mendesak ibunya, Ken Dedes, untuk menceritakan hal yang sebenarnya, Anusapati akhirnya mengetahui bahwa ia bukan putra kandung Ken Arok. Bahkan, Ken Arok adalah orang yang membunuh Tunggul Ametung, ayah kandungnya.
Kebencian langsung dirasakan Anusapati terhadap Ken Arok. Ia berniat membalaskan dendam ayahnya, Tunggul Ametung. Anusapati mencari informasi lebih mendalam mengenai peristiwa dibunuhnya Tunggul Ametung oleh Ken Arok.
Pararaton mengisahkan, seperti diungkapkan kembali oleh Prasetya Ramadhan lewat buku Jejak Peradaban Kerajaan Hindu Jawa 1042-1527 M (2021), Anusapati meminta keris Mpu Gandring dari Ken Dedes yang dulu digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung.
Maka, pada 1247 M, Anusapati memerintahkan orang kepercayaannya yang bernama Ki Pengalasan untuk menghabisi nyawa Ken Arok dengan keris Mpu Gandring saat Raja Singasari itu sedang makan malam.
Setelah rencana itu berhasil, Anusapati justru membunuh Ki Pengalasan demi menghilangkan jejak. Anusapati mengumumkan kepada semua orang bahwa Ki Pengalasan menjadi gila dan mengamuk yang kemudian membuat sang raja alias Ken Arok terbunuh.
Kematian Ken Arok membuat Anusapati menduduki takhta Singasari yang menurut Pararaton disebutkan terjadi pada 1247 M. Masih merujuk Pararaton, kekuasaan Anusapati sebagai Raja Singasari bertahan hanya 2 tahun saja. Ia mati dibunuh pada 1249 M.
Pembunuh Anusapati versi Pararaton adalah Panji Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang. Tohjaya menikam Anusapati dengan keris Mpu Gandring, yang juga digunakan untuk membunuh Tunggul Ametung dan Ken Arok, saat sang raja asyik bermain adu ayam.
Berikutnya, Tohjaya berkuasa di Singasari setelah memungkasi nyawa Anusapati sekaligus membalaskan dendam Ken Arok. Berdasarkan Pararaton, Tohjaya nantinya mati pula dalam pusaran dendam dengan keris Mpu Gandring.
Jika Pararaton menyebut Anusapati hanya berkuasa selama 2 tahun yakni 1247-1249 M, Negarakertagama justru mencatat raja yang sama sangat lama bertakhta yaitu 20 tahun, dari 1227 hingga 1248 M. Namun, Negarakertagama tidak menyebut nama Tohjaya.
Sebagai penghormatan untuk Anusapati sang Raja Singasari yang menurut Pararaton telah menghabisi Ken Arok, didirikan Candi Kidal di suatu lembah yang terletak di lereng barat Pegunungan Tengger, Malang, Jawa Timur.
Editor: Addi M Idhom