Menuju konten utama

Apa Saja Komponen Komunikasi yang Menjadi Syarat Interaksi Sosial?

Mengetahui apa saja komponen dalam komunikasi yang menjadi syarat interaksi sosial. 

Apa Saja Komponen Komunikasi yang Menjadi Syarat Interaksi Sosial?
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Interaksi menurut buku Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan Kartini & Kartono), Chaplin adalah suatu relasi yang terjadi ketika dua sistem bertemu hingga menemukan penyelesaian melalui satu sistem.

Dengan kata lain, interaksi dapat dipahami sebagai pengikat sosial antara manusia sehingga tiap orang dapat mempengaruhi satu sama lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interaksi sosial juga dapat didefinisikan sebagai hubungan sosial atau hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan hidup di tengah-tengah masyarakat.

Secara umum, hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antarindividu dan saling memengaruhi satu sama lain atas dasar kesadaran saling tolong menolong.

Dikutip dari e-Modul Sosiologi, ciri-ciri interaksi sosial menurut charles P. Loomis (Ahli Sosiologi dari Amerika), yaitu jumlah pemeran lebih dari satu orang, terjadi komunikasi antara pelaku melalui kontak sosial, memiliki maksud atau tujuan yang jelas, terdapat Dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Sementara itu, syarat interaksi sosial meliputi dua hal. Dua hal tersebut adalah kontak sosial dan komunikasi.

Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial.

Kemudian, masing-masing pihak akan saling bereaksi meski tidak harus bersentuhan secara fisik. Kedua, komunikasi adalah proses penyampaian pesan melalui bahasa atau simbol yang dimengerti oleh kedua pihak.

Komunikasi baru berjalan efektif bila pesan yang disampaikan pihak pengirim ditafsirkan sama oleh pihak penerima.

Akan tetapi fakta dilapangan yang sering terjadi adalah sebuah pesan atau informasi itu akan berubah arti (distorsi) ketika sampai penerima.

Distorsi disebabkan karena adanya gangguan (noise) dalam proses komunikasi. Maka, sebagaimana yang dilansir dari laman Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi (Kemendikbud), untuk mengurangi distorsi diperlukan delapan komponen berikut.

Komponen Komunikasi yang Menjadi Syarat Interaksi Sosial

1. Konteks (lingkungan)

Konteks adalah sesuatu yang kompleks antara dimensi fisik, sosial-psikologis, dan dimensi temporal yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Dalam hal ini dua orang yang berinteraksi mesti memahami bahwa kenyamanan ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi.

2. Komponen sumber-penerima

Komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan pendidik dan peserta didik dalam berkomunikasi sama atau berperan sebagai penyampai pesan dan juga penerima. Pengirim pesan berarperan sebagai sumber dalam komunikasi.

2. Encoding dan decoding

Arti dari komponen ini, yaitu seseorang mengawali proses komunikasi dengan mengemas sebuah pesan yang dituangkan ke dalam gelombang suara atau ke dalam selembar kertas. Kode-kode yang dihasilkan ini berlangsung melalui proses pengkodean (enkoding).

Kemudian, cara suatu pesan terkodifikasI tergantung pada keterampilan, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya yang mempengaruhi. Artinya, keyakinan dan nilai-nilai yang dianut memiliki peranan dalam menentukan tingkat efektivitas sumber komunikasi.

Proses kodifikasi(pengkodean) dipihak sumber komunikasi hingga pesan itu terkode, pada dasarnya mengandung unsur penafsiran subjektivitas

3. Kompetensi komunikasi

Kompetensi komunikasi adalah kemampuan yang mengacu pada cara orang berkomunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi.

Suatu topik pembicaraan dapat dipahami karena hal itu layak dikomunikasikan pada orang tertentu dan dalam lingkungan tertentu, tapi tidak bisa tidak layak untuk orang dan lingkungan yang lain.

Kompetensi komunikasi juga mencakup kemampuan tentang tata cara perilaku non-verbal seperti kedekatan, sentuhan fisik, dan suara keras.

4. Pesan dan saluran

Pesan dipahami sebagai produk fisik dari proses kodifikasi. Jika seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu adalah pesan.

Jika seseorang itu menulis maka tulisan itu adalah pesan. Bila seseorang melakukan suatu gerakan maka gerakan itu adalah pesan.

Pesan itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi dari pesan tersebut.

5. Umpan balik

Umpan balik yang efektif adalah suatu interaksi yang dapat dipertimbangkan untuk menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi.

Umpan balik merupakan koreksi terkait sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam mentransfer makna pesan antara komunikator dan komunikan.

Setelah penerima pesan melaksanakan pengkodean kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi pengirim pesan.

Hal ini disebabkan karena pengirim pesan bertugas untuk memberikan respons atas pesan yang diterima dan ia harus melakukan pengkodean dari sebuah pesan.

5. Gangguan

Gangguan merupakan komponen yang mendistorsi sebuah pesan.Gangguan dapat terjadi pada kedua belah pihak baik penyampai atau penerima pesan dalam proses komunikasi.

Gangguan ini dapat berupa fisik, psikologis, dan semantik atau kebahasaan. Misalnya desingan suara mobil, pandangan atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang berbeda.

6. Efek komunikasi

Efek komunikasi adalah dampak dari terjadinya proses komunikasi yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan pengetahuan, pengambilan keputusan yang baru, dan sebagainya.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo