Menuju konten utama

Fumio Kishida akan Mundur dari Jabatan PM Jepang September

Fumio Kishida akan mundur dari kursi Perdana Menteri Jepang pada September 2024 di tengah masalah kenaikan harga barang di Negeri Sakura.

Fumio Kishida akan Mundur dari Jabatan PM Jepang September
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan paparannya saat menjadi pembicara utama pada hari kedua ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (6/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menyatakan akan mundur dari kursi perdana menteri pada September 2024 mendatang. Pengunduran diri disampaikan Kishida setelah menjabat sebagai perdana menteri diikuti dengan sejumlah skandal politik dan isu lain untuk perdana menteri mendatang di tengah kenaikan harga barang di Negeri Sakura.

"Saya akan melanjutkan untuk melakukan semua yang bisa saya lakukan sebagai perdana menteri sampai akhir periode saya di bulan September," kata Kisida dalam konferensi pers pada hari Rabu (14/8/2024) waktu setempat sekaligus mengumumkan tidak akan maju kembali sebagai pemimpin Partai Demokrasi Liberal atau Liberal Democratic Party (LDP) sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (14/8/2024).

Keputusan Fumio untuk mundur memantik kompetisi di internal partai dalam merebut kursi tertinggi di Partai Demokrasi Liberal di Jepang.

Keputusan Kishida dikaitkan dengan kondisi dukungan publik terhadap pria yang kini berumur 67 tahun itu memudar karena partai mendorong gerakan penyatuan gereja serta sumbangan yang tidak tercatat dalam upaya pengumpulan dana LDP.

Kini, penerus kepemimpinan LDP harus menyelesaikan tantangan antara lain menyatukan fraksi grup pemerintahan dan menangani kenaikan biaya hidup, eskalasi tekanan politik dengan Cina serta potensi Donald Trump kembali menjadi Presiden AS.

Kishida dikenal memimpin Jepang keluar dari masalah pandemi COVID lewat sejumlah stimulus, tetapi kemudian menunjuk Kazuo Ueda, seorang akademisi, sebagai kepala bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ). Pada Juli 2024 lalu, BOJ meningkatkan suku bunga acuan sehingga mengakibatkan ketidakstabilan harga pasar dan membuat nilai yen semakin melemah.

Analis dari Mizuho Securities, Shoki Omori, mengatakan, upaya pengunduran diri Kishida bisa memicu pengetatan kebijakan fiskal dan moneter tergantung kandidat yang menjadi penerus Kishida.

"Singkatnya, aset berisiko, terutama ekuitas, kemungkinan akan paling terpukul," kata Shoki.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL

tirto.id - Politik
Sumber: reuters
Editor: Andrian Pratama Taher