tirto.id - Ceramah halal bihalal menjadi salah satu bagian dari kegiatan saat Syawal tersebut. Ceramah halal bihalal singkat ini kerap untuk mengingatkan kembali mengenai mengenai pentingnya merayakan Idul Fitri dengan meneruskan kembali semangat beribadah yang telah dipupuk selama Ramadhan.
Setelah ceramah singkat halal bihalal selesai disampaikan, umumnya dilanjutkan acara saling memberikan ucapan selamat dan memaafkan. Jemaah laki-laki saling bersalaman dengan sesama laki-laki, dan begitu pula yang perempuan.
Ada banyak tema yang dapat disampaikan saat melakukan ceramah singkat tentang halal bihalal. Teks ceramah halal bihalal beserta contoh-contoh judulnya dapat disimak dalam materi ini.
Contoh Ceramah Singkat untuk Acara Halal Bihalal
Ceramah halal bihalal lucu, santai, atau ringan sebaiknya tetap berlandaskan pada Al-Quran dan hadis dalam pemaparannya. Dengan begitu, jemaah atau hadirin yang hadir bisa memperoleh manfaat keilmuan dan tetap terhibur. Berikut beberapa contoh ceramah singkat halal bihalal:
1. Ceramah singkat tentang makna halal bihalal
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhBismillaahirrahmaanirrahiim..
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, taufik, serta inayahnya kepada kita semua sehingga dapat hadir di sini tanpa halangan suatu apapun. Selawat dan salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
Hadirin yang berbahagia...
Kita telah menjalani ibadah puasa Ramadan selama sebulan penuh. Orang-orang yang menjalani ibadah wajib tersebut karena Allah Swt. akan diampuni dosa-dosanya sebagaimana riwayat hadis dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut:
"Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadar [mengisi dengan ibadah] karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala [hanya dariNya] maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala [hanya dariNya] maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya," (HR. Bukhari No. 1768).
Dalil di atas, menjelaskan salah satu keutamaan dari orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Namun, dosa-dosa yang diampuni baru yang berhubungan dengan Allah Swt. Di sisi lain, manusia tidak luput dari dosa-dosa kepada sesama.
Oleh sebab itu, halalbihalal hadir sebagai salah satu wadah untuk saling memaafkan kepada sesama manusia. Halalbihalal juga sebagai tradisi untuk membuat seorang muslim benar-benar mencapai keadaan fitrah (bersih) dari dosa-dosa. Dalam sebuah hadis dari Salman Al-Farisi Ra, Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut:
“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya sesama muslim kemudian keduanya berjabat tangan, maka akan gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun kering di hari angin bertiup kencang. Ataupun jika tidak, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni walaupun seumpama sebanyak buih di lautan,” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Hadirin yang berbahagia...
Demikianlah pidato tentang hikmah halal bihalal di momen Idul Fitri. Semoga apa yang telah disampaikan dapat menambah pengetahuan serta keberkahan kepada kita semua. Terlebih Allah Swt. menjadi rida atas segala amal yang kita perbuat. Amin amin ya rabbal alamin.
Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Ceramah halal bihalal singkat tentang makna Syawal
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhBismillaahirrahmaanirrahiim..
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah, Zat merajai seluruh alam. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, sosok yang dinantikan syafaat atau pertolongan di yaumul qiyamah kelak.
Hadirin yang berbahagia,
Datangnya Hari Raya Idul Fitri tidak hanya membawa kebahagiaan bagi kaum muslim seluruh dunia. Idul Fitri juga sebagai penanda masuknya umat Islam ke bulan Syawal.
Syawal merupakan bulan kesepuluh dalam kalender kamariah. Penyebutan "Syawal" berasal dari kata "syala (شَالَ)" yang berarti "irtafaa (اِرْتَفَعَ)" yakni "meningkatkan".
Meskipun bulan Ramadan telah berakhir, umat Islam sebaiknya tetap mempertahankan, terlebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Hadirin yang berbahagia,
Terdapat banyak amalan yang dapat dikerjakan di bulan Syawal. Beberapa ibadah tersebut diambil dari amalan-amalan bulan Ramadan yang dipertahankan. Berikut ini beberapa contoh amalan sunah di bulan Syawal:
1. Saling memaafkan kepada sesama (halalbihalal)
Halal bihalal merupakan amalan yang dapat dikerjakan umat Islam sebagai bentuk saling memaafkan kepada sesama. Allah Swt. dalam Surah Al-A'raf ayat 199 berfirman sebagai berikut:
“Jadilah pemaaf, perintahlah [orang-orang] pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh,” (QS. Al-A'raf [7]: 199).
2. Mengqada puasa Ramadan bagi yang berutang
Beberapa orang yang beruzur syar'i di bulan Ramadan diperbolehkan untuk tidak menunaikan puasa wajib. Meskipun demikian, mereka berkewajiban untuk membayar atau mengqada. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 184 mengenai kewajiban mengqada puasa sebagai berikut:
"[Yaitu] beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan [lalu tidak berpuasa], [wajib mengganti] sebanyak hari [yang dia tidak berpuasa itu] pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, [yaitu] memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,"(QS. Al-Baqarah [2]: 184).
3. Puasa enam hari Syawal
Puasa enam hari merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Syawal. Dalam sebuah riwayat hadis dari Abu Ayyub Al-Anshory, Rasulullah Saw. bersabda mengenai keutamaan puasa enam hari Syawal sebagai berikut:
“Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa 6 hari pada Syawal, maka dia bagai berpuasa setahun penuh,” (HR. Muslim).
Hadirin yang berbahagia,
Demikianlah pidato tentang makna bulan Syawal dan amalan yang dianjurkan. Semoga apa yang telah disampaikan dapat menambah pengetahuan serta keberkahan kepada kita semua. Terlebih Allah Swt. menjadi rida atas segala amal yang kita perbuat. Amin amin ya rabbal alamin.
Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Ceramah halal bihalal singkat tentang Syawal dan bulan merenung
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Bismillaahirrahmaanirrahiim..
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Swt. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga yaumulkiamah. Amm ba’du...
Hadirin yang berbahagia,
Idul Fitri dan bulan Syawal adalah bulan yang penuh kebahagiaan dan sukacita. Sebagian masyarakat di Indonesia menyambut momentum tersebut dengan berkumpul dengan sanak famili.
Akan tetapi, bagi beberapa orang, Syawal justru menjadi waktu sedih, karena bulan Ramadhan telah pergi meninggalkannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. mengatakan sebagai berikut:
“Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadhan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi ramadhan,” (HR. Thabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi).
Ramadhan merupakan bulan penuh keberkahan dan magfirah (ampunan) dari Allah Swt. Tidak ada yang tahu, apakah seseorang akan diberikan umur panjang untuk menemui Ramadhan berikutnya.
Maka dari itu, seorang muslim sebaiknya tetap meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Mereka sebaiknya juga berdoa dan meminta supaya diberikan kekuatan serta umur panjang sehingga dapat bertemu bulan Ramadan berikutnya.
Hadirin yang berbahagia,
Demikianlah pidato tentang Syawal bulan kesedihan. Semoga apa yang telah disampaikan dapat menambah pengetahuan serta keberkahan kepada kita semua. Terlebih Allah Swt. menjadi rida atas segala amal yang kita perbuat. Amin amin ya rabbal alamin.
Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Ceramah singkat halal bihalal tentang cara menjauhi futur
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhالْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat hadir di acara halal bihalal ini. Selawat dan salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Hadirin yang berbahagia...
Sebagai orang yang beriman, kita tidak bisa selamanya semangat terus-menerus untuk menjalankan ibadah. Ada kalanya kita mengalami keadaan futur.
Futur adalah kondisi saat diri kita mendadak menjadi malas mengerjakan amal salih. Hal itu wajar sebagai seorang manusia,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadis riwayat Imam Ahmad seperti begini
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً , وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ
“Setiap amal itu ada masa-masa semangat dan setiap masa semangat ada masa futurnya (turunnya)”
Nabi telah mengingatkan kita mengenai adanya masa futur buat kita. Beliau pun memberikan nasihat tentang apa yang harus dilakukan jika futur tersebut sedang kita alami. Nabi bersabda pula:
فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدِ اهْتَدَى
“Siapa yang masa futurnya kepada sunnah lagi, ia sungguh dapat hidayah.”
وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Dan siapa yang masa futurnya bukan kepada sunnah, sungguh ia telah binasa.”
Dari sini kita ambil hikmah bahwa saat merasa futur, kita harus mengalihkan perbuatan pada perbuatan-perbuatan yang dalam kategori sunnah. Jangan sampai kita terjebak untuk melakukan maksiat yang bisa membuat kita masuk dalam kebinasaan.
Contohnya mengalihkan pada yang sunah seperti saat kita mendadak futur untuk membaca Al-Qur'an, kita alihkan dengan membaca buku-buku atau kitab Islam. Atau saat suntuk, kita alihkan dengan berolahraga dan sebagainya.
Lalu, siapa yang akan binasa ketika menghadapi futur?
Futur yang bisa mengantarkan kepada kebinasaan yakni melakukan amalan yang justru bisa menjauhkan dari mengingat Allah. Contohnya, saat sedang futur membaca Al-Qur'an justru mengalihkannya dengan mendengarkan musik, lagu, atau menonton film.
Contoh futur yang menuju kebinasaan lainnya seperti saat malas mengerjakan salat sunah, justru ditambah meninggalkan salat wajib. Hal-hal seperti ini akan memperparah rasa malas kita untuk menjalankan amalan sunah dan menjauhkan diri dari rida Allah.
Perbuatan maksiat dan dosa menjauhkan kita dari Allah. Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
المعاصي تضعف القلوب
“Maksiat itu membuat hati lemah.”
Jika kita banyak maksiatm hati kita semakin lemah. Akibatnya, kita makin sulit membawa diri ini mengamalkan kebaikan. Naudzubillahi min dzalik.
Apa yang harus kita lakukan saat futur? Jika futur berat sedang melanda diri kita, segera istighfar kepada Allah. Kita memperbanyak bertaubat pada Allah meminta ampunan-Nya.
Selanjutnya, kita berusaha berjihad kembali agar bisa melakukan amalan shalih (mujahadah) yang pernah kita rutinkan. Dengan begitu, perlahan semangat untuk beramal akan kembali lagi.
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
“Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami, Kami akan berikan ia hidayah kepada jalan-jalan Kami yang lain.” (QS. Al-Ankabut[29]: 69)
Insyaallah saat kita bersungguh-sunggu melawan kefuturan, Allah akan membukakan kembali pintu kebaikan yang yang sempat tertutup. KIta akan dimudahkan kembali melakukan amalan salih.
Selain itu, perbanyaklah bergaul dengan orang-orang salih ketika futur. Minta nasihat mereka agar kita kembali bersemangat. Kita juga mengupayakan untuk mengambil hikmah dari setiap tulisan para ulama melalui kitab mereka untuk menggairahkan motivasi.
Allah berfirman:
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ ﴿١٤٦﴾
“Berapa banyak para Nabi yang berperang bersama sahabat-sahabatnya, mereka tidak lemah terhadap musibah yang menimpa mereka, mereka pun tidak menjadi futur akibat daripada rintangan yang mereka hadapi. Tapi mereka terus bertawakal kepada Allah dan Allah cinta kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Ali-Imran[3]: 146)
Hadirin yang berbahagia...
Semangat berjuang di dalam Allah mesti terus dikobarkan agar tidak mudah padam. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang dilindungi kebinasaan akibat datangnya futur.
Sekian ceramah dari saya. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Ceramah halal bihalal singkat tentang saran untuk jomblo mencari jodoh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhالْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji hanya ditujukan bagi Allah subhanahu wa ta'ala. Selawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabatnya, dan umat Islam sampai akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah...
Sebagian dari kita yang belum menikah mungkin kerap ditanya saat Lebaran, "Kapan nikah?" Hal itu kadang membuat risih. Bukannya tidak mau nikah, tapi belum ketemu saja dengan calon yang tepat
Para jomblo merasakan mencari jodoh itu bisa dikatakan susah-susah gampang. Hanya saja, sebagai jomlo muslim, hendaknya memperhatikan seperti apa calon yang sebaiknya kita jadikan kriteria sebagai jodoh idaman.
Sebaiknya, tolak ukur pertama dan paling utama yaitu kepedulian di calon terhadap agamanya.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan wejangannya melalui sabda:
تُنْكحُ الْمَرْأَةُ لأرْبَعٍ
“Wanita itu dinikahi karena empat” Yaitu:
ولِجَمَالها (kecantikannya)
لمالها (hartanya)
ولِحَسَبها (keturunannya)
وَلدينها (agamanya)
Kata Rasulullah apa?
فَاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ تَربَتْ يَدَاكَ
“Maka carilah oleh kamu yang memiliki agama, niscaya kamu akan beruntung.”
Hadirin yang berbahagia, terutama para jomlo...
Jika kita memilih jodoh karena kecantikan, maka hal itu akan pudar seiring bertambahnya usia. Namun, saat kita memilih jodoh karena agamanya, itu akan dibawa sampai mati.
Menikah karena peduli dengan agama, maka ketika berumah tangga akan memiliki landasan jelas untuk mengatasi berbagai masalah yaitu kembali pada Al Qur'an dan hadis. Kita tidak mudah bosan dengan pasangan karena sama-sama berkomitmen bahagia dunia dan akhirat atas dasar agama. Rumah tangga cenderung kompak.
Oleh sebab itu, bagi para jomblo mungkin parameter memilih jodoh bisa diubah dengan pertanyaan, “Dia wanita salihah atau pria salih atau bukan?". Dia wanita atau pria yang punya akhlak dan agama atau tidak?” Itu menjadi acuan kita saat memilih jodoh yang kelak menjadi ayah atau ibu dari anak-anak.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan jodoh seperti itu?
Islam sebenarnya memiliki cara memilih jodoh yang tidak melanggar syariat. Tipsnya seperti berikut:
1. Hubungi teman-teman yang salih
Misalnya, kita bisa menghubungi teman-teman yang terbiasa mengikuti kajian keislaman. Tanyakan ke dia ada tidak lawan jenis yang punya keinginan menikah tapi belum ketemu jodohnya. Jika ada, bisa lanjut ke tips kedua.
2. Nadzor atau melihat
Saat sudah mendapatkan lawan jenis yang juga berniat menikah, lakukan nadzor. Nadzor adalah melihat calon pasangan seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam:
انظر إليها
“Lihatlah wanita yang hendak kamu nikahi itu”
Nadzor ini, menurut ulama Syekh Utsaimin memiliki beberapa syarat:
a. Kedua pihak yang nadzor sudah sama-sama ingin menikah sehingga bukan sekadar melihat saja.
b. Ketika nadzor, tidak boleh berduaan saja dan harus ditemani oleh wali bagi pihak perempuan.
c. Nadzor dilakukan sebatas yang dibutuhkan saja. Jumhur ulama mengatakan sebatas wajah wajah dan telapak tangan. Sebagian ulama lain membolehkan nadzor pada semua yang biasa tampak saat berada di rumah oleh mahramnya seperti rambut, leher, lengan, hingga betis.
3. Hindari pelanggaran ketika taaruf
Setelah nadzor, taaruf pun dilakukan. Selama masa taaruf, tetap tidak diperbolehkan berduaan termasuk menjalin komunikasi layaknya orang pacaran. Hal itu bisa menimbulkan fitnah.
Jika tidak pacaran, bagaimana cara tahu akhlak calon jodoh?
Akhlak calon pasangan bisa kita ketahui dengan bertanya pada kakaknya, adiknya, hingga teman akrabnya. Kita tanya informasi apapun yang diperlukan, termasuk kekurangan dan kelebihannya.
Dari situlah, jika sudah mantab bisa berlanjut ke pernikahan. Jangan terlalu lama menunda untuk menikah. Kata Umar bin Khattab, “Orang yang menunda-nunda nikah itu tidak lepas dari dua; apakah dia orang impoten (tidak punya nafsu), atau dia orang fasik."
Nah, jangan sampai seperti itu ya wahai jomblo. Saudaraku, sadarilah menikah itu menyempurnakan setengah agama Anda. Menikah adalah kebaikan buat kita.
Demikian ceramah halal bihalal dari kami. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kumpulan Judul Ceramah Halal Bihalal
Judul contoh ceramah singkat halal bihalal yang bisa dibuat cukup beragam. Berikut berbagai judul-judul yang dapat dijadikan referensi:
No | Rekomendasi Judul Ceramah |
1 | Panjang umur dan lapang rezeki dengan silaturahmi |
2 | Indahnya persaudaraan melalui silaturahmi |
3 | Melapangkan hati dengan saling memaafkan |
4 | Memaafkan dengan iklhas dan menyambung persaudaraan |
5 | Tak lagi dendam, menebar kasih sayang |
6 | Halal bihalal tradisi penguat persaudaraan |
7 | Tetap menjadi insan mulia selepas Ramadhan |
8 | Menebar akhlak mulia sepanjang tahun |
9 | Cara menjaga keimanan dan ketakwaan usai Ramadhan |
10 | Jangan sampai amalan kita saat Ramadhan sia-sia |
11 | Perbaiki diri meski tak lagi Ramadhan |
12 | Belajar dari Ramadhan untuk menjadi insan bertakwa |
13 | Menemukan Kebahagiaan seperti saat Ramadhan |
14 | Menggapai kunci kebahagiaan melalui sabar dan bersyukur |
15 | Tidak lagi gampang marah setelah puasa Ramadhan |
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar