tirto.id - Keterkaitan antara satu orang dengan orang yang lain merupakan suatu bentuk pemenuhan kehidupan yang diwujudkan dalam kelompok-kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan dari manusia yang hidup secara bersama-sama.
Setiap manusia pada dasarnya merupakan anggota dari suatu kelompok sosial sebagaimana yang dimaksud dengan keluarga. Keluarga itu sendiri termasuk dalam kelompok sosial yang berskala kecil.
Manusia juga akan berhubungan dengan banyak kelompok-kelompok sosial selain keluarga, misalnya kelompok sosial skala besar seperti desa, masyarakat kota, bangsa, dan lain-lain.
Pengertian kelompok sosial berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari definisi kelompok sosial menurut beberapa tokoh sosiologi yaitu suatu himpunan manusia yang saling berhubungan timbal balik antara satu sama lain dalam sebuah struktur sesuai dengan pola yang telah matang.
Sekumpulan orang akan disebut sebagai kelompok sosial jika telah memenuhi 3 syarat utama, sebagai berikut :
- Setiap anggota kelompok menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya.
- Setiap anggota memiliki kesamaan latar belakang atau karakteristik.
- Terdapat struktur, norma, dan pola perilaku.
Tahapan Pembentukan Kelompok Sosial
Menurut Bruce Tuckman terdapat 5 tahap pembentukan dan perkembangan kelompok sosial yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Tahap Pembentukan (Forming)
Dalam tahap pembentukan ini, para anggota mulai mempelajari setiap tugas yang diberikan serta berkenalan dengan anggota lainnya.
Tahap forming ini identik dengan ketidakpastian karena para anggota kelompok masih tidak memahami secara jelas terkait dengan tujuan dan objective kelompok, merasa bingung, menyembunyikan perasaan serta kurangnya keterlibatan dalam suatu kelompok.
2. Tahap Timbulnya Konflik (Storming)
Tahap storming ditandai dengan timbulnya kemarahan, rasa menyebalkan, ketidaknyamanan, konflik atau adu pendapat dan kegagalan.
Hal itu disebabkan karena para anggota mulai bekerja, akan tetapi mereka cenderung mempertahankan pendapat mereka sendiri dan menolak segala bentuk batasan yang ditetapkan oleh kelompok terhadap individu mereka.
3. Tahap Normalisasi (Norming)
Tahap ini merupakan tahap terbentuknya suatu hubungan yang lebih dekat antar anggota kelompok, tahap untuk menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang tepat agar dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan.
Tahap norming ditandai dengan adanya peninjauan ulang dan penjelasan terkait dengan tujuan kelompok, muncul persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok, mulai dapat mendengarkan pendapat dari anggota lain, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
4. Tahap Berkinerja (Performing)
Dalam tahap ini semua anggota kelompok sudah mampu bekerja dan menjalankan fungsinya secara penuh. Selain itu, semua anggota juga memiliki kebersamaan, rasa percaya diri, kreatif, inisiatif, dan semangat yang tinggi.
5. Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap adjourning ini khusus untuk kelompok kerja yang sifatnya hanya sementara. Hal ini terjadi karena apabila ada suatu proyek atau permasalahan sudah berhasil dituntaskan, maka kelompok kerja tersebut akan langsung dibubarkan.
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Maria Ulfa