tirto.id - Surah Al-Maidah ayat 21 menjelaskan tentang karunia Allah kepada kaum Nabi Musa agar mereka memiliki tempat tinggal di tanah suci Palestina. Namun, ada persyaratan yang harus dijalani jika mereka memang ingin menetap di sana. Apa saja syarat tersebut yang dijelaskan dalam tafsir Al-Qur'an?
Tanah Palestina pernah dijanjikan Allah subhanahu wa ta'ala untuk menjadi tempat tinggal kaum Bani Israil (Yahudi) setelah lepas dari perbudakan Firaun. Mereka menjadi pengikut Nabi Musa alaihisalam.
Nabi Musa memberikan perintah pada kaumnya untuk masuk ke Palestina dengan jalan tetap menjaga ketaatannya kepada Allah. Salah satunya mereka harus berperang dengan musuh-musuh dari kaum kafir dan pantang mundur. Jika sampai memutuskan melarikan diri maka Allah memberikan balasan yang setimpal sebagai hukuman.
Bacaan Surat Al-Maidah Ayat 21 Arab, Latin, dan Terjemahan
Surah Al-Maidah adalah surah kelima dalam Al-Qur'an setelah surah An-Nisa dan sebelum Al-An'am. Surah ini terdiri dari 120 ayat. Adapun bagian yang membahas tentang Palestina ada di ayat 21 dengan bacaan dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahan sebagai berikut:
يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ
Yā qaumidkhulul-arḍal-muqaddasatal-latī kataballāhu lakum wa lā tartaddū ‘alā adbārikum fa tanqalibū khāsirīn(a)
Artinya: "Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmakdis, kota di Palestina) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.”(Q.S. Al-Maidah [5]: 21).
Tafsir Surah Al-Maidah Ayat 21 Tentang Palestina
Tafsir Al-Maidah ayat 21 secara umum tentang firman Allah yang menceritakan tentang diperintahkannya kaum Bani Israil untuk masuk ke tanah suci yaitu Baitulmakdis di Palestina. Saat itu, Bani Israel yang beriman berada dalam tuntunan Nabi Musa.
Perintah Nabi Musa pada kaumnya sangat jelas, yaitu ingin kaumnya segera masuk ke Palestina dan tidak boleh berbalik arah karena takut pada musuh. Jika mereka gentar, maka sesungguhnya akan menjadi kaum yang merugi.
Penjelasan tafsir Al-Maidah ayat 21 diterangkan dalam berbagai referensi seperti berikut:
1. Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Arab Saudi)
Dalam tafsir ini, Nabi Musa mengatakan bahwa Baitulmakdis menjadi negeri yang disucikan dan dijanjikan bagi Bani Israel untuk memasukinya. Namun, mereka juga harus memerangi orang-orang kafir yang sedang berada di tempat tersebut. Jika mereka enggan memerangi, maka kerugian dunia dan akhirat akan dialami.Dalam tafsir ini disebutkan, "Wahai kaumku, masuklah kalian ke negeri yang disucikan, yaitu Baitulmakdis dan juga tempat sekitarnya, yang Allah janjikan kalian akan memasukinya dan memerangi orang-orang kafir yang ada di dalamnya. Dan janganlah kalian kembali dari memerangi orang-orang yang menjajah, maka kalian akan merugi karena tidak mendapatkan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.”
2. Tafsir Al-Wajiz (Syekh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili)
Dalam Tafsir Al-Wajiz dijelaskan bahwa Nabi Musa berkata pada kaumnya untuk masuk ke tanah suci Palestina yang sudah dibebaskan dari berhala karena menjadi tempat banyaknya diutus para nabi Allah. Allah memberikan kesempatan pada Bani Israel memasukinya selama berbuat kebaikan dalam keimanan dan ketakwaan.Kebalikan dari itu, Bani Israil akan diberikan kerugian atas kebaikan dunia dan akhirat bila berbuat kerusakan. Kerugian yang sama juga dialami jika mereka menjauh dari ketaatan dan tidak mau kembali atau berpaling karena rasa takut kepada musuh.
3. Tafsir As-Sa'di (Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di)
Menurut Tafsir As-Sa'di, Nabi Musa telah menyampaikan kabar yang dapat membuat diri tenang dengan diizinkannya bagi kaum Bani Israil masuk ke tanah Palestina yang ditentukan Allah buat mereka. Syaratnya, kaum Bani Israil percaya dan beriman pada berita dari Allah. Allah telah memberikan janji pada mereka atas kemenangan terhadap musuh dan dapat memasuki kota tersebut.Dalam tafsir ini juga disebutkan makna "Dan janganlah kamu lari" sebagai seruan untuk tidak mundur ke belakang karena nantinya justru bisa menjadi orang-orang yang merugi. Kerugian tersebut meliputi lepasnya kemenangan atas musuh dan hilangnya kesempatan membebaskan negeri yang dijanjikan Allah. Orang-orang yang gentar pada musuh juga rugi akhiratnya karena akan kehilangan pahala dan pelanggaran tersebut mendapatkan hukuman dari Allah.
4. Tafsir Tahlili
Dalam Tafsir Tahlili disebutkan, setelah Nabi Musa menjelaskan tentang nikmat-nikmat pada kaumnya tentang tanah Palestina yang dijanjikan Allah, beliau lalu memerintahkan pada mereka agar berani melawan musuh-musuh Allah. Mereka diberikan penjelasan pula bahwa Allah akan menolong mereka.Perintah Nabi Musa juga cukup jelas. Kaum Bani Israil harus masuk ke Palestina dan berdiam di sana karena telah dijanjikan Allah sebagai tempat tinggal mereka.
Selain itu, Nabi Musa melarang kaumnya untuk keluar dari agamanya dan kembali menyembah berhala. Mereka juga dilarang berbuat kerusakan dengan kezaliman atau mengikuti hawa nafsu. Jika aturan tersebut dilanggar, semua nikmat yang dijanjikan tersebut batal dan dicabut kembali oleh Allah.
Dalam catatan kaki laman Al-Qur'an Kementerian Agama (Kemenag) RI disebutkan, tanah Palestina yang ditentukan untuk kaum Bani Israil berlaku selama mereka beriman dan taat pada Allah subhanahu wa ta'ala. Saat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diutus sebagai nabi terakhir dan mereka menolak mengimaninya, maka ketentuan tanah yang dijanjikan untuk Bani Israil tersebut telah pupus.
Berdasarkan riwayat Ibnu ‘Asakir dari Mu’āż bin Jabal, tanah suci berada antara sungai Tigris dengan sungai Furat. Tanah yang dijanjikan disebut suci sebab sangat banyak nabi menempatinya dan mendakwahkan agama tauhid. Oleh sebab itu, tanah tersebut bebas dari berhala dan kepercayaan sesat.
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id







































