Menuju konten utama

Ciri-ciri Kelompok Sosial Paguyuban dan Patembayan serta Contohnya

Berikut ini penjelasan tentang ciri-ciri kelompok sosial patembayan (gesellschaft) dan paguyuban (gemeinschaft).

Ciri-ciri Kelompok Sosial Paguyuban dan Patembayan serta Contohnya
Ilustrasi kelompok sosial. foto/IStockphoto

tirto.id - Sebagai makhluk sosial, manusia punya kecenderungan hidup berkelompok dan saling bergantung satu sama lain. Kecenderungan itu mendorong manusia membentuk beragam jenis persekutuan dalam masyarakat, yang di kajian sosiologi disebut dengan istilah kelompok sosial.

Secara umum, sesaui penjelasan Esti Ismawati dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar (2012:38), pengertian kelompok sosial adalah himpunan manusia yang hidup bersama, memiliki hubungan timbal balik yang saling memengaruhi, serta punya kesadaran untuk saling menolong dan membutuhkan satu sama lain.

Adapun menurut John J. Macionis dalam karyanya, Sociology (2007:166), kelompok sosial dapat diartikan sebagai gabungan 2 orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari suatu grup tertentu.

Jadi, dalam kaca mata sosiologi, kumpulan 2 orang atau lebih bisa disebut kelompok sosial apabila mereka saling berinteraksi secara teratur dan berbagi identitas yang sama. Contoh kelompok sosial dalam kehidupan sehari-hari mudah ditemui karena ia bisa berupa keluarga, lingkaran pertemanan, sejumlah siswa dalam kelas pelajaran yang sama, sekelompok pegawai di satu kantor, hingga organisasi masyarakat.

Sebenarnya ketika lebih dari satu orang berkumpul maka terbentuklah suatu kelompok. Akan tetapi, tidak semua kumpulan orang layak disebut sebagai kelompok sosial dalam sudut pandang ilmu sosiologi.

Maka itu, penting untuk dipahami bahwa kelompok sosial berlainan makna dengan 2 konsep lain yang mirip, yakni kategori sosial dan agregat sosial. Kategorisasi sosial merujuk pada kumpulan individu yang memiliki setidaknya satu kesamaan atribut, seperti kaum perempuan, kaum difabel, serta umat beragama, etnis ataupun ras tertentu.

Sementara itu, agregat sosial adalah kumpulan sejumlah orang di satu tempat dan waktu yang sama tetapi tidak melakukan interkasi secara intens, kecuali dengan cara-cara sederhana. Contohnya adalah kerumunan orang saat menonton pertandingan olah raga di sebuah stadion. Meski berkumpul bersama dan mungkin memiliki kesamaan tertentu, mereka tidak berinteraksi secara intens dan berbagi identitas serupa yang terkait sebuah kelompok.

Kompleksitas studi kelompok sosial pun mendorong kemunculan banyak konsep terkait topik ini dirumuskan oleh sejumlah pakar sosiologi. Salah satunya berhubungan dengan kategorisasi kelompok sosial di masyarakat.

Di antara ahli yang berusaha merumuskan kategorisasi kelompok sosial dalam masyarakat ialah sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies (1855-1936). Tonnies termasuk salah satu sosiolog berpengaruh di Eropa.

Bersama sejumlah koleganya, seperti Georg Simmel, Werner Sombart, dan Max Weber, dia mendirikan Masyarakat Sosiologi Jerman (German Sociological Society). Tonnies memimpin organisasi tersebut selama 1909-1933 hingga ia dicopot dari posisi itu oleh rezim Nazi.

Tonnies membedakan kelompok sosial berdasar sifat ikatan anggotanya menjadi gemeinschaft (paguyuban) dan gesselchaft (patembayan). Konsep tersebut ia rumuskan saat berusia 32 tahun melalui bukuCommunity & Society (Gemeinschaft und Gesellschaft) yang terbit pertama kali pada tahun 1887.

Ciri-ciri Kelompok Patembayan (Gesselchaft)dan Contohnya

Kelompok patembayan disebut juga gesellschaft, istilah bahasa Jerman yang dirumuskan oleh Ferdinand Tonnies, dan merujuk pada makna asosiasi. Pengertian patembayan adalah kelompok sosial yang ikatan antaranggotanya tak terlalu kuat karena hubungan dan interaksi mereka terjalin dalam waktu singkat.

Dalam patembayan, struktur kelompok bersifat mekanis dan berpengaruh dalam hal pikiran saja. Hal ini membuat hubungan antar-anggota kelompok patembayan cenderung bersifat formal dan lebih memperhitungkan nilai guna dari interaksi dan komunikasi yang terjadi.

Mengutip pemaparan Nanang Martono dalam Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Postmodern, dan Poskolonial (2014), gesellschaft (patembayan) merupakan tipe kelompok sosial dengan ciri hubungan antar-anggota yang didasari oleh ikatan lemah, bahkan sering kali antar-individunya tidak saling mengenal, sehingga nilai, norma dan sikap tak berpengaruh besar dalam interaksi mereka. Karena itu, dalam kelompok patembayan, hubungan antar-anggota umumnya bersifat sementara.

Menurut Soerjono Soekanto, melalui buku Sosiologi Suatu Pengantar (1994), dorongan yang membuat manusia bergabung dalam kelompok patembayan berupa kemauan yang disebut Tonnies sebagai kurwille. Makna kurwille adalah kemauan yang didorong oleh pikiran rasional dan terkait dengan tujuan-tujuan tertentu.

Dengan demikian, orang bergabung dalam suatu kelompok patembayan karena memiliki kepentingan-kepentingan rasional, dan karena itu, tidak bersifat langgeng. Akibatnya, dalam kelompok patembayan, kepentingan individu lebih menonjol daripada kepentingan bersama. Patembayan juga diidentikkan dengan ikatan kelompok sosial di masyarakat modern.

Jika diperinci, ciri-ciri kelompok patembayan (gesellschaft) adalah sebagai berikut:

  1. Hubungan antar-anggota cenderung terkait pertukaran ekonomi
  2. Hubungan antar-anggota bersifat sementara dan tidak intim
  3. Hubungan antar-anggota bersifat formal
  4. Ikatan antar-anggota tidak bersifat pribadi
  5. Kelompok bisa melibatkan banyak orang secara umum
  6. Motivasi anggota bergabung didorong kepentingan rasional.

Sementara itu, contoh kelompok patembayan adalah:

  1. Asosiasi pengusaha
  2. Organisasi perusahaan
  3. Serikat pekerja
  4. Persekutuan dagang
  5. Organisasi sekolah
  6. Partai politik.

Ciri-ciri Kelompok Paguyuban dan Contohnya

Paguyuban disebut pula dengan gemeinschaft, istilah dalam konsepsi Ferdinand Tonnies yang merujuk ke makna komunitas. Menurut Tonnies, gemeinschaft merupakan kelompok sosial yang anggotanya mempunyai ikatan batin murni, alamiah, sangat kuat, dan bisa bertahan lama. Meski hubungan antaranggota paguyuban bersifat informal, mereka menjalani kehidupan bersama dengan intim, pribadi dan eksklusif.

Dalam pandangan Tonnies, gemeinschaft berkaitan dengan wessenwille, yakni bentuk kehendak manusia yang bersifat kodrati dan timbul secara alamiah. Wessenwille berhubungan dengan perasaan dan pikiran manusia yang terbentuk oleh kesatuan hidup alamiah dan organis.

Bisa diambil kesimpulan bahwa kelompok paguyuban merupakan bentuk ikatan antar-individu yang didasari oleh ikatan batin bersifat murni dan alamiah, serta cenderung langgeng. Hubungan antar-anggota dalam kelompok paguyuban didasari oleh cinta dan perasaan batin yang telah dikodratkan.

Mengutip uraian dalam buku Sosiologi: Konsep dan Teori karya Dewi Wulansari (2009:62), sejumlah ciri kelompok paguyuban (gemeinschaft) yang utama menurut Tonnies adalah sebagai berikut:

  • Hubungan antar-anggota bersifat mesra dan intim
  • Hubungan antar-anggota bersifat pribadi dan terbatas pada beberapa orang saja
  • Hubungan antar-anggota bersifat eksklusif.

Tonnies membagi kategori paguyuban menjadi 3 macam karena hubungan antaranggota dalam gemeinschaft bisa dilatari oleh ikatan darah, kesamaan pemikiran, serta kedekatan geografis.

Sebagaimana dijelaskan oleh Bagong Suyanto dan J. Dwi Narwoko dalam Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (2004:34), penjelasan dan contoh untuk masing-masing jenis kelompok paguyuban itu adalah sebagai berikut:

1. Gemeinschaft by blood, paguyuban yang terbentuk berdasarkan ikatan kekerabatan, atau darah dan keturunan biologis. Contoh paguyuban berdasar ikatan darah adalah keluarga dan klan.

2. Gemeinschaft of place, paguyuban yang terbentuk karena kedekatan letak tempat tinggal serta lokasi bekerja. Faktor kedekatan geografis ini memungkinkan sejumlah orang memiliki ikatan erat, saling bekerja sama sekaligus tolong-menolong. Contoh paguyuban berdasar kedekatan tempat ialah Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelompok Tani Desa, dan lain sebagainya.

3. Gemeinschaft of mind, paguyuban yang terbentuk karena kesamaan keahlian, pandangan dan pemikiran. Jenis ini bisa mengacu pada komunitas yang didasari kesamaan minat, hobi, hingga pemikiran, ideologi, dan keyakinan. Contoh paguyuban jenis ini Gemeinschaft of mind adalah komunitas sepeda onthel, komunitas pengajian agama, lingkaran pertemanan, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait KELOMPOK SOSIAL atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya