Menuju konten utama

Macam-macam Kelompok Sosial Menurut para Ahli dan Contohnya

Kelompok sosial adalah gabungan 2 atau lebih orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari grup dan saling berinteraksi satu sama lain.

Macam-macam Kelompok Sosial Menurut para Ahli dan Contohnya
Ilustrasi Sosiologi. foto/Istockphoto

tirto.id - Sebagai makhluk sosial, manusia punya kecenderungan hidup berkelompok. Pengelompokan yang terjadi di masyarakat itu, baik skala kecil maupun besar, mengarah pada pembentukan kelompok sosial. Karena lekat dengan kehidupan manusia, kelompok sosial menjadi salah satu topik penting dalam sosiologi.

Kebanyakan manusia hidup secara berpasangan dan berkeluarga. Mayoritas orang juga memiliki lingkar pertemanan dalam berbagai bentuk, seperti organisasi, klub, perkumpulan keagamaan, asosiasi bisnis, kegiatan pendidikan, dan lain sebagainya.

Pengalaman berinteraksi dalam berbagai bentuk kelompok sosial itu kemudian membentuk cara individu dalam berpikir dan bertindak. Karena itu, banyak ahli sosiologi mencurahkan perhatiannya pada topik ini untuk memahami bagaimana individu di masyarakat dibentuk oleh kelompok sosial mereka, dan juga sebaliknya.

Apa Itu Kelompok Sosial?

Secara umum, dalam sosiologi, pengertian kelompok sosial adalah gabungan 2 atau lebih orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari sebuah grup dan saling berinteraksi satu sama lain. Definisi ini merujuk penjelasan John J. Macionis dalam bukunya, Sociology (2007:166).

Definisi di atas masih sangat luas. Bukan perkara mudah merumuskan definisi kelompok sosial mengingat banyak aspek yang terkait dengan konsep ini. Karena itu, muncul beragam rumusan pengertian kelompok sosial yang disodorkan para ahli.

Pada dasarnya, ketika lebih dari satu orang berkumpul maka terbentuklah suatu kelompok. Akan tetapi, tidak semua kumpulan orang layak disebut kelompok sosial menurut standar sosiologi.

Macionis mencontohkan, kaum perempuan, prajurit, sarjana, orang kaya, penganut agama tidak termasuk dalam kelompok sosial karena istilah-istilah itu merujuk pada kategori. Meskipun orang-orang yang termasuk dalam ketegori-kategori tersebut memiliki status atau identitas yang sama, mereka asing satu sama lain karena tiadanya interaksi.

Selain perlu dibedakan dari kategori sosial, kelompok sosial juga tidak sama dengan kerumunan sosial. Kerumunan merujuk pada kumpulan orang di tempat dan pada waktu yang sama, tetapi tidak berinteraksi satu sama lain secara intens. Sebagai contoh ialah kerumunan orang di stadion saat menonton pertandingan sepak bola atau mereka yang berada dalam satu ruangan di bioskop.

Infografik SC Kelompok Sosial

Infografik SC Kelompok Sosial. tirto.id/Fuad

Kathy S. Stolley melalui karyanya, The Basic of Sociology (2005:83) menjelaskan, istilah kelompok memiliki pengertian khusus dalam sosiologi yang berbeda dari penggunaan kata itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam percakapan biasa, mayoritas kumpulan orang mungkin akan disebut kelompok. Namun, dua orang atau lebih dalam jarak fisik yang dekat tidak selalu disebut kelompok dalam arti sosiologis.

"Secara sosiologis, kelompok sosial adalah kumpulan orang yang berinteraksi secara teratur berdasarkan minat bersama dan mengembangkan rasa memiliki yang membuat mereka merasa berbeda dari perkumpulan lain. Mereka membentuk hubungan sosial," tulis Stolley.

Seluruh kelompok sosial memiliki unsur-unsur dalam definisi di atas. Kembali menukil penjelasan Stolley, sejumlah kelompok sosial juga mengembangkan solidaritas dan loyalitas antaranggota.

Penguatan rasa memiliki terhadap kelompok tersebut sering kali memunculkan permusuhan pada kelompok lain. Pandangan bias pun mudah muncul sehingga orang akan lebih menyukai sesama anggota kelompoknya daripada mereka yang di luar.

Macam-macam Kelompok Sosial dan Contohnya

Ada banyak jenis kelompok sosial yang selama ini diidentifikasi oleh para ahli sosiologi. Besarnya perhatian para ahli di bidang ini terhadap kelompok sosial memunculkan beragam kategorisasi.

Macam-macam jenis kelompok sosial tersebut dikategorisasikan berdasar sejumlah faktor. Adanya kategorisasi yang beragam disebabkan oleh cara pandang yang berbeda di antara para ahli ketika menganalisis kelompok sosial.

Berikut daftar macam-macam kelompok sosial menurut sejumlah ahli sosiologi seperti dikutip dari berbagai sumber, termasuk modulSosiologi terbitan Kemdikbud (2020).

1. Jenis kelompok sosial menurut Charles H. Cooley

Sosiolog Charles Horton Cooley (1864-1929) membagi kelompok sosial menjadi 2 kategori, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Pembagian ini didasarkan pada makna kelompok bagi para anggotanya. Perbedaan pemaknaan bisa muncul karena derajat interaksi sosial yang tidak sama.

Pertama, kelompok primer. Menurut Cooley, kelompok primer memainkan peranan paling penting dalam hidup banyak orang. Kelompok primer biasanya cukup kecil dan terdiri dari individu-individu yang umumnya terlibat pertemuan tatap muka secara emosional dalam jangka waktu panjang.

Kelompok primer, melayani kebutuhan emosional dan beranggotakan orang-orang yang memiliki peran penting dalam sosialisasi individu di masyarakat.

Keberadaan kelompok primer (primary group) ditandai dengan hubungan yang akrab dan mesra di antara anggota-anggotanya. Contoh kelompok primer adalah keluarga.

Kedua, kelompok sekunder. Cooley berpendapat kelompok sekunder sering kali lebih besar dalam hal jumlah anggota dan bersifat impersonal.

Kelompok sekunder juga bisa hanya terbentuk karena tugas tertentu dalam waktu terbatas. Oleh karena itu, Cooley menilai kelompok sekunder punya fungsi instrumental daripada ekspresif, yang berarti bahwa perannya lebih berorientasi pada tujuan tertentu ketimbang emosional.

Dalam kelompok sekunder, hubungan antaranggota tak akrab. Batas keanggotaan dalam kelompok sekunder pun tidak terlalu tegas.

Anggota kelompok sekunder tidak mempunyai kesetiaan dan perasaan yang kuat satu sama lain. Hal ini karena setiap anggota menilai hubungannya dengan anggota lain dalam konteks mencapai tujuan-tujuan yang terbatas.

Contoh kelompok sekunder adalah para pegawai yang bekerja di satu kantor, orang-orang yang berdiskusi dalam satu seminar, para murid yang belajar bersama dalam sebuah ruang kelas, dan lain sebagainya.

2. Jenis kelompok sosial menurut Ferdinand Tonnies

Ahli sosiologi dari Jerman, Ferdinand Tonnies (1855-1936) membagi kelompok sosial menjadi dua jenis kategori pula, yakni paguyuban dan patembayan. Pembagian yang dilakukan oleh Tonnies ini didasarkan pada sifat ikatan antaranggota dalam kelompok sosial.

Pertama, paguyuban disebut pula dengan gemeinschaft. Menurut Tonnies, paguyuban merupakan kelompok sosial yang para anggotanya memiliki ikatan batin murni, alamiah, sangat kuat, dan bisa bertahan lama.

Meski hubungan antaranggota paguyuban bersifat informal, mereka menjalani kehidupan bersama dengan intim, pribadi dan eksklusif. Hubungan antaranggota dalam paguyuban biasa dilatari oleh ikatan darah, tapi juga bisa didasari kesamaan pemikiran, dan kedekatan geografis.

Karena itu, Tonnies membagi jenis paguyuban menjadi 3 macam yakni: (1) gemeinschaft by blood, atau paguyuban yang terbentuk berdasarkan ikatan kekerabatan; (2) gemeinschaft of place atau yang terbentuk berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal dan lokasi bekerja; (3) gemeinschaft of mind atau paguyuban yang terbentuk karena kesamaan keahlian, pandangan, pemikiran, hingga ideologi.

Contoh paguyuban berdasar ikatan darah adalah keluarga dan klan. Sementara contoh paguyuban berdasarkan kedekatan tempat adalah Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelompok Tani Desa, dan lain sebagainya. Adapun contoh paguyuban berlandaskan kesamaan pemikiran adalah komunitas suporter bola, komunitas sepeda onthel, organisasi politik berlandaskan agama, dan lain-lain.

Kedua, patembayan yang disebut juga dengan istilah gesellschaft. Patembayan adalah kelompok sosial yang ikatan antaranggotanya tak terlalu kuat karena hubungan dan interaksi mereka terjalin dalam waktu singkat.

Dalam patembayan, struktur kelompok bersifat mekanis dan berpengaruh dalam hal pikiran saja. Hal ini membuat hubungan antaranggota patembayan bersifat formal dan lebih memperhitungkan nilai guna dari interaksi dan komunikasi yang terjadi.

Contoh patembayan adalah Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia, OSIS dan lain sebagainya.

3. Jenis Kelompok Sosial Menurut Emile Durkheim

Emile Durkheim membagi kelompok sosial jadi 2 macam yang didasarkan pada jenis solidaritas pembentuknya. Keduanya adalah solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

Pertama, kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik. Durkheim berpendapat solidaritas mekanik menjadi ciri masyarakat yang masih sederhana. Dalam masyarakat dengan solidaritas mekanis, peranan semua anggota sama. Karena itu, ketidakhadiran satu anggota kelompok dapat dengan segera digantikan anggota yang lain.

Dalam kelompok ini, yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Seluruh warga anggota kelompok diikat oleh collective conscience, yakni kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, yang bersifat ekstrem serta memaksa.

Contoh kelompok sosial solidaritas mekanik adalah masyarakat tradisional atau masyarakat adat yang masih memegang teguh budaya leluhur.

Kedua, kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas organik. Menurut Durkheim, solidaritas organik tumbuh dan mengikat orang-orang dalam masyarakat yang sudah kompleks. Masyarakat menjadi semakin kompleks karena mengenal pembagian kerja yang detail dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antarbagian.

Setiap anggota kelompok akan menjalankan peranan berbeda. Di antara berbagai peranan itu, ada hubungan saling ketergantungan, sebagaimana organ biologis. Ikatan utama yang mempersatukan masyarakat dengan solidaritas organik adalah kesepakatan-kesepakatan yang terjalin di antara berbagai kelompok profesi berbeda.

Contoh kelompok sosial solidaritas organik adalah organisasi profesi guru, asosiasi pengusaha garmen, serikat buruh dan lain sebagainya.

4. Jenis kelompok sosial menurut William Graham Sumner

William Graham Sumner membagi kelompok sosial menjadi dua jenis, yakni kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). Mengutip modul belajar guru Bidang Studi IPS-Sosiologi (2021) terbitan Kemdikbud, W. G. Summer membagi kelompok sosial menjadi kedua jenis itu karena melihat fenomema persaingan antarkelompok di masyarakat.

Pertama, kelompok dalam (in-group) disebut juga dengan istilah kelompok kami (we-group) ialah kelompok sosial yang anggotanya mengidentifikasi diri mereka berdasarkan ikatan di lingkarannya. Dalam in-group, tercipta hubungan persahabatan, kerja sama, dan kedamaian antaranggota.

Kedua, kelompok luar (out-group) atau kelompok orang lain (others group). Out-group merupakan kelompok di luar in-group, yang ditandai rasa perbedaan, persaingan, bahkan permusuhan.

Ilustrasinya seperti anggapan "kami siswa sekolah X dan mereka siswa sekolah Z," atau "kami warga kampung D desa dan mereka orang kampung T."

5. Jenis Kelompok Sosial Menurut Robert K. Merton

Robert K. Merton membedakan kelompok sosial berdasarkan derajat organisasinya menjadi dua jenis, yakni membership group (kelompok anggota) dan reference group (kelompok acuan).

Membership group adalah kelompok yang anggotanya secara fisik menjadi bagian kelompok meski tidak selalu berkumpul dengan anggota lain. Contohnya adalah kelompok pelajar SMA, kelompok mahasiswa, kelompok pekerja, dan sebagainya.

Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang dan suatu grup untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Sebagai contoh, kelompok sosialita di Amerika menjadi referensi bagi kelompok sosialita di Indonesia.

6. Jenis Kelompok Sosial Menurut George Simmel

George Simmel membedakan jenis-jenis kelompok sosial berdasarkan jumlah anggotanya. Simmel menganalisa kelompok-kelompok sosial mulai dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan monad, kemudian gabungan dua orang (dyad), tiga orang (triad), dan seterusnya.

Merujuk penjelasan Kathy S. Stolley dalam The Basic of Sociology (2005:85), Simmel berpendapat faktor besarnya kelompok bisa mempengaruhi interaksi yang terjadi di dalamnya. Menurut Simmel, kelompok sosial terkecil terdiri atas 2 orang dan disebut dengan istilah dyad.

Kelompok terkecil ini sering kali memiliki hubungan antaranggota yang paling kuat, intim dan akan lenyap ketika salah satu anggotanya pergi. Contoh dyad adalah pasangan suami-istri yang terjalin hubungannya karena pernikahan.

Kategori selanjutnya, menurut Simmel, adalah kelompok yang terdiri atas 3 orang anggota atau triad. Penambahan anggota menjadi tiga bisa mengubah dinamika kelompok secara signifikan.

Penambahan anggota juga bisa membuat kelompok lebih stabil. Simmel mencatat bahwa orang ketiga ini bisa berperan sebagai mediator ketika dua anggota lain sedang berselisih.

Namun, penambahan orang ketiga juga menambah kemungkinan pembentukan koalisi melawan satu orang. Orang yang ketiga juga bisa memicu perselisihan di antara 2 anggota lainnya.

Berdasarkan analisis Simmel, semakin besar jumlah anggotanya, suatu kelompok akan lebih stabil. Akan tetapi, hubungan orang dalam kelompok itu pun menjadi semakin kurang intim. Semakin besar suatu kelompok juga membuat ia tidak mudah lenyap saat ada anggota yang keluar atau meninggal.

Interaksi dengan anggota di luar kelompok juga dapat meningkat seiring dengan bertambahnya anggota. Kelompok yang makin banyak anggotanya juga cenderung mengembangkan struktur formal seperti birokrasi. Contohnya terlihat di berbagai organisasi sosial maupun politik. Semakin banyak jumlah anggota, bertambah kompleks pula struktur organisasinya.

7. Jenis kelompok sosial menurut Max Weber

Max Weber mengkategorisasikan kelompok sosial jadi dua jenis, yaitu kelompok formal (formal group) dan kelompok informal (informal group).

Kelompok formal merujuk pada kelompok-kelompok sosial yang mempunyai seperangkat peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan mereka. Contohnya adalah organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, organisasi bisnis dan lain sebagainya.

Adapun dalam kelompok informal, tidak terdapat struktur dan peraturan organisasi yang bersifat pasti. Kelompok informal umumnya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali atas dasar kepentingan dan pengalaman yang sama di antara para anggotanya. Lingkaran pertemanan atau komunitas geng remaja bisa menjadi contoh kelompok informal.

Baca juga artikel terkait KELOMPOK SOSIAL atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya