Menuju konten utama
Perkembangan Islam di Eropa

Perkembangan Islam di Spanyol: Sejarah, Keruntuhan & Peninggalan

Jumlah Islam di Eropa kini terus meningkat, termasuk di Spanyol. Namun tahukan Anda? Islam dulu pernah berjaya di Spanyol. Berikut sejarah-peninggalannya.

Perkembangan Islam di Spanyol: Sejarah, Keruntuhan & Peninggalan
Ilustrasi peninggalan Islam

tirto.id - Penganut Islam kini terus mengalami perkembangan di Eropa, salah satunya di Spanyol. Namun, jauh sebelum ini, perkembangan Islam di Spanyol pernah mencapai puncak kejayaan hingga akhirnya dihancurkan kekuasaan Nasrani.

Lantas, bagaimana sejarah Islam di Spanyol? Apa saja kerajaan Islam di Spanyol? Kapan masa kejayaan Islam di Spanyol? Seperti apa runtuhnya Islam di Spanyol?

Islam pertama kali masuk ke Eropa melalui Semenanjung Iberia, kemudian menyebar di Andalusia (Spanyol), Portugal, Andora, Gibraltar, dan sedikit wilayah Prancis. Masuknya Islam ke sana diperkirakan pada 711 M atau awal abad ke-8.

Sejarah Masuknya Islam ke Spanyol

Sejarawan Thomas W. Arnold mengungkapkan bahwa masuknya Islam ke Andalusia (Spanyol) dibawa oleh bangsa Arab pada 711 M. Peristiwa itu terjadi pada masa Dinasti Umayyah di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik.

Saat itu, Khalifah Al-Walid memerintahkan Musa bin Nushair, Thariq bin Ziyad, dan Tharif bin Malik untuk memperluas wilayah kekuasaan Islam hingga ke Andalusia.

Bersama para pasukannya, mereka berhasil menaklukkan Andalusia dan menjadikannya sebagai pusat kekuasaan Islam di Spanyol.

Di antara faktor-faktor yang menyebabkan Islam dapat diterima oleh rakyat Andalusia adalah tidak adanya paksaan untuk memeluk Islam. Selain itu, kebebasan memeluk agama atau kepercayaan dilindungi haknya oleh negara.

Kejayaan Islam di Spanyol

Dikutip dari artikel bertajuk "Rahmat Islam bagi Alam Semesta" yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan, bahwa masa kejayaan Islam di Spanyol terjadi ketika salah satu keturunan Bani Umayyah yang bernama Abdur Rahman pergi ke Andalusia saat kejatuhan Dinasti Umayyah di Timur Tengah.

Lailatul Maskhuroh dalam "Islam Spanyol (Perkembangan Politik, Intelektual dan Runtuhnya Kekuasaan Islam)" menyebutkan bahwa Abdur Rahman mendirikan Dinasti Umayyah di Andalusia pada 755 M, menempatkan dirinya sebagai khalifah kekuasaan tersebut.

Di masa kepemimpinan Dinasti Umayyah Andalusia, perkembangan Islam dapat dilihat dari didirikannya Masjid Cordova, penegakan hukum islam, pembaharuan dalam bidang kemiliteran, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, pembangunan kota, dan sejahteranya perekonomian masyarakat kala itu.

Terkhusus di bidang pengetahuan, Abdur Rahman mendirikan sekolah-sekolah besar yang diperuntukkan bagi generasi muda. Ia juga mendirikan Universitas Cordova yang perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku di masa tersebut.

Selain itu, kemajuan pada bidang ilmu pengetahuan mengakibatkan banyak ilmuwan yang muncul, di antaranya Abdur Rabbi, Ali ibnu Hazm, Al-Khatib, Ibnu Khaldun, Al-Bakri, Al-Idrisi, Ibnu Rusyd, Ibnu Batuta, dan lain-lain.

Keruntuhan Islam di Spanyol

Masa keruntuhan Islam di Spanyol dimulai pada 1086 M. Saat itu, Spanyol terpecah menjadi tiga puluh negara kecil. Hal tersebut menyebabkan wilayah-wilayah Islam juga terpecah. Inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya perang saudara sesama umat Islam karena alasan kekuasaan wilayah.

Kejadian demikian terus berlanjut dan kian melemahkan pengaruh Islam di Spanyol. Ahmad Syalabi dalam Sejarah Dan Kebudayaan Islam (1983: 76) menyebutkan bahwa Cordova dan Seville pada 1248 M jatuh ke tangan penguasa setempat, kemudian satu persatu daerah Spanyol pun lepas dari kekuasaan Islam.

Pada akhirnya, pengaruh Islam di Spanyol berakhir pada 1492 M. Saat itu, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menyatukan kekuatan untuk menyerang Andalusia.

Pemimpin Islam kala itu, Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, hingga akhirnya ia mengaku kalah dan menyerahkan kekuasaannya kepada dua sosok pemimpin baru tersebut.

Bagaimana Perkembangan Islam di Spanyol setelah Keruntuhan

Satu-satunya kekuatan terakhir Islam di Spanyol berada di Granada. Namun, kekuasaan Bani Ahmar yang telah bertahan selama dua abad tersebut harus takluk akibat serangan Kerajaan Aragon dan Castilia.

Abu Abdullah selaku pemimpin dipaksa untuk bersumpah setia kepada Ferdinand sekaligus melepaskan harta kekayaan umat Islam sebagai imbalan diberikannya hak hidup dan kebebasan beragama bagi orang Islam.

Akan tetapi, pada 1609, Raja Philip III dengan paksa membuat orang Islam di Spanyol mengambil dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari wilayah tersebut. Dengan begitu, Islam setelahnya dapat dikatakan telah tiada dari daratan Spanyol.

Peninggalan-peninggalan Islam di Spanyol dan Populasi Muslim Terkini

Berdasarkan data sensus terbaru, populasi muslim di Spanyol adalah sekitar 2,2 juta penduduk. Sebagian besar penganut Islam berkebangsaan asli Spanyol (sekitar 920 ribu), kemudian diikuti dengan imigran dari Maroko (sekitar 860 ribu) dan Pakistan (kurang lebih 97 ribu).

Secara umum, Spanyol cukup terbuka terhadap Islam dan tidak menutup akses bagi umat Islam untuk melaksanakan kegiatan keagamaannya. Toleransi antar umat beragama juga menjadi hal yang lumrah di sana.

Selanjutnya, peninggalan-peninggalan Islam pada masa lampau yang masih dapat dilihat, yaitu:

  • Cordoba Mezquita atau Masjid Cordova.
  • The Alhambra Palace atau Istana Alhambra.
  • Madinat Azahra atau benteng kota yang dibangun pada tahun 936 oleh Abd-ar-Rahman III.
  • La Madraza Granada atau Madrasah Granada.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Abdul Hadi
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif