Menuju konten utama
Ilmu Sosiologi

Contoh Kelompok Sosial di Masyarakat, Penjelasan, & Ciri-cirinya

Banyak contoh kelompok sosial dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, keluarga. Berikut ini daftar contoh kelompok sosial di masyarakat dan penjelasannya.

Contoh Kelompok Sosial di Masyarakat, Penjelasan, & Ciri-cirinya
Ilustrasi Sosiologi. foto/Istockphoto

tirto.id - Banyak contoh kelompok sosial dalam kehidupan sehari-hari yang mudah diamati. Contoh kelompok sosial di masyarakat yang paling mudah diidentifikasi adalah keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memenuhi kriteria di definisi kelompok sosial.

Menurut Robert Morrison Maclver dan Charles Hunt Page dalam Society: An Introductory Analysis (1953), kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan sejumlah manusia yang hidup bersama, saling berinteraksi dan memengaruhi, serta terorganisasi secara alami.

RM Maclver dan Charles H. Page menekankan keterkaitan kelompok sosial dengan tujuan interaksi serta pembagian peran dan status yang mendasari hubungan dalam kelompok. Pengertian kelompok sosial menurut RM Maclver dan Charles H. Page itu hanya satu dari sekian banyak definisi istilah ini dalam sosiologi.

Robert K. Merton melalui Social Theory and Social Structure (1957) merumuskan definisi kelompok sosial adalah sekumpulan individu (manusia) yang menerapkan pola interaksi tertentu serta saling berbagai nilai, norma, tujuan, hingga harapan. Rumusan ini didasari perhatian Merton pada peran kelompok sosial sebagai tolok ukur individu dalam bersikap, bertindak, serta membentuk indentitas.

Di kajian lebih baru, buku Social Groups in Action and Interaction (2016) karya Charles Stangor menerangkan, kelompok sosial adalah kumpulan individu yang berbagi identitas sosial, atau menganggap diri mereka bagian dari kategori sosial yang sama, serta saling berinteraksi dan memiliki kepentingan maupun tujuan serupa. Menurut Stangor, anggota suatu kelompok sosial akan menunjukkan kepatuhan psikologis terhadap kelompoknya.

Jika mengikuti berbagai rumusan definisi di atas, ada banyak contoh kelompok sosial di masyarakat selain keluarga. Simak berbagai contoh kelompok sosial di bawah ini!

Contoh Kelompok Sosial di Masyarakat dan Penjelasannya

Untuk mengindentifikasi kelompok sosial di masyarakat, perlu dipahami dulu berbagai ciri yang menunjukkan keberadaannya. Beberapa kriteria bisa dipakai untuk mengidentifikasi kelompok sosial.

Dari beragam definisi yang ada, disimpulkan ciri-ciri kelompok sosial paling umum adalah memiliki kesadaran bersama, membentuk identitas yang sama, anggotanya terlibat dalam interaksi (hubungan timbal-balik) yang berkelanjutan, mempunyai kesamaan tujuan atau kepentingan, serta ada struktur dan norma yang berlaku dalam organisasinya.

Dengan demikian, kerumunan orang di pasar tidak layak disebut sebagai kelompok sosial. Sebaliknya, perkumpulan pedagang pasar lebih pantas disebut kelompok sosial. Ilustrasi ini untuk menunjukkan bahwa tidak semua kumpulan orang yang saling berinteraksi bisa disebut kelompok sosial.

Agar lebih jelas, berikut 12 contoh kelompok sosial di masyarakat dan penjelasannya:

1. Keluarga

Sebagai unit sosial paling kecil dalam masyarakat, keluarga merupakan kelompok sosial yang terbentuk secara alami akibat adanya pertalian darah dan relasi perkawinan. Dalam keluarga, para anggotanya saling berinteraksi dalam waktu yang lama, berbagi identitas yang sama, mematuhi struktur serta norma tertentu yang berlaku di dalamnya, hingga saling mendukung untuk kepentingan atau tujuan yang sama.

Bentuk kelompok sosial jenis ini bisa keluarga kecil serumah ataupun keluarga besar yang terikat oleh kesamaan marga dan ikatan darah keturunan.

Keluarga termasuk contoh kelompok sosial primer. Kelompok sosial primer adalah unit yang umumnya kecil, tapi anggotanya memiliki hubungan erat, personal, dan langgeng.

2. Organisasi Sosial

Semua organisasi sosial termasuk contoh kelompok sosial. Organisasi seperti karang taruna, pengurus OSIS, himpunan mahasiswa, asosiasi pedagang, serikat pekerja, pengurus RT, dan lain sebagainya merupakan bentuk kelompok sosial.

Di setiap organisasi sosial pasti ada struktur yang jelas, pembagian peran, interaksi berlanjut antar-anggota, kesamaan identitas dan kepentingan/tujuan, kepatuhan pada norma atau peraturan tertentu, dan lain sebagainya.

3. Komunitas pertemanan

Sekalipun bisa hanya terdiri dari 2-4 orang, lingkaran pertemanan bisa menjadi kelompok sosial. Selain ada interaksi yang saling berlanjut, kelompok pertemanan biasanya juga mengakui identitas yang sama (aku teman dia atau kamu teman aku), saling berbagi peran meski strukturnya tidak teramat jelas, berbagi tujuan atau kepentingan sama dalam persahabatan, dan mempunyai minat serupa.

Di antara sahabat dalam satu kelompok pertemanan, biasanya juga berlaku norma-norma tertentu yang disepakati bersama.

4. Organisasi kerja

Setiap organisasi dalam perusahaan (besar maupun kecil) hingga tim yang mengerjakan tugas khusus tertentu merupakan contoh kelompok sosial dalam masyarakat. Di semua organisasi kerja, pasti ada struktur atau minimal pembagian peran, kesamaan indentitas (sebagai satu tim atau sesama karyawan perusahaan), aturan dan norma tertentu yang dipatuhi, interaksi antar-anggota yang terus-menerus terjadi, hingga kerja sama untuk menggapai tujuan yang sama.

Umumnya organisasi kerja menjadi contoh kelompok sosial sekunder. Ini karena ikatan antar-anggotanya bersifat sementara. Para karyawan perusahaan, misalnya, akan saling berinteraksi selama bekerja di kantor yang sama. Jika sudah resign dari tempat kerjanya, para karyawan itu tidak lagi terikat dalam satu kelompok.

5. Komunitas Agama

Segala komunitas agama, dalam lingkup besar maupun kecil, layak disebut kelompok sosial. Ini artinya umat agama tertentu, organisasi keagamaan, jemaat dari tempat ibadah atau komunitas peribadatan tertentu dapat disebut sebagai contoh kelompok sosial.

Jika diamati, komunitas-komunitas agama tak hanya disatukan oleh kesamaan keyakinan, tapi anggota-anggotanya juga memiliki identitas yang sama. Akan selalu ada pembagian peran pula, minimal pemuka agama dan jemaat. Ada pula proses interaksi antara sesama anggota komunitas keagamaan, setidaknya dalam peribadatan.

6. Partai Politik

Partai politik terbentuk karena sejumlah orang yang memiliki padangan politik yang sama berumpul dan berorganisasi. Kemudian mereka saling bekerja sama guna mewujudkan kepentingan atau tujuan politik partainya. Ada juga struktur organisasi yang rapi di partai politik. Para anggota partai pun mempunyai kesamaan identitas sebagai golongan politik tertentu. Oleh sebab itulah partai politik pantas masuk daftar contoh kelompok sosial di masyarakat.

7. Koperasi

Koperasi merupakan kelompok ekonomi yang anggotanya bekerja sama untuk mencapai keuntungan bersama. Melihat bentuk organisasinya, semua koperasi jelas bisa disebut salah satu contoh kelompok sosial. Koperasi memang beda dengan perusahaan umumnya karena ia terbentuk atas solidaritas ekonomi sehingga tak mencari keuntungan semata. Namun, semua koperasi pasti memiliki struktur organisasi, kumpulan anggota, kegiatan yang menciptakan interaksi, tujuan atau kepentingan yang sama di antara anggotanya, hingga membentuk identitas orang-orang di dalamnya.

8. Komunitas hobi

Sebagai kelompok sosial, komunitas hobi mirip dengan kelompok pertemanan. Bedanya, jika kelompok pertemanan terbentuk oleh kesamaan minat secara umum atau kecocokan karakter di antara anggotanya, kelompok hobi didasari oleh kecintaan pada satu kegiatan yang sama. Anggota komunitas hobi bisa jadi tidak saling kenal sebelumnya, tetapi saling berinteraksi karena sama-sama menyukai menyukai kegiatan tertentu.

Misalnya, komunitas hobi pecinta burung, naik gunung, bersepeda, fotografi, olahraga, dan masih banyak lagi lainnya. Dalam komunitas hobi, meski bisa jadi tak ada struktur yang jelas, tetap berlaku pembagian peran. Mereka berkumpul untuk kepentingan berbagi pengalaman dan mengembangkan keterampilan. Ada juga pembentukan identitas kelompok dan kepatuhan pada norma-norma tertentu dalam setiap komunitas hobi.

9. Komunitas sosial-budaya

Komunitas sosial-budaya biasanya berisi para anggota yang memiliki ikatan emosional karena berbagai sebab, seperti kesamaan asal daerah atau kecintaan pada satu obyek yang sama. Paguyuban bisa berwujud komunitas pecinta kegiatan seni-budaya tertentu, kelompok suporter klub sepakbola, dan lain sebagainya. Mereka yang tergabung dalam komunitas kerap terlibat dalam kegiatan sosial dan budaya bersama.

10. Perkumpulan alumni

Para alumni sekolah atau kampus tertentu yang kemudian membentuk organisasi bisa disebut kelompok sosial. Mereka bergabung dan berinteraksi karena merasa punya identitas sebagai eks anggota lembaga yang sama.

11. Asosiasi profesi

Kumpulan orang yang memiliki profesi di bidang tertentu dan membentuk organisasi merupakan contoh kelompok sosial. Mereka menyatu dalam satu kelompok sebab memiliki kepentingan sama terkait dengan profesinya.

Di tengah masyarakat, ada banyak perkumpulan asosiasi profesi yang mewujud dalam organisasi maupun komunitas. Contohnya adalah asosiasi pengacara/advokat, organisasi jurnalis, perkumpulan guru, hingga komunitas sopir taksi atau driver ojek online.

12. Suku

Kelompok suku bisa menjadi contoh kelompok sosial. Ia bisa sangat nyata terutama jika jumlah anggotanya tidak terlampau besar. Suku terbentuk karena faktor kesamaan budaya, bahasa, atau asal-usul.

Di banyak daerah Indonesia, sejumlah suku masih mempunyai organisasi kesukuan yang terstruktur dengan jelas, mempunyai identitas kuat, anggotanya saling berinteraksi dengan erat, dan memberlakukan norma-norma tertentu yang khas.

Contoh Kelompok Sosial Berdasarkan Faktor Pembentuknya

Selain dari ciri-cirinya, kelompok sosial juga bisa diamati berdasar faktor pembentuknya. Setidaknya ada 4 faktor pembentuk kelompok sosial, yakni hubungan darah, kesamaan geografis, daerah asal, kepentingan yang sama.

Sejumlah contoh kelompok sosial berdasarkan faktor pembentuknya adalah:

1. Faktor darah (Common Ancestry)

Kelompok sosial dapat terbentuk karena kesamaan darah atau garis keturunan. Contoh kelompok sosial berdasarkan faktor darah (Common Ancestry) adalah: keluarga, marga, dan klan.

2. Faktor Geografis

Letak tempat (geografis) juga bisa menjadi faktor pemicu terbentuknya kelompok sosial. Anggota masyarakat yang berkumpul di suatu tempat tentu akan menjalin komunikasi yang intens sehingga secara bertahap akan membangun sebuah ikatan.

Contohnya adalah kelompok nelayan yang beranggota sejumlah individu yang tinggal di tepian pantai tertentu. Contoh yang lain ialah para petani di suatu desa yang membentuk kelompok tani.

Para warga yang tinggal di satu lokasi permukiman berdekatan dan kemudian membentuk Rukun Tetangga (RT) juga termasuk contoh kelompok sosial karena faktor geografis.

3. Faktor Kepentingan (Common Interest)

Kesamaan kepentingan sejumlah orang bisa menjadi faktor pembentuk kelompok sosial. Kepentingan itu dapat bersifat pribadi maupun komunal.

Contoh faktor kepentingan yang sama dalam pembentukan kelompok sosial adalah:

  • perusahaan
  • sekolah
  • kampus
  • asosiasi pengusaha
  • partai politik
  • serikat buruh
  • asosiasi pedagang pasar
  • pemerintah negara
  • pemerintah daerah
  • asosiasi pengacara
  • organisasi jurnalis

4. Faktor Daerah Asal

Kesamaan daerah asal bisa jadi faktor yang memicu terbentuknya kelompok sosial. Saat seorang individu bertemu banyak orang lain yang tempat kelahirannya sama, dan mereka sedang berada di luar daerah asalnya, besar kemungkinan kumpulan itu akan membentuk kelompok sosial.

Contoh faktor daerah asal kelompok sosial adalah:

  • Organisasi perantau minang
  • Perkumpulan TKI di Malaysia
  • Perhimpunan pelajar Indonesia di luar negeri
  • Organisasi mahasiswa daerah di kampus
  • Komunitas perantau asal Madura di Jakarta
  • Komunitas ekspatriat negara tertentu di Indonesia.

Ciri-ciri Kelompok Sosial

Ada banyak ciri-ciri kelompok sosial. Keberadaan kelompok sosial di suatu masyarakat bisa diidentifikasi dengan mengenali ciri-ciri itu.

Sejumlah ciri-ciri kelompok sosial adalah sebagai berikut:

  • Adanya kesadaran dari masing-masing individu bahwa ia merupakan bagian dari kelompok sosial tersebut. Sebagai dampaknya, sifat ingin menang sendiri bisa diminimalisir.
  • Adanya hubungan timbal balik antaranggota.
  • Adanya interaksi yang aktif dan juga pola perilaku.
  • Adanya suatu faktor tertentu yang dimiliki dari masing-masing individu, dan hal itu bisa lebih memperat ikatan di antara satu anggota kelompok dengan yang lainnya. Faktor tersebut bisa berupa tujuan yang sama, cita-cita yang sama, nasib yang sama, ataupun karakteristik yang sama.
  • Adanya struktur tugas masing-masing anggota di dalam kelompok. Struktur tugas ini dapat membuat setiap orang di dalam kelompok memiliki peran, fungsi, dan kedudukan yang jelas. Ini membuat masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab.
  • Jika terjadi suatu kejadian, satu individu dalam kelompok akan memengaruhi individu yang lain. Itu bisa terjadi jika mereka menilai kejadian tersebut berkaitan dengan kelompoknya.
  • Adanya interaksi antarindividu dalam jangka waktu tertentu. Interaksi antarindividu itu bisa berlangsung dalam jangka pendek maupun panjang.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Edusains
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Addi M Idhom