Menuju konten utama

Bagaimana Proses Terjadinya Kontak Sosial dalam Interaksi Sosial

Kontak sosial terjadi dalam interaksi sosial, dan menjadi titik awal di mana individu saling menyadari keberadaan satu sama lain. Berikut penjelasannya.

Bagaimana Proses Terjadinya Kontak Sosial dalam Interaksi Sosial
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi yang terjadi antar manusia menjadi dasar terjadinya berbagai proses sosial, seperti komunikasi hingga kontak sosial. Lantas, bagaimana menjelaskan proses terjadinya kontak sosial dalam interaksi sosial?

Pada dasarnya kontak sosial terjadi dalam interaksi sosial, dan menjadi titik awal di mana individu saling menyadari keberadaan satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontak sosial mendorong manusia untuk saling berkomunikasi dan membangun hubungan yang lebih kompleks dengan melibatkan perasaan, pikiran, serta tindakan.

Pertanyaan selanjutnya, “Jelaskan apa yang dimaksud dengan kontak sosial dalam interaksi sosial!”. Artikel ini hadir secara lengkap akan menjelaskan proses terjadinya kontak sosial dalam interaksi sosial, mulai dari pengertian, mekanisme, hingga faktor-faktor yang memengaruhinya.

Apa yang Dimaksud dengan Kontak Sosial dalam Interaksi Sosial?

Ilustrasi Sosiologi

Ilustrasi Sosiologi. foto/istockphoto

Kontak sosial berasal dari bahasa latin, di mana “kontak” adalah con atau cum yang berarti bersama-sama, dan tangere yang berarti menyentuh. Secara harfiah berarti sama-sama menyentuh. Namun, dalam konsep sosiologis, sentuhan fisik tidak menjadi syarat utama dalam kontak sosial.

Melalui buku berjudul Interaksi Sosial, Sudariyanto menjelaskan bahwa kontak sosial merupakan hubungan antara satu orang atau lebih terutama melalui percakapan, dan mereka saling memahami fungsi serta tujuan dari masing-masing dalam kehidupan masyarakat.

Sumber lain menyebutkan kontak sosial sebagai syarat penting agar interaksi sosial dapat berlangsung. Tanpa kontak sosial, interaksi sosial tidak akan terjadi. Karena kontak sosial menjadi pondasi terjadinya komunikasi, dan komunikasi memunculkan adanya interaksi sosial.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa kontak sosial dalam interaksi sosial yakni ketika terjadi kontak sosial dan muncul tanggapan timbal balik dengan penyesuaian perilaku dalam diri pihak-pihak terkait.

Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama dengan tujuan positif, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada pertentangan atau konflik. Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk kegiatan, yakni antara orang dengan orang lain, perorangan dengan kelompok, atau antara kelompok satu dengan kelompok lain.

Kontak sosial juga dapat dilakukan secara langsung melalui tatapan mata, sapaan, gestur tubuh, dan komunikasi lisan. Sementara kontak sosial tidak langsung terjadi dengan alat perantara seperti telepon, surat, hingga berbagai media sosial.

Bagaimana Proses Terjadinya Kontak Sosial?

Ilustrasi Sosiologi

Ilustrasi Sosiologi. Filckr/Frédéric Poirot

Sebelum menjelaskan proses terjadinya kontak sosial dalam interaksi sosial, terlebih dahulu perlu diketahui adalah proses terjadinya kontak sosial. Yang mana kontak sosial tidak terjadi secara langsung, tetapi melibatkan beberapa tahapan yang saling berkaitan, yakni:

Kesadaran Atas Keberadaan Orang Lain

Proses kontak sosial membutuhkan minimal dua pihak yang berinteraksi dan sama-sama menyadari keberadaan satu sama lain. Tanpa adanya kesadaran ini, maka interaksi tidak akan terjadi. Misalnya seseorang yang menyadari keberadaan orang lain di tempat umum.

Persepsi Sosial

Setelah saling menyadari keberadaan orang lain, individu akan membentuk persepsi sosial. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh penampilan, gestur, hingga ekspresi wajah.

Adanya Tujuan atau Motivasi

Kontak sosial biasanya terjadi karena ada tujuan tertentu, seperti bekerja sama, bertukar informasi, atau membangun hubungan.

Tindakan Kontak Awal

Langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan yang menunjukkan minat untuk berinteraksi. Tindakan ini bisa berupa menyapa, memberikan senyuman, mengangkat tangan, atau bahkan sekadar menatap mata.

Adanya Stimulus dan Respon dari Pihak Lain

Agar kontak sosial benar-benar terjadi, maka pihak yang dihubungi setidaknya harus memberikan stimulus (rangsangan) seperti gerakan tubuh, atau respons (tanggapan) misalnya dengan ucapan. Jika tidak ada stimulus atau respons, maka kontak dianggap tidak terjadi secara sempurna.

Bentuk-Bentuk Kontak Sosial

Selanjutnya, kontak sosial juga terjadi melalui bentuk-bentuk berikut ini:

1. Kontak sosial primer, terjadi apabila individu bertemu secara langsung dengan individu lain atau kelompok. Misalnya pembelajaran di kelas antara guru dan para murid, bertemunya penjual dan pembeli di pasar, atau pertemuan keluarga di meja makan.

2. Kontak sosial sekunder, terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya jika Lurah meminta sekretaris untuk mengundang para ketua RW ke balai desa, maka kontak sosial antara Lurah dan ketua RW terjadi secara tidak langsung atau sekunder.

Bagaimana Proses Terjadinya Interaksi Sosial?

Ilustrasi makan bersama

Ilustrasi makan bersama. FOTO/Istockphoto

Interaksi sosial sendiri merupakan kelanjutan dari kontak sosial, di mana terjadi aksi dan reaksi antara individu atau kelompok. Interaksi sosial terjadi ketika para pihak saling memengaruhi dalam bentuk tindakan atau komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal.

Apa proses sosial dan proses interaksi sosial? Pada dasarnya interaksi sosial adalah bentuk umum dari proses sosial, di mana hubungan-hubungan sosial terjadi secara dinamis.

Proses sosial merujuk pada pola hubungan sosial yang berlangsung terus-menerus dalam masyarakat, seperti kerja sama, persaingan, konflik, dan akomodasi. Sedangkan proses interaksi sosial adalah bagian dari proses sosial yang lebih luas, yang melibatkan hubungan timbal balik antara individu atau kelompok.

Proses terjadinya interaksi sosial terangkai melalui tahapan-tahapan berikut ini:

1. Adanya Kontak Sosial sebagai Pemicu

Sebagaimana dijelaskan di atas, sebelum terjadi interaksi harus ada kontak sosial terlebih dahulu, baik langsung maupun tidak langsung.

2. Terbentuknya Komunikasi

Kontak sosial membentuk komunikasi sebagai proses pertukaran informasi atau pesan antarpihak. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tulisan, ataupun melalui bahasa tubuh.

3. Adanya Tindakan Sosial sesuai Tujuan atau Motif Sosial

Interaksi sosial melibatkan tindakan yang saling memengaruhi, seperti bekerja sama, berdebat, atau bahkan berkompetisi. Hal ini didorong oleh tujuan atau motif sosial, baik bersifat pribadi atau kelompok.

4. Munculnya Umpan Balik

Interaksi sosial memerlukan adanya timbal balik atau respons dari pihak yang diajak berinteraksi. Sehingga interaksi mampu berjalan dinamis dan terus berkembang.

5. Terbentuknya Pola Interaksi

Interaksi yang berulang akan membentuk pola hubungan, seperti persahabatan, kerja sama, atau konflik.

Proses ini menunjukkan bahwa interaksi sosial adalah hasil dari kontak sosial yang terus berkembang melalui komunikasi dengan adanya tindakan timbal balik.

Proses Terjadinya Kontak Sosial dalam Interaksi Sosial

BUDAYA GOTONG ROYONG

warga bergotong-royong membangun rumah panggung di desa pattotongan, kecamatan mandai, maros, sulawesi selatan, selasa (11/8). budaya gotong royong dalam membangun rumah merupakan tradisi yang masih dilakoni oleh masyarakat setempat guna meringankan beban dan sebagai sikap kebersamaan sesama warga. antara foto/sahrul manda tikupadang/foc/15.

Selanjutnya mari menggabungkan pemahaman tentang kontak sosial dan interaksi sosial untuk menjawab fokus utama artikel ini: jelaskan proses terjadinya kontak sosial dalam interaksi sosial.

1. Pengamatan dan Kesadaran

Kesadaran tentang adanya orang lain di lingkungan sekitar serta mengamati kehadiran orang-orang tersebut.

2. Tindakan Kontak Awal

Kontak bisa berupa sapaan, pesan, atau bahkan sebatas isyarat.

3. Respons Diterima

Pihak lain memberikan respon berupa ucapan atau gestur dari kontak awal yang dilakukan.

4. Komunikasi Berkelanjutan

Komunikasi yang berkelanjutan dan terjadi secara intens membentuk relasi atau hubungan sosial.

Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Gotong Royong Membersihkan Vihara Amurva Bhumi

Warga bergotong royong membersihkan patung di Vihara Amurva Bhumi, Karet Kuningan, Jakarta, Kamis (8/2/2018). tirto.id/Andrey Gromico

Interaksi sosial terlihat sederhanya, tetapi sebenarnya merupakan proses yang cukup kompleks dan dipengaruhi banyak faktor psikologis. Faktor-faktor tersebut dapat berdiri sendiri atau tergabung sebagai dasar terjadinya interaksi sosial.

Berdasarkan buku berjudul Sosiologi karya Kun Maryati, ada beberapa faktor pendorong interaksi sosial yang cenderung berasal dari salah satu pihak, di antaranya :

  • Imitasi: Merupakan tindakan meniru orang lain. Imitasi mendorong seseorang untuk meniru orang lain dalam mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Imitasi juga dapat menimbulkan hal negatif jika yang ditiru adalah tindakan menyimpang.
  • Sugesti: Berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau sikap yang dianutnya, kemudian diterima orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika seseorang tidak dalam kondisi netral, sehingga tidak dapat berpikir rasional.
  • Identifikasi: Merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi lebih mendalam dibandingkan imitasi karena mampu membentuk kepribadian seseorang.
  • Simpati: Merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik dengan pihak lain, dan merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang tersebut, merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang tersebut.
  • Empati: Merupakan pendalaman dari simpati dan dapat memengaruhi kejiwaan atau fisik seseorang.
Selanjutnya, faktor-faktor lain juga banyak memengaruhi apakah suatu kontak sosial bisa berkembang menjadi interaksi sosial yang berkualitas. Berikut ini beberapa faktor penting:

1. Faktor Psikologis

Berkaitan dengan kondisi mental individu, seperti motivasi, emosi, sikap, dan kepribadian. Orang yang terbuka dan mudah bergaul cenderung lebih mudah membangun kontak dan menjalin interaksi sosial.

2. Faktor Sosial Budaya

Nilai, norma, adat istiadat, dan kebiasaan dalam masyarakat akan membentuk cara seseorang berinteraksi. Budaya juga menentukan jenis kontak sosial yang dianggap sopan atau tidak sopan. Bahkan status sosial pun dapat memengaruhi pola interaksi.

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal atau lingkungan kerja juga mempengaruhi kemungkinan terbentuknya kontak sosial. Orang yang tinggal di lingkungan yang ramah cenderung lebih mudah menjalin kontak.

4. Faktor Media dan Teknologi

Di era digital, media sosial, aplikasi chatting, dan teknologi komunikasi lainnya sangat memengaruhi proses kontak sosial. Interaksi kini bisa terjadi tanpa tatap muka secara langsung.

Menjelaskan proses terjadinya kontak sosial dalam interaksi sosial berarti mempelajari bahwa kontak sosial adalah langkah awal dalam hubungan manusia yang berkembang menjadi interaksi sosial yang lebih kompleks.

Beberapa faktor juga memainkan peran penting dalam mempercepat atau menghambat proses interaksi sosial.

Dengan memahami bagaimana proses terjadinya kontak sosial dalam interaksi sosial, kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih terbuka dan komunikatif dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Nirmala Eka Maharani

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nirmala Eka Maharani
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Yulaika Ramadhani