tirto.id - Setelah selesai mengerjakan sholat fardu, setiap muslim sebaiknya tidak langsung beranjak meninggalkan tempat shalatnya. Ada aktivitas lain yang disunnahkan, yaitu melakukan wirid.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, salah satu arti wirid yaitu dzikir yang diucapkan sesudah shalat.
Dzikir merupakan puji-pujian kepada Allah. Dalam Islam, dzikir memiliki wujud yang beragam seperti ucapan istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, dan sebagainya. Ada pula dzikir tertentu yang secara khusus dilafalkan setelah pelaksanaan shalat fardu (wajib) dengan landasan dari hadis Nabi Muhammad shalllallahu alaihi wa sallam.
Dzikir termasuk ibadah ringan tapi memiliki kebaikan besar bagi pelakunya. Contohnya, membaca dzikir tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak masing-masing 33 kali usai salat bisa menjadi perantara untuk pengampunan dosa. Hal ini sebagaimana hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca 'lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr', maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan,’” (HR. Malik).
Bacaan Dzikir dan Doa setelah Sholat Fardu dan Artinya
Ada berbagai bacaan dzikir dan doa yang disunnahkan untuk dibaca usai menjalankan sholat fardu. Berikut bacaan dzikir dan doa tersebut:
1. Membaca istighfar
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullah (3 kali)
Artinya: “Aku minta ampun kepada Allah,”
Lanjutkan dengan membaca:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikrom.
Artinya: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”
2. Dilanjutkan dengan membaca
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
Artinya:
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”(HR. Bukhari no. 844 dan Muslim no. 593)
3. Diteruskan membaca
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyaah. Lahun ni’mah wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.
Artinya:
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.” (HR. Muslim no. 594)
4. Membaca dzikir berikut masing-masing 33 kali:
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah (33 kali)
Artinya: "Maha Suci Allah"
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillah (33 kali)
Artinya: "Segala puji bagi Allah"
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahuakbar (33 kali)
Artinya: "Allah Maha Besar"
lalu ditutup dengan kalimat:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir
Artinya: "Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (HR. Muslim no. 597)
5. Membaca ayat kursi setelah salat wajib
6. Membaca tiga surah mu'awwidzat: Surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas setelah salat
7. Khusus waktu selesai mengerjakan salat subuh, disunnahkan membaca zikir berikut setelah salam:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322).
Dzikir untuk Mempermudah Rezeki
Dalam Islam juga terdapat berbagai amalan zikir atau doa yang dapat menjadi jalan untuk memudahkan rezeki. Perlu dipahami, rezeki tidak selalu harus berupa harta benda. Rezeki meliputi pula kesehatan, keselamatan, anak salih, dan segala bentuk kebaikan lainnya.
Berikut bacaan sebagian daftar dzikir atau doa untuk meminta rezeki berkah dan memiliki dalil sesuai sunnah:
1. Doa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam setelah selesai salam pada salat subuh
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih
2. Doa dari hadis yang disampaikan Ali, Nabi Muhammad mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.
Artinya: “Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini hasan)
3. Nabi Muhammad juga mengajarkan doa meminta ampunan dan rezeki yang diucapkan sebagai doa saat duduk di antara dua sujud saat salat
رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي.
Robbighfirlii warahmnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii
Artinya: "Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku.” (HR. Ahmad 1: 371. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini hasan).
4. Nabi Muhammad pernah mendoakan Anas radhiyallahu anhu pada hadis yang diriwayatkan Bukhari (no. 6334) dan Muslim (no. 2480). Intisari lafal doa tersebut jika diterapkan pada doa pribadi seperti berikut:
اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي
Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.
Artinya: “Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.”
Editor: Yulaika Ramadhani