Menuju konten utama

Berbicara dengan Diri Sendiri Menurut Psikologi, Apakah Normal?

Apakah berbicara pada diri sendiri adalah hal yang normal? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Berbicara dengan Diri Sendiri Menurut Psikologi, Apakah Normal?
Ilustrasi bercermin. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Sebagian orang mungkin sering berbicara dengan diri sendiri. Biasanya kebiasaan ini kerap dilakukan saat sedang sendirian. Namun, ini terkadang menimbulkan sejumlah pertanyaan, seperti apakah suka berbicara sendiri adalah hal yang normal?

Tak jarang juga, kebiasaan ngomong dengan diri sendiri diidentifikasi oleh orang awam sebagai pertanda gangguan mental. Benarkah demikian?

WebMD menulis, sebagian besar orang biasa berbicara dengan diri sendiri saat memikirkan ide, saat memperdebatkan keputusan, atau saat membutuhkan basa-basi.

Beberapa orang merasa bahwa berbicara dengan diri sendiri menciptakan "kehadiran" di sekitar mereka yang membuat mereka merasa lebih baik. Hal ini dapat membantu mengatasi kesepian.

Namun dalam beberapa kasus, ketika seseorang berbicara kepada diri sendiri dengan cara yang tidak menentu atau bergumam, hal ini dapat mengindikasikan gangguan kesehatan mental. Jenis berbicara dengan suara keras ini dapat menjadi tanda awal skizofrenia yang dapat memburuk jika tidak ditangani.

Apakah Normal Berbicara dengan Diri Sendiri?

Para peneliti telah mempelajari kebiasaan berbicara dengan diri sendiri untuk waktu yang lama. Medical News Today melaporkan, pada tahun 1880-an, para ilmuwan sangat tertarik dengan apa yang dikatakan orang kepada diri sendiri, mengapa mereka berbicara kepada diri mereka sendiri, dan tujuan dari berbicara dengan diri sendiri.

Penelitian mendefinisikan berbicara dengan diri sendiri sebagai ekspresi verbal dari posisi atau keyakinan internal, yang berarti mengekspresikan perasaan batin, pikiran non-verbal, dan intuisi tentang suatu situasi melalui ucapan. Orang tersebut hanya berniat untuk mengarahkan ucapannya kepada diri sendiri.

Berbicara dengan diri sendiri kerap dilakukan oleh anak-anak, tapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan oleh orang tua atau pengasuh. Ini adalah cara anak-anak untuk mengembangkan bahasa, tetap terstimulasi selama melakukan tugas, dan meningkatkan kinerja saat menyelesaikan tugas.

Kebiasaan berbicara pada diri sendiri dapat berlanjut hingga dewasa dan umumnya hal tersebut adalah normal dan bukan masalah.

Lebih lanjut, menurut psikolog kesehatan Grace Tworek, PsyD, berbicara pada diri sendiri adalah cara yang sehat untuk membangun motivasi, menenangkan saraf, atau menganalisis situasi yang rumit.

"Ini adalah cara yang berguna untuk memeriksa diri sendiri dan mengatur pikiran dan perasaan," kata Grace Tworek, PsyD kepada Cleveland Clinic.

Praktik berbicara dengan diri sendiri memiliki banyak nama. Ada yang menyebutnya self-talk. Ada juga yang menyebutnya sebagai dialog batin, monolog batin, atau pidato batin.

"Ada begitu banyak istilah untuk itu karena memang hal itu normal," katanya.

Singkatnya, berbicara dengan diri sendiri adalah kebiasaan yang sangat normal. Grace Tworek, PsyD juga mengatakan bahwa meluangkan waktu untuk berbicara dengan diri sendiri dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan harga diri, dan meningkatkan produktivitas.

"Ini bisa menjadi obrolan yang Anda butuhkan pada saat Anda sangat membutuhkannya," ujarnya.

Sering Berbicara Sendiri Pertanda Apa?

Sering berbicara sendiri secara normal merupakan pertanda ketika seseorang menghadapi sejumlah situasi. Misalnya seperti ditulis pada laman Psych Central, saat seseorang ingin mengingat sesuatu, fokus pada tugas, dan memotivasi diri sendiri.

Berbicara sendiri juga menandakan seseorang sedang melakukan latihan kata yang akan disampaikan kepada orang lain, memproses emosi, hingga mengkritik atau mengevaluasi diri. Berikut ini sejumlah penyebab orang berbicara sendiri:

1. Mengingat sesuatu

Mengulangi kata-kata dengan keras dapat membantu mengingat atau menemukan sesuatu. Misalnya, jika seseorang mencoba mencari kunci mobil, ia cenderung akan menyebut "kunci mobil" dengan keras saat mencarinya.

Berbicara dengan diri sendiri juga dapat dilakukan untuk mengingat nomor telepon, waktu janji temu, atau alamat.

2. Fokus pada tugas yang sulit

Berbicara dengan diri sendiri acap terjadi saat seseorang melakukan sesuatu yang rumit, seperti merakit furnitur. Misalnya, seseorang dapat mengucapkan instruksi secara verbal saat menyelesaikannya untuk memastikan tidak melewatkan satu langkah pun.

3. Memotivasi diri sendiri

Akan menghadiri pertemuan besar? Atau, mungkin Anda sedang berusaha mengumpulkan keinginan untuk pergi ke gym. Apa pun itu, Anda dapat melakukan self-talk untuk meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi.

4. Latihan kata yang akan disampaikan kepada orang lain

Terkadang, berbicara dengan orang lain tentang topik yang sulit sedikit menakutkan. Misalnya, ketika ingin berbicara dengan pasangan tentang perilaku mereka, tetapi tidak yakin bagaimana cara mengungkapkannya.

Dalam hal ini, seseorang mungkin menjalankan beberapa skenario verbal dengan lantang sampai mengetahui dan yakin dengan apa yang akan dikatakan.

Selain itu, orang yang mengalami kesulitan dengan situasi sosial dapat berbicara dengan diri sendiri untuk melatih kata-kata dan frasa yang ingin mereka gunakan dalam percakapan.

5. Memproses emosi

Ketika memilah-milah tantangan emosional, seseorang mungkin melontarkan pikiran yang muncul di benaknya. Ia mungkin tiba-tiba berkata, "Itu dia, itulah masalahnya," ketika menyadari solusi untuk sesuatu yang mengganggu.

6. Mengkritik atau mengevaluasi diri

Mengkritik atau mengevaluasi diri adalah situasi yang paling sering membuat seseorang berbicara dengan diri sendiri. Misalnya, menyuarakan frasa seperti "Saya sangat bodoh" atau menyebut nama diri sendiri dengan lantang.

Apa Manfaat Berbicara pada Diri Sendiri?

Dikutip dari Very Well Mind, berbicara pada diri sendiri dapat memberikan sejumlah manfaat, termasuk sebagai sarana refleksi, motivasi, meningkatkan memori, dan memecahkan masalah.

1. Refleksi

Berbicara kepada diri sendiri dapat menjadi cara yang berguna untuk merefleksi dirii. Hal ini memungkinkan seseorang untuk merenungkan hal-hal yang terjadi dalam hidup. Refleksi diri, bisa menjadi cara yang bagus untuk melihat sesuatu secara lebih objektif.

Hal ini dapat meminimalkan emosi dan perasaan spontan yang mungkin dimiliki, ehingga seseorang dapat melihat segala sesuatu dengan cara yang lebih jernih dan rasional.

2. Motivasi

Berbicara kepada diri sendiri juga dapat memotivasi. Ketika menghadapi sebuah tantangan, hal yang biasa dilakukan adalah memotivasi diri sendiri dengan cara mengatakan "Saya bisa melakukan ini" atau "Kamu pasti bisa."

Sebuah penelitian pada atlet menemukan bahwa berbicara dengan diri sendiri tidak hanya membantu mereka tampil lebih baik, tetapi juga tampaknya terkait dengan seberapa menyenangkan mereka bermain game.

3. Memori yang lebih baik

Dalam sebuah penelitian terdahulu, para peserta harus mencari barang di toko tanpa mengatakan apa pun. Selama tahap kedua percobaan, para peserta diminta untuk mengulangi nama-nama barang yang mereka cari saat mereka mencari. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berbicara kepada diri mereka sendiri merasa lebih mudah menemukan apa yang mereka cari.

Menurut para peneliti, dengan berbicara pada diri sendiri, para peserta meningkatkan daya ingat mereka dan menciptakan asosiasi yang lebih kuat antara kata-kata yang mereka ucapkan dan target visual yang mereka cari.

4. Memecahkan masalah

Berbicara kepada diri sendiri juga bisa menjadi cara untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Taktik ini, yang dikenal sebagai menjelaskan diri sendiri, dapat membantu orang memantau kemajuan mereka dan meningkatkan kinerja mereka saat mereka mengatasi masalah.

Menghabiskan beberapa saat untuk berbicara kepada diri sendiri dapat membantu diri lebih fokus, sehingga lebih merenungkan masalah dan semua pilihan.

Kapan Kebiasaan Berbicara Sendiri Perlu Dikhawatirkan?

Ada beberapa kasus di mana berbicara kepada diri sendiri dapat menjadi tanda masalah kesehatan mental, dan sangat perlu dikhawatirkan.

Mengutip WebMD, bergumam dan mengucapkan kalimat acak dengan suara keras dapat menjadi tanda skizofrenia. Skizofrenia memengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang muda ketika mereka mengalami transisi besar dalam hidup mereka.

Skizofrenia lebih umum terjadi dibandingkan penyakit Alzheimer dan multiple sclerosis. Penyakit ini dapat menyerang pria berusia pertengahan 20-an dan wanita di usia yang lebih tua. Skizofrenia pada anak-anak jarang terjadi.

Kondisi ini tidak memiliki penyebab pasti, tetapi ada beberapa hal yang membuat seseorang lebih rentan mengalaminya. Hal-hal tersebut dapat berupa keseimbangan kimiawi otak, penyebab genetik, dan masalah lingkungan. Obat-obatan juga dapat berperan.

Salah satu gejala utama skizofrenia adalah pikiran yang tidak teratur. Pikiran Anda mungkin terasa terhalang atau bercampur aduk.

Ketika Anda mengucapkannya dengan keras, pikiran Anda mungkin tidak memiliki urutan yang logis. Ketika Anda berbicara pada diri sendiri, Anda mungkin membuat kata-kata baru, mengulang satu kata atau frasa tanpa konteks, atau memberi arti baru pada kata-kata. Jika terdeteksi secara dini, skizofrenia dapat diobati dan ditangani.

Very Well Mind merekomendasikan untuk segera mengunjungi dokter atau terapis kepada setiap orang yang mengalami gejala negatif saat berbicara dengan diri sendiri. Gejala yang dimaksud adalah berbicara dengan diri sendiri disertai halusinasi pendengaran dan visual.

Psych Central juga mengingatkan, berbicara dengan diri sendiri pada sebagian besar kasus adalah hal yang normal dan wajar. Namun, sangat penting untuk memahami perbedaan antara self-talk yang wajar dan aktivitas serupa yang mungkin mengindikasikan gangguan mental.

Salah satu indikator bahwa bicara sendiri mungkin gangguan mental adalah ketika kata-kata atau frasa yang diucapkan merupakan respons terhadap suara atau gambar yang didengar atau dilihat.

Jika merasa mendengar suara yang bukan dari diri sendiri, atau mengalami gejala skizofrenia lainnya, pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan mental tentang kekhawatiran yang dialami.

Baca juga artikel terkait SELF TALK atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom & Balqis Fallahnda