Menuju konten utama
Mozaik

Menyibak Tabir Foto "Makan Siang di Atas Gedung Pencakar Langit"

Foto "Lunch Atop a Skyscraper" mencerminkan keadaan tentang pekerjaan yang berbahaya menjadi pilihan terbaik yang tersedia bagi banyak orang kala itu.

Menyibak Tabir Foto
Header Mozaik Bukan Sembarang Makan Siang. tirto.id/Gery

tirto.id - Suatu hari di tahun 2009, Seán Ó Cualáin, seorang sutradara film dokumenter, tertarik pada foto di dinding tembok sebuah pub di Shanaglish, desa kecil di County Galway, Irlandia.

Terdapat catatan kecil di sudut bingkai foto dari putra seorang emigran lokal yang mengatakan bahwa ayah dan pamannya ada di dalam gambar.

Foto itu berjudul "Lunch Atop a Skyscraper" atau dikenal juga sebagai "Lunch on a Beam" dan "Men on a Beam". Ini merupakan salah satu foto paling ikonik di dunia dan masuk ke dalam 100 foto terkenal sepanjang abad ke-20 menurut majalah Time.

Foto juga telah ditafsirkan dengan berbagai cara. Beberapa orang melihatnya sebagai simbol keberanian dan ketekunan di tengah masa sulit. Yang lain melihatnya sebagai simbol bahaya dan ketidakamanan dari era Depresi Besar.

“Kami menyadari dengan sangat cepat bahwa ada kisah besar yang tak terungkap di sini,” ujar Ó Cualáin dalam kolomnya di The Journal Irlandia.

Pada 2012, ia merilis film dokumenter berjudul Men at Lunch tentang kisah di balik foto tersebut dan mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan.

Dari film ini, empat orang pekerja dalam foto kemudian dikenali publik: Joseph Eckner (ketiga dari kiri), Joe Curtis (ketiga dari kanan), Matty O'Shaughnessy (paling kiri mengisap rokok), dan Sonny Glynn (satu-satunya yang menatap kamera, posisi paling kanan memegang botol).

Foto itu diambil pada 20 September 1932 selama pembangunan Gedung RCA (Radio Corporation of America) di Rockefeller Center, New York, bukan di Empire State Building seperti yang diyakini banyak orang.

Diterbitkan pertama kali oleh New York Herald Tribune pada 2 Oktober 1932, fotografernya masih misterius, meskipun kemungkinan besar Charles C. Ebbets adalah nama yang melekat pada awalnya.

Selama 80 tahun sejak pengambilan foto tersebut, misteri yang menyertainya masih belum terpecahkan sepenuhnya. Siapa saja para pekerja dalam foto ini? Apakah semuanya berasal dari Irlandia? Bagaimana Ebbets bisa mendapatkan akses ke lokasi tersebut?

Fotografi Pada Era Depresi Besar

Pengambilan foto ini tidak bisa dilepaskan dari latar belakang sejarah Amerika Serikat pada saat itu. Tahun 1930-an, Amerika Serikat dilanda Depresi Besar yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan kehidupan ekonomi menjadi sulit.

Namun, di tengah situasi tersebut, pembangunan gedung-gedung pencakar langit tetap berlangsung dengan harapan bisa memberikan lapangan pekerjaan baru.

Depresi Besar terjadi pada tahun 1929 dan berlangsung selama lebih dari satu dekade, hingga akhir 1930-an. Dampaknya terasa tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia.

Pada 29 Oktober 1929, yang dikenal sebagai Black Tuesday, pasar saham runtuh secara dramatis yag menjadi titik awal dari Depresi Besar.

Sistem perbankan Amerika Serikat juga mengalami masalah serius selama periode ini. Banyak bank yang memberikan pinjaman yang berlebihan dan tidak mempertimbangkan risiko yang terkait.

Dampak Depresi Besar terhadap perekonomian Amerika Serikat sangat parah. Seturut data Departemen Tenaga Kerja AS, tingkat pengangguran melonjak secara drastis, mencapai puncaknya sekitar 25 persen pada tahun 1933. Jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan dan keluarga mereka terjerat kemiskinan.

Pemerintah AS mencoba untuk mengatasi krisis ini melalui berbagai program dan kebijakan. Presiden Franklin D. Roosevelt meluncurkan New Deal, serangkaian program pemerintah yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Fotografer seperti Dorothea Lange dan Walker Evans, mengabadikan dampak Depresi Besar pada kehidupan orang Amerika. Foto-foto mereka memberikan gambaran yang realistis tentang kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran.

Kemudian ada Alfred Stieglitz dan Edward Steichen yang menggunakan foto potret untuk mengeksplorasi tema-tema seperti identitas dan kelas sosial.

Dalam konteks Depresi Besar, foto "Lunch Atop a Skyscraper" menjadi simbol ketahanan, keberanian, dan semangat manusia dalam menghadapi kesulitan ekonomi. Foto ini juga menggambarkan tingkat pengangguran yang tinggi.

“Para lelaki ini sangat putus asa mencari nafkah untuk menghidupi keluarga mereka,” tulis Tony Muschara dalam Risk-Based Thinking: Managing the Uncertainty of Human Error in Operations (2017:10).

Para pekerja konstruksi, yang sebagian besar para imigran, yang terlihat dalam foto ini mencerminkan keadaan di mana pekerjaan yang berbahaya dan sulit menjadi pilihan terbaik yang tersedia bagi banyak orang.

Misteri Sang Fotografer

"Lunch Atop a Skyscraper" diyakini sebagian orang diambil oleh fotografer Amerika, Charles C. Ebbets. Foto ini menampilkan 11 pekerja konstruksi yang sedang makan siang di atas balok baja yang terletak di ketinggian 850 kaki cakrawala Manhattan.

Charles Clyde Ebbets lahir pada 1905. Ia memulai kariernya sebagai fotografer pada tahun 1920-an dan sering kali bekerja untuk majalah-majalah seperti National Geographic dan Life.

Pada 1932, ia dipekerjakan oleh Rockefeller Center untuk memotret proyek konstruksi dan mendapatkan ketenaran karena foto-fotonya. Ia menetap di Florida selatan pada 1935 dan menjadi fotografer Associated Press.

Meski awalnya foto tersebut dianggap diambil oleh Ebbets, beberapa sumber juga menyebut bahwa foto ini diambil oleh salah satu dari dua fotografer lainnya, yaitu William Leftwich atau Thomas Kelley.

Beberapa klaim yang menghubungkan William Leftwich dengan foto ini muncul berdasarkan kehadiran Leftwich di lokasi saat itu. Leftwich adalah fotografer yang bekerja lepas di beberapa surat kabar New York City.

Fakta tersebut terurai setelah film dokumenter Men at Lunch (2012) garapan Seán Ó Cualáin dirilis.

“Inilah William Leftwich bertengger di balok 6 inci 69 lantai di atas tanah di Rockefeller Center,” tutur Christine Roussel, arsiparis dari Rockefeller Center seraya menunjuk dokumen foto tertanggal 20 September 1932.

Begitu juga klaim tentang Thomas Kelley yang muncul berdasarkan bukti bahwa ia juga hadir di hari yang sama saat pengambilan foto.

“Dan kami melihat lagi fotografer lain bertengger di balok dan tanggal yang sama, muncul 20 September 1932 dan fotografer diidentifikasi sebagai Thomas Kelly,” tambah Roussel.

Sumber lain menyebut Kelley memiliki koneksi dengan para pekerja konstruksi dan memiliki akses untuk mengambil foto tersebut.

Sampai tahun 2001, foto "Lunch Atop a Skyscraper" dikreditkan kepada fotografer anonim hingga ada bukti dari keluarga besar Charless Ebbets yang mengonfirmasi bahwa mereka memiliki cetakan hitam putih skala besar versi yang sama dari bidikan foto tersebut.

Sejak itu, arsip foto Rockefeller Center menggunakan nama Ebbets sebagai pengambil gambar “Makan Siang di Atas Gedung Pencakar Langit”.

Namun, Roussel dan timnya meneliti kembali saat film Men at Lunch mulai diproduksi dan menemukan fotografer lain. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Direktur Sejarah Fotografi di Corbis Images, Ken Johnston.

“Baru-baru ini terungkap bahwa sebenarnya ada banyak fotografer di gedung tersebut pada hari itu dan kami tidak dapat memastikan siapa yang memotretnya,” ujar Johnston kepada Reuters.

Corbis Images yang pada tahun 2016 diakuisisi Getty Images memiliki negatif film asli foto tersebut yang dibeli dari United Press International (UPI) pada 1995. Umumnya koleksi dari UPI adalah fotografer anonim.

Setelah penelusuran panjang selama lebih dari delapan dekade, Arsip Rockefeller dan Corbis Images kemudian menghapus kredit resmi Charless Ebbets.

Misteri dan kontroversi seputar foto "Lunch atop a Skyscraper" telah menambah daya tarik dan kepopulerannya. Foto ini juga menjadi gambar terlaris sepanjang sejarah portofolio Corbis dengan rata-rata penjualan mencapai angka seratus setiap bulan selama 10 tahun.

Upaya Mengidentifikasi Para Pekerja

Irlandia telah menghadapi kesulitan ekonomi jangka panjang yang dipicu oleh kelaparan, perubahan ekonomi, dan politik. Kelaparan yang parah terjadi pada abad ke-19, terutama selama Great Famine antara tahun 1845-1852.

Kelaparan ini disebabkan oleh wabah penyakit pada tanaman kentang yang merupakan sumber makanan utama bagi penduduk Irlandia. Akibatnya, jutaan orang meninggal dunia dan jutaan lainnya terpaksa bermigrasi untuk mencari makanan dan kesempatan hidup yang lebih baik.

Setelah itu, negara ini mengalami kemiskinan yang meluas, tingkat pengangguran yang tinggi, dan kurangnya peluang ekonomi.

Amerika Serikat, khususnya kota New York, menawarkan peluang kerja yang lebih baik bagi para migran Irlandia. New York adalah pusat ekonomi dan industri yang berkembang pesat pada saat itu. Di kota ini, orang Irlandia yang banyak bekerja di sektor konstruksi, perhotelan, pelayaran, dan industri lainnya.

Migrasi orang Irlandia ke New York juga dipengaruhi oleh keluarga dan komunitas Irlandia yang sudah ada di sana. Inilah yang awalnya menjadi fokus Seán Ó Cualáin dalam membuat film Men at Lunch.

Infografik Mozaik Bukan Sembarang Makan Siang

Infografik Mozaik Bukan Sembarang Makan Siang. tirto.id/Gery

Ia ingin membuka konteks yang luas akan era gedung pencakar langit yang ikonik di New York dan di sanalah ia menemukan dua nama pekerja asal Irlandia: Matty O'Shaughnessy dan Sonny Glynn.

“Amerika dibangun emigran itu dan Irlandia adalah salah satu emigran pertama di Amerika. Dan fakta bahwa para pekerja besi ini adalah generasi pertama, keturunan Famine Irish, sangat kuat," tukasnya dalam wawancara dengan Film Ireland.

Pada masa itu, New York City sedang mengalami pertumbuhan pesat dalam pembangunan gedung-gedung pencakar langit, seperti Empire State Building, Chrysler Building, 40 Wall Street, dan Bank of Manhattan Trust Building (sekarang dikenal sebagai Trump Building).

Gedung-gedung tersebut dibangun sebagai simbol kemajuan dan modernisasi kota, serta sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan ruang di kota yang padat penduduk.

Identitas para pekerja dalam foto "Lunch Atop a Skyscraper" yang tidak pernah sepenuhnya diketahui menambah lapisan misteri dan ketidakpastian terhadap kisah di balik gambar tersebut, yang juga menunjukkan betapa banyak orang tak dikenal yang berkontribusi pada sejarah.

Selain dari Irlandia, belakangan diperkirakan para pekerja tersebut merupakan imigran yang datang dari Italia, Skandinavia, Jerman, Eropa Timur, dan suku Indian Mohawk.

“Selama lebih dari 100 tahun, anggota suku Mohawk telah membantu membangun hampir setiap gedung pencakar langit terkemuka di New York City--termasuk Rockefeller Center, Empire State, dan bangunan Chrysler,” kutip laman resmi Rockefeller Center.

"Lunch Atop a Skyscraper" telah memengaruhi budaya populer, muncul dalam berbagai karya seni, iklan, dan parodi. Ini mencerminkan bagaimana citra dan pesan dari foto ini tetap hidup dalam kesadaran budaya, pada waktu yang cukup panjang.

Baca juga artikel terkait FOTOGRAFI atau tulisan lainnya dari Ali Zaenal

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi