tirto.id - Cara tumbuhan menyesuaikan diri tampak jelas saat mereka hidup di berbagai tempat, dari gurun kering hingga hutan lembap. Mereka harus menyesuaikan diri agar bisa bertahan. Setiap jenis tumbuhan punya cara unik menghadapi lingkungannya.
Cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan membantu mereka memperoleh air, cahaya, dan nutrisi. Daun bisa berubah bentuk, batang bisa menyimpan air, bahkan akar bisa tumbuh lebih panjang. Semua itu terjadi agar tumbuhan tetap hidup dan berkembang.
Contoh nyatanya bisa kita lihat di sekitar sebagai bagian dari cara tumbuhan menyesuaikan diri di lingkungan tempat hidupnya. Kaktus mampu bertahan di gurun karena menyimpan air dalam batangnya. Teratai punya daun lebar agar bisa mengapung dan menyerap cahaya di permukaan air.
Bagaimana Cara Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya?
Banyak contoh cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Fenomena ini merupakan bentuk adaptasi tumbuhan demi bertahan hidup.
Melalui adaptasi tersebut, tumbuhan bisa memperoleh makan dan terhindar dari serangan makhluk lain yang mengancam kehidupannya. Oleh karena itu, cara tumbuhan menyesuaikan diri berkaitan pula dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Menurut De Micco dan Arrone (dalam Pratiwi, 2019), selama ini ada beberapa jenis adaptasi yang dilakukan oleh mahkluk hidup. Setidaknya ada 4 jenis adaptasi, yaitu anatomi, morfologi, fisiologi, dan perilaku.
Berikut penjelasan mengenai keempat jenis adaptasi tersebut:
- Adaptasi Anatomi: penyesuaian diri dengan perubahan struktur fisik makhluk hidup.
- Adaptasi morfologi: penyesuaian diri dengan perubahan bentuk fisik makhluk hidup.
- Adaptasi fisiologi: penyesuaian diri dengan perubahan fungsi organ makhluk hidup.
- Adaptasi perilaku: penyesuaian diri dengan tingkah atau perilaku tertentu makhluk hidup.
Faktor yang Memengaruhi Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya
Tumbuhan tak hanya hidup diam, mereka bereaksi terhadap kondisi lingkungan yang berubah. Cahaya, suhu, dan ketersediaan air menjadi faktor utama yang memaksa mereka beradaptasi. Dari daun lebar di hutan lembap hingga batang tebal di gurun, bentuk tubuh tumbuhan mencerminkan strategi bertahan hidup.
Namun, tekanan alam bukan cuma soal cuaca. Persaingan antar spesies, serangan herbivora, dan kondisi tanah turut membentuk cara tumbuhan bertransformasi.
Bagaimana cara tumbuhan menyesuaikan diri di daerah dua musim pun menjadi salah satu contoh adaptasi yang menarik untuk dipelajari. Dalam jangka panjang, perubahan ini bisa menetap sebagai ciri khas suatu spesies.
Adapun faktor yang mempengaruhi adaptasi tumbuhan adalah sebagai berikut, yang dapat terlihat melalui 10 cara tumbuhan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
1. Cahaya Matahari
Tumbuhan merespons intensitas cahaya lewat bentuk dan ukuran daun. Di tempat gelap, daunnya lebar untuk menyerap cahaya lebih banyak. Di tempat terang, daunnya kecil dan tebal untuk mengurangi penguapan.2. Suhu Lingkungan
Suhu memengaruhi metabolisme dan pertumbuhan. Tumbuhan daerah dingin bisa masuk masa dorman saat beku. Di daerah panas, banyak tumbuhan mengatur penguapan lewat struktur daun.3. Ketersediaan Air
Di gurun, tumbuhan seperti kaktus menyimpan air dalam jaringan. Akar tumbuh panjang ke dalam tanah untuk mencari kelembapan. Sementara tumbuhan air punya batang berongga untuk membantu bernapas.4. Kondisi Tanah
Tanah miskin nutrisi mendorong tumbuhan bersimbiosis dengan jamur. Ada juga yang punya akar khusus untuk menjangkau unsur hara. pH tanah ikut menentukan jenis tumbuhan yang bisa tumbuh.5. Salinitas dan Kandungan Garam
Di daerah payau, beberapa tumbuhan mengeluarkan garam lewat daun. Ada juga yang menyimpan garam di sel khusus. Adaptasi ini penting agar sel tidak rusak akibat tekanan osmotik.6. Angin dan Tekanan Fisik
Angin kencang membuat batang tumbuhan menjadi pendek dan kokoh. Daun menyempit untuk mengurangi hambatan udara. Beberapa tumbuhan menjalar atau merunduk untuk menghindari terpaan angin.7. Serangan Hewan (Herbivori)
Banyak tumbuhan memiliki duri untuk melindungi diri. Sebagian lain menghasilkan racun atau zat pahit. Ini membuat hewan enggan memakannya.8. Persaingan dan Interaksi Biotik
Tumbuhan bersaing mendapatkan cahaya dan air. Mereka bisa tumbuh lebih cepat atau menjalar untuk menutupi pesaing. Simbiosis juga jadi strategi untuk bertahan hidup.9. Perubahan Musiman
Daun gugur saat musim dingin atau kemarau adalah bentuk adaptasi. Ini membantu tumbuhan menghemat air dan energi. Beberapa hanya tumbuh atau berbunga saat musim tertentu.10. Faktor Genetik dan Evolusi
Adaptasi muncul karena variasi genetik dalam populasi. Individu yang cocok dengan lingkungan akan bertahan dan berkembang biak. Dalam waktu lama, ini membentuk spesies baru.Contoh Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya
Mengutip catatan Christina Umi dalam Arif Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 6 (2020, hlm. 95), ada 4 penyebab utama tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pertama, penyesuaian dilakukan untuk meminimalisir tekanan dari lingkungan. Kedua, tumbuhan sebagai makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tidak mati.
Ketiga, sebagaimana manusia dan hewan, tumbuhan juga perlu melakukan penyesuaian diri demi kelangsungan dan perkembangan hidupnya. Keempat, tumbuhan sering kali harus bertahan hidup di tengah kondisi lingkungan yang berbeda-beda.

Penyesuaian diri oleh tumbuhan dimotori oleh kondisi habitat yang berbeda-beda. Berikut sejumlah contoh cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan kondisi di lingkungan sekitarnya.
1. Pohon Jati
Pada saat musim kemarau datang, pohon jati biasanya menggugurkan daun-daunnya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penyesuaian diri pohon jati agar penguapan air tidak terlalu besar. Cara adaptasi pohon jati dengan kondisi lingkungan pada musim kemarau ini disebut meranggas.Dengan begitu, kandungan air yang dimiliki jati tidak terkuras habis dan kematian pohon pun tidak akan terjadi. Beberapa pohon lain yang melakukan cara menyesuaikan diri dengan kondisi di saat musim kemarau seperti pohon jati, adalah kedondong dan mahoni.
2. Teratai
Demi menyesuaikan diri dengan tempat hidupnya yang berada di permukaan air, tanaman teratai punya daun lebar serta tipis. Dengan begitu, penguapan air dapat terjadi lebih mudah dan cepat.Selain itu, teratai juga mempunyai batang berongga sehingga meskipun di dalam air tumbuhan tersebut tetap bisa melakukan proses pernapasan.
3. Eceng Gondok
Seperti halnya teratai, eceng gondok mengapung di atas permukaan air. Cara tumbuhan menyesuaikan diri eceng gondok terhadap tempat hidupnya terlihat dari salah satu bentuk penyesuaian diri, yaitu memiliki batang yang menggelembung dan berisi udara.Layaknya sebuah stok udara, batang enceng gondok ternyata digunakan sebagai pelampung agar daunnya tetap mengambang.
4. Kaktus
Kaktus umumnya hidup di daerah yang panas, termasuk padang pasir. Cara tumbuhan menyesuaikan diri kaktus terlihat dari kemampuannya menyimpan cadangan makanan di bagian batangnya demi mempertahankan kehidupannya.Selain itu, kaktus juga memiliki daun kecil supaya penguapan air bisa minimal, batang tebal berair sebagai tempat penyimpanan air, dan akar panjang demi mencari sumber air di bawah tanah.
5. Pohon Cemara
Pohon cemara punya bentuk mengerucut ke atas. Hal tersebut ternyata memiliki alasan tersendiri. Bentuk runcing seperti tombak ke arah langit berguna untuk meminimalisir penguapan air.6. Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang hidup di lingkungan berair seperti sawah, sungai, atau rawa. Cara tumbuhan menyesuaikan diri kangkung terlihat dari penyesuaian batang berongga yang berisi udara untuk menghadapi lingkungan tersebut.Batang kangkung yang berongga berfungsi seperti pelampung, membantu tanaman ini tetap tegak dan mengapung di atas air. Selain itu, akar serabut dan daun yang lebar juga mempermudah kangkung menyerap air, nutrisi, dan cahaya matahari untuk bertahan hidup di lingkungan basah.
7. Lidah Buaya
Lidah buaya biasanya tumbuh di daerah kering dan panas, seperti daerah beriklim tropis kering maupun semi-gurun. Cara tumbuhan menyesuaikan diri lidah buaya terlihat dari beberapa adaptasi khusus yang dimilikinya untuk bertahan hidup di lingkungan tersebut.Lidah buaya memiliki daun tebal dan berdaging yang berfungsi untuk menyimpan air dalam jumlah banyak, sehingga tetap bisa hidup saat musim kemarau. Selain itu, daunnya dilapisi lapisan lilin (kutikula) yang tebal untuk mengurangi penguapan.
Lidah buaya juga hanya membuka stomata (lubang kecil tempat pertukaran gas) pada malam hari, sehingga kehilangan air melalui penguapan bisa dikurangi. Sistem ini dikenal sebagai fotosintesis CAM. Tanaman ini juga memiliki akar dangkal namun menyebar luas untuk menyerap air hujan secara cepat.
8. Pandan
Pandan merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis yang lembap seperti pinggiran sungai, rawa, atau pekarangan rumah. Cara tumbuhan pandan menyesuaikan diri terhadap lingkungan adalah dengan memiliki akar tunjang yang kuat dan daun panjang yang meruncing.Akar tunjang pandan berfungsi untuk menopang tubuh tanaman agar tetap tegak, terutama saat tumbuh di tanah yang lembek atau berlumpur.
Sementara itu, daun pandan yang panjang dan runcing membantu mengalirkan air hujan dengan mudah dan mengurangi penguapan sehingga tanaman tetap mendapat cukup air. Selain itu, aroma khas pada daun pandan juga berfungsi sebagai perlindungan alami dari serangga.
Bagaimana Cara Tumbuhan Melindungi Dirinya Sendiri?
Tumbuhan, meskipun tidak dapat bergerak atau melarikan diri seperti hewan, memiliki berbagai cara untuk melindungi diri dari ancaman seperti herbivora (pemakan tumbuhan), patogen (penyebab penyakit), dan kondisi lingkungan yang ekstrem.
Mekanisme pertahanan ini dapat bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis. Beberapa tumbuhan juga membentuk hubungan khusus dengan organisme lain untuk membantu menjaga kelangsungan hidupnya. Berikut adalah cara-cara tumbuhan melindungi dirinya:
1. Pertahanan Fisik (Struktural)
- Duri dan rambut halus (trikoma): Mencegah hewan memakan daun dan batang.
- Kutikula lilin: Lapisan pelindung di permukaan daun yang mengurangi serangan patogen dan kehilangan air.
- Kulit kayu tebal: Melindungi jaringan dalam dari kerusakan fisik dan infeksi.
- Sel khusus seperti idioblast: Menyimpan zat berbahaya yang dilepaskan saat tumbuhan terluka.
2. Pertahanan Kimiawi
- Rasa pahit atau racun: Senyawa seperti alkaloid dan terpenoid membuat tumbuhan tidak enak dimakan atau berbahaya.
- Inhibitor enzim: Mengganggu pencernaan herbivora.
- Senyawa volatil (aroma): Dilepaskan saat diserang untuk memperingatkan bagian lain atau tumbuhan tetangga.
3. Pertahanan Biologis dan Kekebalan
- Respon cepat terhadap patogen: Tumbuhan bisa mengenali serangan dan memproduksi protein pelindung.
- Reaksi hipersensitif: Membunuh sel di sekitar area infeksi agar penyakit tidak menyebar.
- Kekebalan sistemik: Setelah diserang, tumbuhan menjadi lebih siap menghadapi serangan lanjutan.
4. Pertahanan Tidak Langsung (Mutualisme)
- Kerja sama dengan semut atau serangga lain: Tumbuhan menyediakan tempat tinggal atau makanan, dan serangga akan melindungi tumbuhan dari pemangsa.
- Menarik predator herbivora: Tumbuhan mengeluarkan senyawa untuk memanggil serangga pemangsa atau parasit bagi hewan yang menyerangnya.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono
Masuk tirto.id





































