Menuju konten utama

Alasan PM Jepang Fumio Kishida Siap Mundur & Prediksi Dampaknya

Profil Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida yang akan mundur dari jabatannya pada September 2024. Apa alasannya?

Alasan PM Jepang Fumio Kishida Siap Mundur & Prediksi Dampaknya
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida di KTT G20, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/nym.

tirto.id - Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada September 2024. Selain akan mundur sebagai perdana menteri, Kishida akan mundur sebagai ketua Partai Demokrat Liberal (LDP).

Pernyataan Kishida yang akan mengundurkan diri menyita perhatian banyak orang. Apa yang menyebabkan Fumio Kishida mundur dari jabatan dan partai politik?

Alasan Kishida akan mundur dari jabatannya ia sampaikan dalam konferensi pers, yang digelar Rabu (14/8/2024), waktu setempat. Melalui kesempatan itu, Kishida mengatakan niatnya untuk mundur dan tak akan mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang.

Lebih lanjut, ia mengatakan keputusannya ini ia lakukan untuk mengembalikan kepercayaan publik sehingga politik dapat berfungsi dengan baik. Sikap ini ia lakukan menyusul skandal politik dan kenaikan biaya hidup di Jepang selama masa pemerintahannya.

"Saya membuat keputusan berat ini dengan memikirkan masyarakat, dengan keinginan kuat untuk mendorong reformasi politik ke depan," katanya dalam pidato itu, seperti yang dikutip dari Reuters, Jumat (16/8/2024).

Lebih lanjut, Kishida menyampaikan akan mundur dari LDP, partai yang telah berkuasa di Jepang sejak 1945.

Kishida merupakan PM yang memimpin Jepang keluar dari masalah pandemi COVID-19 lewat sejumlah kebijakan. Ia telah menjabat sebagai PM Jepang sejak 2021.

Alasan PM Jepang Mundur dan Dampaknya

Seperti yang disampaikan sebelumnya, alasan mundurnya PM Jepang Fumio Kishida adalah ingin mendorong adanya reformasi politik tengah-tengah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Kondisi ini dipicu oleh kenaikan harga-harga dan biaya hidup di Jepang, yang dikritik membebani masyarakat. Tak hanya itu, partai yang dipimpin Kishida juga sempat terlibat skandal.

Jelang pengunduran dirinya, Fumio Kishida terlibat skandal yang menyebabkan popularitasnya menurun. Mengutip AP News, Fumio Kishida terlibat skandal korupsi dan penggelapan uang yang dilakukan oleh anggota partainya.

Skandal ini mencuat pada 2023 dan melibatkan sejumlah anggota parlemen dari fraksi LDP yang dipimpin oleh Kishida. Mereka dituduh terlibat dalam penggelapan dana penjualan tiket acara partai yang dibeli oleh individu, perusahaan, dan organisasi.

Para anggota yang terlibat, diduga melakukan upaya sistematis untuk tidak melaporkan dana senilai ratusan juta yen secara sistematis. Selain itu, terjadi kasus suap yang melibatkan pada anggota LDP untuk memalsukan laporan akuntansi wajib.

Tindakan ini melanggar Undang-undang Pengawasan Dana Politik yang berlaku di Jepang. Diduga uang hasil penjualan tiket telah masuk menjadi dana gelap yang tidak terpantau.

Menyusul skandal tersebut, popularitas Kishida jatuh secara signifikan. Masih Kyodo News, Kishida meraih suara mayoritas di tujuh daerah pemilihannya di Hiroshima pada 2023. Namun, setelah skandal mencuat, popularitasnya di daerah yang sama anjlok sekitar 20 persen.

Memasuki pertengahan Agustus 2024, Kishida mengumumkan rencananya mundur pada September. Pengunduran diri Kishida berlangsung bulan depan diduga untuk menuntaskan upaya kesiapsiagaan bencana terkait meningkatnya risiko gempa megathrust di Jepang.

Dampak pengunduran diri Kishida akan menyebabkan stabilitas politik dan ekonomi di Jepang terganggu. Pasalnya, tingkat kepercayaan publik terhadap partai petahana menurun yang akan dimanfaatkan oleh oposisi.

Pengunduran diri Kishida membuka peluang diangkatnya PM baru Jepang dalam waktu dekat. Menyusul pernyataan pengunduran diri Kishida, LDP akan membuka kontes pada September, untuk mencari pengganti Kishida.

Selain itu, dampak pengunduran Kishida juga akan mendampak sektor ekonomi. Menurut Analis dari Mizuho Securities Shoki Omori, upaya pengunduran diri Kishida bisa memicu pengetatan kebijakan fiskal dan moneter tergantung kandidat yang menjadi penerus Kishida.

"Singkatnya, aset berisiko, terutama ekuitas, kemungkinan akan paling terpukul," kata Shoki.

Profil PM Jepang Fumio Kishida

Fumio Kishida adalah pria kelahiran Tokyo, 29 Juli 1957. Ia terpilih menjadi PM Jepang pada 2021, usai memenangkan putaran kedua dalam pemilihan umum (pemilu) melawan Taro Kono.

Melansir situs Kantor Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida merupakan lulusan sekolah hukum, Universitas Waseda, angkatan 1982. Jauh sebelum menjajaki karier di bidang politik, Kishida bekerja di sektor ekonomi.

Setelah lulus dari Universitas Waseda, Kishida bekerja di Long-Term Credit Bank of Japan sejak 1982. Kemudian, pada 1987, Kishida dipercaya menjadi sekretaris anggota DPR.

Kishida memulai karier politiknya sebagai anggota parlemen, pada 1993. Kala itu, ia terpilih lewat pemilihan umum (Pemilu) ke-40 Jepang, yang berlangsung pada 1993.

Sejak saat itu, ia terus menjadi anggota parlemen selama 12 tahun. Ia pernah menjabat sebagai wakil menteri parlemen untuk konstruksi di dua kabinet, yaitu Kabinet Obuchi ke-2 (1999) dan Kabinet Mori (2000).

Selanjutnya, ia ditunjuk menjadi wakil menteri senior parlemen di bidang pendidikan, kebudayaan, olahraga, sains, dan teknologi, pada 2001. Jabatan tertinggi Kishida di parlemen adalah menjadi ketua komite kesehatan, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan.

Memiliki karier sepak terjang yang panjang di parlemen, membuat Kishida dipercaya untuk bergabung di jajaran eksekutif. Sepanjang 2007 hingga 2017, Kishida bergabung dengan kabinet untuk menjadi menteri.

Di era Kabinet Abe ke-1 (2007), Kishida menjabat sebagai Menteri Negara untuk Misi Khusus. Kemudian, di era Kabinet Fukuda (2008), Kishida ditunjuk menjadi Menteri Urusan Konsumen dan Menteri Kebijakan Luar Angkasa.

Tiga tahun kemudian, Kishida ditunjuk menjadi Ketua Komite Urusan Diet, di LDP pada 2011. Satu tahun setelahnya, di era Kabinet Abe ke-2, Kishida ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu).

Kishida menjadi Menlu selama empat tahun, hingga 2016. Setelah Shinzo Abe kembali menjabat untuk ketiga kalinya, Kishida dipindahtugaskan menjadi Menteri Pertahanan (Menhan), pada 2017.

Masih di tahun yang sama dengan pengangkatannya sebagai Menhan, Kishida terpilih menjadi Ketua Politik LDP. Tidak lama kemudian, ia menyandang status sebagai Perdana Menteri Jepang ke-100 dan 101.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya