Menuju konten utama

Rakyat India Kecam Miliarder Adani & Ambani Terkait Tarif Trump

Adani dan Ambani menjadi sasaran protes rakyat India karena dianggap bertanggung jawab atas kenaikan tarif 25 persen dari AS.

Rakyat India Kecam Miliarder Adani & Ambani Terkait Tarif Trump
Gautam Adani (tengah) (Foto Niharika KULKARNI / AFP)

tirto.id - Gautam Adani dan Mukesh Ambani menjadi sasaran dalam protes nasional rakyat India yang rencananya akan dilangsungkan pada Rabu (13/8/2025). Mereka dianggap sebagai pihak yang ikut bertanggung jawab atas kenaikan tarif 25 persen dari AS.

India semakin aktif menjalin hubungan dagang energi dengan Rusia. Pembelian minyak mentah dari Rusia meningkat, terutama setelah ketegangan geopolitik global. Hubungan ini memberi keuntungan ekonomi bagi India, tetapi menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara Barat.

Pemerintah Amerika Serikat mulai menunjukkan sikap keras terhadap hubungan India-Rusia. Tarif ekspor terhadap sejumlah komoditas India dilaporkan naik sebagai bentuk tekanan diplomatik. Ketegangan ini berpotensi memengaruhi kebijakan dagang global ke depan.

Kenapa Adani dan Ambani Dikecam Rakyat India?

10 serikat pekerja pusat dan Samyukt Kisan Morcha (SKM) akan menggelar protes nasional untuk menentang tarif AS dan kesepakatan dagang India-Inggris pada Rabu (13/8) mendatang.

Terlepas dari rencana unjuk rasa, netizen India di media sosial menyinggung nama Adani dan Ambani. Tak sekadar itu, ada akun yang meminta Adani dan Ambani bertanggung jawab untuk membayar 25 persen tarif impor AS.

Lantas, kenapa nama Adani dan Ambani terseret? Miliarder Mukesh Ambani dan Gautam Adani bermitra dalam penjualan eceran bahan bakar di seluruh India. Secara langsung maupun tidak, Ambani dan Adani menjadi pihak yang diuntungkan dalam kerja sama minyak India dan Rusia.

Di sisi lain, Presiden Amerika, Donald Trump tidak menyukai India yang membeli banyak minyak dan senjata dari Rusia. Trump kemudian menaikkan tarif ekspor India menjadi 25 persen mulai Jumat (1/8). Namun, Trump mengancam akan menaikkan tarif lebih tinggi.

Kenaikan tarif akibat India bekerja sama dengan Rusia dianggap merugikan sektor pertanian dan pangan. Oleh sebab itu, serikat pekerja pusat dan Samyukt Kisan Morcha berencana melakukan unjuk rasa pada Rabu mendatang.

Profil Adani dan Ambani, Dua Orang Terkaya India

Gautam Adani dan Mukesh Ambani adalah dua figur utama yang mendominasi dunia bisnis India dan Asia. Tidak hanya mewakili keberhasilan pribadi, mereka juga mencerminkan transformasi ekonomi India dalam beberapa dekade terakhir.

Gautam Adani memulai kariernya sebagai pedagang komoditas sebelum membangun Adani Group, yang kini menjadi salah satu konglomerat terbesar di India. Perusahaannya aktif di sektor energi, infrastruktur, logistik, dan agrobisnis, serta memiliki pelabuhan dan bandara strategis.

Berasal dari keluarga sederhana di Gujarat, Adani berhasil meraih kesuksesan luar biasa hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Perjalanan Adani penuh dengan ekspansi agresif dan kontroversi.

Adani mendapat banyak kontrak penting dalam infrastruktur seperti pelabuhan Mundra dan enam bandara nasional, yang menimbulkan tudingan kronisme.

Meski sempat diguncang laporan negatif dari Hindenburg Research pada 2023, nilai perusahaan Adani perlahan pulih. Ia, bahkan kembali memuncaki daftar orang terkaya di Asia pada 2024.

Di sisi lain, Mukesh Ambani adalah pemimpin Reliance Industries, perusahaan yang diwarisi dari ayahnya, Dhirubhai Ambani.

Di bawah kepemimpinan Mukesh, Reliance berkembang pesat ke sektor energi, petrokimia, ritel, telekomunikasi hingga keuangan.

Peluncuran Jio dengan 490 juta pelanggan telah menjadikan Ambani sebagai simbol digitalisasi dan modernisasi ekonomi India. Ambani kini juga berinvestasi besar dalam energi hijau.

Ingin tahu lebih banyak berita dan analisis seputar ekonomi global? Klik tautan Tirto.id di bawah ini dan dapatkan informasi terkini.

Kumpulan Artikel tentang Ekonomi Global

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Satrio Dwi Haryono

tirto.id - Flash News
Kontributor: Satrio Dwi Haryono
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Syamsul Dwi Maarif