Menuju konten utama
Mozaik

Menangkap Humor Lewat Bidikan Lensa Elliott Erwitt

Bagi Elliott Erwitt, fotografi adalah profesi orang malas yang membutuhkan kemampuan sederhana, dan ide tidak ada hubungannya dengan bentuk seni.

Menangkap Humor Lewat Bidikan Lensa Elliott Erwitt
Header Mozaik Elliot Erwitt. tirto.id/Ecun

tirto.id - Pada 24 Juli 1959, Kedutaan Besar AS di Moskow mengadakan pameran produk-produk Amerika Serikat. Acara ini dibuka malam hari oleh Wakil Presiden AS, Richard Nixon. Beberapa jam sebelumnya ia mendampingi Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, yang hadir di arena pameran.

Mereka berdua berkeliling sampai pada satu area produk dapur khas AS, sementara orang-orang mulai berkerumun.

"Saya ingin menunjukkan dapur ini kepada Anda. Ini seperti rumah kami di California," tutur Nixon.

Khrushchev lalu mengatakan bahwa negaranya juga sudah memiliki produk serupa saat Nixon menunjuk sebuah mesin cuci piring. Nixon tak mau kalah, ia menyebut bahwa mesin itu adalah model terbaru yang sudah disiapkan dan memudahkan kaum perempuan dalam mengelola dapurnya.

Khrushchev memberi perbandingan, "Sikap kapitalistik Anda terhadap perempuan tidak terjadi di bawah Komunisme."

Perbincangan semakin panas saat Nixon mengarahkan jarinya ke dada Khrushchev seakan menekankan pentingnya kapitalisme dan kebebasan memilih yang ditawarkannya.

Sementara Khrushchev dengan rileks menyatakan bahwa Uni Soviet akan segera melampaui AS dalam berbagai hal, termasuk senjata dan teknologi.

Momen perdebatan keduanya terkenal dengan sebutan "The Kitchen Debate".

Elliot Erwitt, seorang fotografer lepas, mengabadikan momen di area dapur tersebut.

"Saya berada di dapur, bebas bergerak, dan mereka kebetulan sampai ke pagar, jadi rasanya seperti menembak ikan di dalam tong," ujarnya saat ia lepas dari kerumunan dan berhasil masuk ke etalase dapur.

Tim kampanye Nixon memanfaatkan gambar tersebut dalam kampanye presiden tahun 1960. Foto itu juga berperan penting bagi William Safire, humas pameran kala itu, dalam mendapatkan pekerjaan sebagai salah satu penulis pidato Nixon pada 1968.

Erwitt marah besar saat poster yang diambil dari fotonya tanpa izin menjamur di mana-mana. Terlebih saat Partai Republik hanya membayarnya $500.

Elliott Erwitt

Fotografer Amerika Elliott Erwitt memotret sutradara film Amerika Francis Ford Coppola di Sekolah Internasional Film dan Televisi di San Antonio de Los Banos, dekat Havana, Kuba, Kamis, 16 Juli 2015. (Foto AP/Desmond Boylan)

Selera Humor dalam Karya

Erwitt mulai belajar fotografi dan pembuatan film di usia remaja saat keluarganya pindah ke Amerika Serikat tahun 1939. Ia belajar di New School for Social Sciences dan Los Angeles City College di Los Angeles.

Sebelumnya ia tinggal di New York selama dua tahun usai melarikan diri dari pengaruh fasis yang sedang berkembang di Eropa. Lahir dengan nama Elio Romano Ervitz pada 26 Juli 1928 di Paris, Prancis, dari keluarga imigran Yahudi-Rusia, masa kecilnya banyak dihabiskan di Milan, Italia.

Ayahnya, Boris, merupakan pedagang serabutan dan kerap bepergian menjual barang-barang bekas.

Meskipun orang tuanya telah bercerai, mereka bertiga mendapatkan kehidupannya di AS.

Erwitt berkeliling Eropa, khususnya Italia dan Prancis, untuk mempertajam kemampuan fotografinya sepanjang tahun 1949.

Warsa 1951, ia bergabung dengan tentara Angkatan Darat AS dan dikirim ke Eropa hingga tahun 1953. Kesempatan tersebut dimanfaatkannya untuk mengabadikan keseharian di Jerman dan Prancis.

Saat itu, Erwitt sudah menguasai empat bahasa sehingga tidak kesulitan dalam mengasah dan menemukan jati diri dalam pergaulan maupun berbagi pengalaman hidupnya.

Setelah bertugas di militer, ia memulai kariernya sebagai fotografer lepas dan bekerja untuk majalah seperti Life, Look, dan Collier’s. Dia kemudian menjadi asisten fotografer dan berkesempatan bertemu dengan fotografer ternama seperti Roy Stryker, Robert Capa, dan Edward Steichen.

Mereka memengaruhi gaya fotografinya yang menonjolkan keseharian yang tak biasa.

Tahun 1953, Erwitt masuk Magnum Photos bergabung dengan Henri Cartier-Bresson dan Robert Capa, lalu mulai mengerjakan berbagai proyek lintas negara.

Warsa 1960, ia mengambil gambar promosi untuk film klasik The Misfits, sebuah film yang dibintangi oleh Marilyn Monroe, Montgomery Clift, dan Clark Gable.

Beberapa potret tokoh terkenal lainnya ia abadikan, mulai dari Che Guevara, Richard Nixon, Nikita Krushchev, dan Jacky Kennedy.

Ia terpilih sebagai presiden Magnum Photos pada 1968 dan semakin mengukuhkan pengaruhnya dalam dunia fotografi.

Meskipun beberapa foto merupakan permintaan klien, ia kerap memotret sesuai gayanya yang dikenal karena lelucon visualnya yang lucu dan absurd. Ia banyak menangkap esensi kehidupan sehari-hari melalui ketajaman matanya terhadap momen-momen konyol yang tak terduga.

Beberapa gambarnya yang paling terkenal antara lain seorang anak laki-laki yang mengintip dari balik selimut, seekor anjing dengan mainan di mulutnya, gambar siluet seorang pria melompat dengan payung di depan Menara Eiffel, seorang wanita duduk di beranda New York City dengan dua bulldog--miring sehingga anjing di pangkuannya tampak memiliki anggota tubuh manusia--, dan sekelompok tentara bermain kartu di lubang perlindungan.

Meski sukses dan banjir pujian, Erwitt tetap rendah hati dan anti-intelektual terhadap karyanya, menekankan bahwa fotografi adalah profesi orang malas yang membutuhkan kemampuan sederhana, dan ide tidak ada hubungannya dengan bentuk seni.

"Gambar pribadi saya berasal dari apa yang saya amati. Pekerjaan profesional saya didasarkan pada apa yang diharapkan klien dari saya dan membayar saya," ungkapnya dalam sebuah wawancara.

Pendekatannya terhadap fotografi menjadi pembeda yang membuat karyanya unik. Erwitt menangkap fotografi sebagai dokumentasi spontan, bukan sesuatu yang direncanakan atau diproduksi secara artifisial.

Ini terlihat dalam cara dia mengambil gambar spontan tanpa posesi atau pengaturan sebelumnya, memberikan gambaran otentik tentang subjeknya.

Elliott Erwitt

Elliott Erwitt berpose saat kunjungan pers pamerannya 'Personal Best' di Paris, Selasa 2 Februari 2010. (AP Photo/Jacques Brinon)

Delapan Dekade Memegang Kamera

Ketertarikan Elliott Erwitt pada kamera saat ia bereksperimen di usia belasan dengan kamera pemberian ayahnya.

Sepanjang kariernya, ia telah mengabadikan gambar-gambar ikonik dari periode pasca-perang yang mencakup politik, berita, sejarah, dan budaya pop. Foto-fotonya ditampilkan di museum dan berbagai media di berbagai belahan dunia.

Dia percaya bahwa fotografi adalah profesi sederhana yang memerlukan reaksi terhadap apa yang kita lihat, lalu memotretnya.

"Kemudian Anda dapat memotret apa pun, seseorang sedang menggaruk hidungnya, dan hasilnya adalah gambar yang bagus,” ujarnya kepada The New York Times.

Dia memandang gambar-gambarnya yang terkenal sebagai hadiah yang tidak boleh dianalisa secara berlebihan, menekankan pentingnya menghargai mereka apa adanya.

Erwitt sering menggunakan berbagai jenis kamera dalam karier fotografinya. Tetapi favoritnya ialah kamera Leica, khususnya model Leica M series. Dia juga menggunakan kamera Hasselblad dan beberapa kamera lainnya sesuai dengan kebutuhan proyek fotografi yang sedang dijalankan.

Meski karyanya dipamerkan di galeri bergengsi, termasuk retrospektif tahun 2018 di Museum of Modern Art di New York, Erwitt menganggapnya sebagai "profesi orang malas" yang membutuhkan keberuntungan dan kemampuan sederhana.

Dia menolak gagasan menganalisis gambar-gambarnya yang terkenal, dengan menyatakan bahwa foto yang bagus adalah hadiah yang harus diapresiasi tanpa pengawasan lebih lanjut.

Melalui foto-fotonya, Erwitt menunjukkan kemampuan fotografi tidak hanya mendokumentasikan namun juga menangkap nuansa kehidupan yang menggembirakan, memposisikannya sebagai media yang ampuh untuk bercerita.

Selain mengabadikan momen-momen penting dan kehidupan sehari-hari, ia terkenal dengan foto anjingnya yang sering kali menunjukkan perspektif yang lucu atau mengejutkan.

Ia memberi alasan mengambil banyak foto anjing karena dirinya memang suka anjing. Lain itu karena anjing tidak keberatan difoto.

"Dan mereka tidak meminta cetakan," katanya seperti dilansir CNN dalam obituarinya.

Buku-buku seperti "Son of Bitch" (1974), "To The Dogs" (1992), dan "Woof" (2005), merupakan sebagian dari karya-karyanya yang mengangkat tema ini.

Selain fotografi, Erwitt juga menyutradarai beberapa film dokumenter dan film pendek sejak 1970-an, termasuk Beauty Knows No Pain (1971), Red, White and Bluegrass (1973).

Pada 29 November 2023, Elliott Erwitt meninggal dunia dalam usia 95 tahun di rumahnya di Manhattan, meninggalkan enam anak dari pernikahan empat kalinya, 10 cucu, dan tiga cicit.

Ia dikenang lewat gayanya yang unik serta kemampuannya menemukan humor dalam situasi sehari-hari, karakter yang membedakannya dalam dunia fotografi.

Baca juga artikel terkait MOZAIK atau tulisan lainnya dari Ali Zaenal

tirto.id - Humaniora
Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi