tirto.id - Halal bihalal telah menjadi sebuah tradisi khas masyarakat Indonesia yang dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini dimanfaatkan sebagai momen untuk saling bermaafan dan mempererat silaturahmi, baik antar keluarga, tetangga, teman, atau rekan kerja.
Istilah halal bihalal sendiri kerap disangka berasal dari Arab. Namun, konon istilah ini justru tercetus dari KH Abdul Wahab Hasbullah, ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang saat itu mengusulkan adanya silaturahmi nasional ke Bung Karno.
Dilansir dari laman NU Online, kata halal dapat dipahami sebagai terbebasnya orang dari dosa atau kesalahan apabila telah saling bermaafan dengan orang lain. Dari segi bahasa, halal bihalal juga diartikan sebagai meluruskan ‘benang kusut’ yang merujuk pada hubungan antar manusia.
Dalam praktiknya, halal bihalal sering diadakan dalam bentuk pertemuan, baik formal maupun nonformal. Para peserta nantinya saling bersalaman, meminta maaf, dan menikmati hidangan bersama.
Untuk acara yang lebih formal, biasanya acara halal bihalal akan lebih terstruktur, misalnya dimulai dari acara pembukaan, tausiah agama, hingga game atau permainan untuk mencairkan suasana.
Oleh karena itu, materi halal bihalal yang tepat sangat dibutuhkan agar acara terasa lebih bermakna. Materi ini pun dapat dijadikan panduan bagi para panitia sehingga halal bihalal bisa berjalan dengan lancar dan sempurna.
Contoh Materi Halal Bihalal
Halal bihalal lebih dari sekadar ajang silaturahmi dan saling memaafkan, tapi juga kesempatan untuk menyebarkan nilai-nilai positif kepada banyak orang, termasuk pemahaman agama, nasihat, dan motivasi. Berikut contoh materi halal bihalal yang dapat dijadikan sebagai referensi:
A. Sambutan Pembuka

Dalam halal bihalal formal dan semi formal, acara umumnya akan dibuka dengan sambutan yang juga berfungsi sebagai pengantar acara bagi para audiens/peserta.
Sambutan biasanya disampaikan oleh seseorang yang memiliki peran atau kedudukan dalam acara tersebut, seperti ketua panitia, pimpinan, atau tokoh yang dihormati. Isi sambutan halal bihalal dapat berisi ucapan selamat datang, selamat Idul Fitri, serta tujuan dan harapan diadakannya acara.
Berikut contoh teks sambutan acara halal-bihalal:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat (nama tokoh atau pimpinan yang hadir)
Yang saya hormati para tamu undangan, serta seluruh hadirin yang berbahagia,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, kesempatan, dan kebersamaan sehingga kita dapat hadir dalam acara halal bihalal ini dalam keadaan sehat dan penuh kebahagiaan.
Tak lupa, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan dalam kehidupan, khusunya dalam menjaga silaturahmi dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan Selamat Idul Fitri untuk semuanya. Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kalian semua.
Sebagai ketua panitia, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Tanpa dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, acara ini tentu tidak akan dapat terlaksana dengan baik.
Kami juga mengapresiasi kehadiran Bapak/Ibu dan saudara sekalian yang telah meluangkan waktu untuk bersama-sama dalam acara ini. Kehadiran dan kebersamaan kita hari ini adalah bukti bahwa silaturahmi tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan kita yang harus selalu kita jaga.
Hadirin sekalian,
Halal bihalal ini bukan hanya menjadi ajang berkumpul setelah Idul Fitri, tapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi, menyambung hubungan yang mungkin sempat renggang, serta saling memaafkan dengan hati tulus dan ikhlas.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu tidak lepas dari kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu, melalui momentum halal bihalal ini, marilah kita saling memaafkan dengan hati yang tulus dan menjadikan kesempatan ini sebagai awal yang baru dalam hubungan kita.
Dengan saling memaafkan, kita dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis, baik dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun dalam kehidupan bermasyarakat secara luas.
Selain sebagai ajang silaturahmi, acara ini juga menjadi sarana untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa kita. Dalam kehidupan yang semakin sibuk, terkadang kita lupa untuk menyapa, berbagi cerita, dan mengeratkan kembali hubungan yang mulai renggang.
Marilah kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk kembali menjalin komunikasi, memperkokoh rasa persaudaraan, dan membangun kebersamaan yang lebih erat.
Akhir kata, saya mewakili seluruh panitia memohon maaf jika dalam persiapan dan pelaksanaan acara ini terdapat kekurangan atau hal-hal yang kurang berkenan.
Semoga acara ini berjalan dengan lancar, membawa berkah, serta memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi hadirin sekalian. Semoga Allah SWT senantiasa meridai dan memberkahi langkah kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
B. Tausiah atau Ceramah Singkat

Dalam susunan acara halal bihalal, tausiah atau ceramah agama juga menjadi bagian penting yang bertujuan memberikan pencerahan dan motivasi spiritual kepada tamu undangan. Tausiah biasanya disampaikan oleh seorang ustaz, kiai, atau tokoh agama yang membahas berbagai tema.
Berikut 3 contoh ceramah halal bihalal dengan berbagai tema:
1. Tema: Makna Halal Bihalal dan Pentingnya Saling Memaafkan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, serta kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di acara yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah
Hari ini kita mengadakan halal bihalal, sebuah tradisi umat Islam di Indonesia dan dilakukan setelah Idul Fitri. Tradisi ini bukan sekadar ajang berkumpul, bersenang-senang, atau ajang silaturahmi belaka, tetapi memiliki makna yang lebih mendalam.
Halal bihalal adalah kesempatan bagi kita untuk saling memaafkan, membersihkan hati dari rasa benci dan dendam, serta mempererat kembali hubungan yang mungkin sempat merenggang.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
“...Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa memaafkan kesalahan orang lain bukan hanya sekadar bentuk kebaikan, tetapi juga jalan agar kita mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Hadirin yang berbahagia, memaafkan juga memiliki hikmah tersendiri dalam kehidupan. Pertama, untuk menjalin ukhuwah Islamiyah. Dengan saling memaafkan, hubungan persaudaraan kita semakin erat. Tidak ada lagi dendam atau kebencian yang bisa merusak tali silaturahmi.
Kedua, menenangkan hati dan pikiran kita. Memaafkan orang lain dapat membuat hati lebih damai dan pasti akan terasa ringan. Sebaliknya, menyimpan dendam hanya akan membebani diri kita sendiri, seperti menyimpan bara api di dalam hati.
Ketiga, mendapatkan rida Allah SWT. Memaafkan berarti berbuat baik sesuai dengan perintah Allah SWT. Dengan memaafkan kesalahan orang lain, berarti kita berusaha mendekatkan diri dengan Allah SWT dan lebih mudah mendapatkan rida-Nya.
Maka dari itu, mari kita jadikan momentum halal bihalal ini sebagai sarana untuk membersihkan hati, mempererat silaturahmi, dan menata kembali hubungan kita dengan orang lain. Yang renggang agar semakin erat, yang sudah erat semoga bertambah kuat.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mudah memberi maaf dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Tema: Menjaga Silaturahmi sebagai Kunci Rezeki dan Kebahagiaan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan kita dalam kehidupan. Semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir. Aamiin.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita bersyukur karena hari ini kita dapat berkumpul dalam acara halal bihalal dengan penuh kebahagiaan. Halal bihalal adalah kesempatan kita untuk saling bersilaturahmi dan mempererat hubungan persaudaraan.
Sebagaimana kita ketahui, silaturahmi bukan hanya sekadar tradisi, tapi juga perintah dari Allah SWT. Menjalin hubungan baik dengan sesama, terutama dengan keluarga, saudara, dan sahabat, memiliki banyak keutamaan, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat.
Salah satu keutamaan silaturahmi adalah sebagai kunci rezeki dan kebahagiaan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya. (HR. Bukhari)
Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa silaturahmi bukan hanya soal hubungan sosial, tapi juga memiliki dampak langsung pada keberkahan rezeki dan umur. Namun, mungkin sebagian dari kita bertanya, bagaimana silaturahmi bisa mendatangkan rezeki?
Hadirin yang dimuliakan Allah, rezeki tidak selalu berbentuk materi atau uang. Rezeki bisa berupa kesehatan, ketenangan hati, kemudahan dalam urusan, atau bahkan pertemanan yang baik.
Dengan menjaga silaturahmi, kita bisa memperluas jaringan sosial, membuka peluang baru dalam kehidupan, dan yang lebih penting, mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Coba kita renungkan, berapa banyak orang yang mendapatkan pekerjaan, peluang usaha, atau bantuan di saat sulit hanya karena mereka memiliki hubungan baik dengan orang lain?
Berapa banyak orang yang merasa lebih bahagia karena memiliki keluarga dan sahabat yang selalu mendukung? Semua ini adalah bentuk rezeki yang seringkali tidak kita sadari.
Sebaliknya, memutus silaturahmi bisa menjadi penghalang datangnya rezeki dan kebahagiaan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama bukan sekadar anjuran, tapi kewajiban yang akan memengaruhi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, jika selama ini ada perselisihan, kesalahpahaman, atau rasa gengsi yang menghalangi kita untuk bersilaturahmi, marilah kita hilangkan. Jadikan momen halal bihalal ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki hubungan, saling memaafkan, dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Mari kita jadikan halal bihalal ini sebagai titik awal untuk terus menjaga silaturahmi dengan keluarga, sahabat, tetangga, dan semua orang di sekitar kita. Jangan biarkan kesalahpahaman, ego, atau rasa gengsi menghalangi kita untuk menjalin hubungan baik.
Semoga dengan silaturahmi, Allah SWT melapangkan rezeki kita, memberikan kebahagiaan dalam hidup kita, dan meridai setiap langkah kita.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Jika ada kekurangan, saya mohon maaf. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridai-Nya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Tema: Keutamaan Persaudaraan dalam Islam
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat dalam kehidupan kita. Shalawat serta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita menuju cahaya Islam.
Alhamdulillah, hari ini kita bersukacita dalam acara halal bihalal, sebuah acara yang digelar setahun sekali setelah Lebaran. Acara ini tentu bukan sekadar kumpul-kumpul untuk bersenang-senang, tapi juga menjadi ajang saling memaafkan dan bersilaturahmi.
Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan sesama muslim. Persaudaraan ini bukan hanya hubungan sosial, tetapi merupakan bagian dari keimanan kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Hujurat ayat 10:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk menjaga hubungan baik, saling membantu, dan menghindari pertikaian yang dapat merusak ukhuwah Islamiyah.
Persaudaraan dalam Islam memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah SWT. Ada sebuah hadis yang berbunyi demikian:
“Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling mencintai karena Aku. berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling menasehati karena Aku, berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling mengunjungi karena Aku, berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling memberi karena Aku. Mereka akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat iri para Nabi dan orang-orang saleh terhadap tempat mereka itu.” (HR. Ibnu Hibban)
Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa menjalin dan menjaga persaudaraan bukan hanya memberikan manfaat sosial, tapi juga mendekatkan kita kepada Allah SWT. Kita akan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang muslim, yaitu cinta dari Allah SWT.
Persaudaraan yang didasarkan pada keimanan akan membawa keberkahan dan ketenangan dalam hidup. Selain itu, persaudaraan dalam Islam juga menjadi kunci masuk surga. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa keimanan seseorang tidak akan sempurna jika dia tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap saudaranya. Maka, mari kita jadikan halal bihalal ini sebagai momentum untuk mempererat tali persaudaraan, menghilangkan perasaan iri, dengki, dan dendam, serta memperbaiki hubungan yang sempat rusak.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Sebagai manusia, tentu kita tidak luput dari kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Di hari bahagia dan penuh berkah ini, mari kita saling memaafkan dengan hati yang tulus dan ikhlas.
Jangan biarkan perselisihan menjadi berlarut-larut. Jika ada kesalahpahaman, hendaknya segera diselesaikan dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya memaafkan bukan hanya meringankan hati orang lain, tapi juga memberikan ketenangan bagi diri kita sendiri.
Demikian tausiah singkat yang dapat saya sampaikan. Sebagai penutup, mari kita berkomitmen untuk selalu menjaga persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan perbedaan pendapat atau kesalahpahaman memutus tali ukhuwah Islamiyah.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita agar selalu berada di jalan kebaikan, memberikan kita hati yang penuh kasih sayang, dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat-Nya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
C. Pembacaan Ayat Al-Qur’an dan Hadis

Dalam acara halal bihalal, pembacaan ayat Al-Qur’an dan hadis bisa memiliki peran yang sangat penting. Sesi ini menjadi pengingat akan ajaran Islam yang luhur dalam menjalin silaturahmi dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Seperti yang diketahui, Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat Islam, sehingga pembacaannya di acara halal bihalal diharapkan dapat memberikan keberkahan dan mengingatkan para hadirin akan nilai-nilai kebaikan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pula dengan hadis yang berisi tuntunan dari Rasulullah SAW, khususnya tentang pentingnya saling mencintai, menghindari permusuhan, serta bagaimana cara memperbaiki hubungan yang retak.
Berikut beberapa dalil yang relevan dengan acara halal bihalal:
1. Surah An Nisa Ayat 1
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءًۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًاArti: “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
Dalam ayat tersebut disebutkan perintah untuk memelihara hubungan kekeluargaan atau silaturahmi. Dalam tafsir Wajiz disebutkan bahwa menjalin persatuan dan menjaga ikatan kekeluargaan adalah dasar ketakwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat kesempurnaan.
2. Surah Muhammad Ayat 22-23
فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ . اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْArti: “Apakah seandainya berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaanmu? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah. Lalu, Dia menulikan (pendengaran) dan membutakan penglihatan mereka.”
Dalam tafsir Wajiz dijelaskan bahwa ayat ini mencela kaum munafik yang selalu mengejar kesenangan dunia. Apabila orang munafik berkuasa, mereka pasti akan berbuat aniaya dengan menumpahkan darah, merampas harta, dan memutuskan hubungan silaturahmi. Mereka pun akan dikutuk oleh Allah SWT dan dijauhkan dari rahmat dan kasih sayang Allah.
3. Hadis tentang Silaturahmi akan Meluaskan Rezeki
لَا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا ، وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوْا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ“Barang siapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya.” (HR. Bukhari)
Dalam kitab Syarah Shahih Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa dilapangkan rezekinya berarti hartanya akan diperbanyak. Pendapat lain mengatakan bahwa diluaskan rezeki berarti diberikan keberkahan dalam hartanya, tapi hartanya (secara lahiriah) tidak bertambah banyak.
Begitu juga dengan bagian “dipanjangkan (sisa) umurnya” dalam hadis tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa itu hanya kiasan yang berarti sisa usianya akan menjadi lebih berkah, tapi ada pula yang berpendapat jika usianya memang akan bertambah sesuai takdir dan ketentuan dari Allah SWT.
4. Hadis tentang Bahayanya Memutus Silaturahmi
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ – يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ“Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim]
D. Doa Bersama

Halal bihalal hendaknya juga diisi dengan sesi doa bersama. Doa bersama menjadi momen untuk memohon keberkahan, ampunan, dan perlindungan dari Allah SWT bagi seluruh peserta yang hadir.
Setelah menjalani bulan Ramadhan yang penuh ibadah, doa bersama menjadi sarana untuk memperkuat ikatan spiritual dan memohon agar nilai-nilai kebaikan yang telah diperoleh tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, doa juga menjadi wujud pengharapan agar Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, kedamaian, dan mempererat tali silaturahmi di antara sesama.
Berikut contoh teks doa bersama dalam acara halal bihalal:
Bismillahirrahmanirrohim.
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin
Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammadin wa’ala alihi wa shohbihi ajma’in
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim,
Dengan penuh rasa syukur dan keikhlasan, kami berkumpul di tempat ini dalam acara halal bihalal, mengharap rida dan keberkahan-Mu. Limpahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada kami semua, satukanlah hati kami dalam kebaikan, dan jauhkanlah kami dari perpecahan serta permusuhan.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun,
Di hari yang penuh berkah ini, kami saling bermaafan atas segala kesalahan yang telah kami perbuat, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, keluarga kami, sahabat kami, rekan kerja kami, serta seluruh kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kami.
Ya Allah, Ya Wahhab,
Karuniakanlah kepada kami hati yang bersih, jiwa yang lapang, serta akhlak yang mulia. Jauhkanlah kami dari sifat iri, dengki, dan dendam. Bimbinglah kami agar senantiasa menjalin silaturahmi dengan penuh kasih sayang dan ketulusan, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ya Allah, Ya Razzaq
Bukakanlah pintu rezeki yang halal dan berkah bagi kami. Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa bersyukur dan selalu berbagi kepada sesama. Lancarkanlah segala urusan kami, mudahkanlah jalan hidup kami, dan jadikanlah kami orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Ya Allah, Ya Hafizh,
Lindungilah kami dari segala bahaya, musibah, dan fitnah dunia. Jauhkanlah negeri kami dari segala perpecahan dan bencana. Anugerahkanlah kepada para pemimpin kami kebijaksanaan dan keadilan, agar mereka dapat membawa kebaikan bagi umat dan bangsa.
Ya Allah, Ya Mujib,
Engkaulah Yang Maha Mengabulkan doa. Kabulkanlah segala hajat dan harapan kami yang baik. Jauhkanlah kami dari keburukan yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui.
Robbana atina fiddunnya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar, subhanaka robbika robbil ‘izati ‘amayasifun, wassamu’alalmursalin, walhamdullillahirobbil’alamin.
E. Sharing Session atau Refleksi

Acara halal bihalal bisa lebih bermakna dengan digelarkan sharing session. Ini adalah sesi di mana para peserta akan diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, cerita, dan refleksi pribadi tentang perjalanan mereka selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Dalam suasana yang penuh kebersamaan, setiap peserta dapat saling menceritakan bagaimana mereka menjalani ibadah puasa, pengalaman spiritual yang mereka rasakan, tantangan yang dihadapi, serta momen kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman saat Idul Fitri.
Sesi ini bukan hanya menjadi ajang berbagi cerita, tapi juga sebagai sarana untuk saling menginspirasi dan mempererat tali silaturahmi.
Sharing session dalam halal bihalal memiliki manfaat tersendiri. Salah satunya adalah untuk menciptakan suasana yang lebih hangat dan akrab di antara para tamu.
Dengan saling berbagi pengalaman, setiap orang dapat belajar dari satu sama lain, baik dalam hal memperkuat keimanan, meningkatkan ibadah, maupun dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan keluarga.
Selain itu, sharing session juga dapat menjadi sarana untuk refleksi diri. Ketika mendengar pengalaman orang lain, kita bisa melihat sejauh mana kualitas ibadah dan hubungan sosial kita selama bulan Ramadhan. Hal ini pun dapat mendorong kita untuk terus memperbaiki diri ke depannya.
F. Ice Breaking & Games

Acara halal bihalal, baik yang digelar formal maupun nonformal, tentunya akan lebih seru jika diisi dengan sesi ice breaking dan permainan. Sesi ini dirancang untuk mencairkan suasana sekaligus meningkatkan interaksi antar tamu undangan.
Ada banyak permainan yang layak dicoba dalam acara halal bihalal, berikut contohnya:
1. Kuis Islami
Para peserta acara halal bihalal bisa dibagi ke dalam beberapa grup untuk mengikuti cerdas cermat dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Ramadhan dan Idul Fitri. Kuis ini tentunya akan menambah wawasan sekaligus membuat suasana makin menyenangkan. Agar terasa lebih seru, siapkan hadiah menarik bagi pemenangnya.
2. Lomba Pantun Bertema Halal Bihalal
Salah satu ice breaking yang juga bisa dicoba adalah lomba pantun bertema halal bihalal. Lomba ini bisa dilakukan secara kelompok maupun perorangan. Tiap peserta nantinya akan diuji kreativitasnya dengan cara beradu pantun. Siapa yang tak bisa membalas pantun dalam waktu tertentu, dia akan kalah.3. Tebak Kata
Permainan tebak kata juga bisa jadi ice breaking game yang seru saat halal bihalal. Permainan ini bisa dilakukan dalam beberapa cara, salah satunya menggunakan kartu atau kertas bertuliskan kata tertentu.Dua orang peserta saling berhadapan. Di belakang peserta pertama, ada orang lain yang memegang kertas bertuliskan kata tertentu yang berkaitan dengan Ramadhan atau Idul Fitri. Peserta kedua bertugas memberikan petunjuk, sedangkan peserta pertama harus menebak kata yang benar.
G. Kata Penutup & Dokumentasi

Di akhir acara, halal bihalal dapat ditutup dengan ucapan terima kasih dari ketua panitia sekaligus ucapan syukur karena acara berjalan dengan lancar. Setelah itu, acara berlanjut dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Berikut contoh teks penutupan oleh ketua panitia:
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan dan kelancaran dalam melaksanakan acara halal bihalal pada hari ini.
Tak terasa kita telah sampai di penghujung acara. Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta yang telah hadir dan berpartisipasi dalam acara ini. Semoga kebersamaan yang kita bangun hari ini semakin mempererat tali silaturahmi dan membawa keberkahan dalam kehidupan kita semua.
Melalui halal bihalal ini, kita telah bersama-sama memperkuat ukhuwah Islamiyah, saling memaafkan, serta berbagi kebahagiaan dalam suasana yang penuh kehangatan.
Kami berharap momen ini tidak hanya berhenti di sini, tapi terus menjadi semangat bagi kita untuk selalu menjaga persaudaraan dan tolong-menolong dalam kebaikan.
Kami selaku panitia juga memohon maaf jika dalam penyelenggaraan acara ini terdapat kekurangan, baik dalam hal penyambutan, penyajian, maupun hal lainnya yang kurang berkenan di hati para hadirin sekalian. Kami akan berusaha lebih baik lagi di kesempatan mendatang.
Sebagai penutup, marilah kita berdoa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, memberikan kesehatan, keberkahan, dan kelapangan rezeki, serta menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu menjaga silaturahmi dan menjunjung nilai-nilai Islam. Terima kasih atas perhatian dan kebersamaannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian contoh materi halal bihalal untuk Lebaran yang bisa dijadikan referensi. Tentunya materi dapat disesuaikan dengan audiens dan suasana acara, apakah formal atau nonformal.
Dengan persiapan yang baik dan materi yang sesuai, diharapkan acara halal bihalal dapat berjalan lancar, memberikan manfaat, dan membawa keberkahan bagi semua yang terlibat. Mari terus jaga silaturahmi, tidak hanya saat Idul Fitri, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani