tirto.id - Perdagangan antarnegara dan wilayah terjadi sebagai usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam. Kebutuhan yang berbeda-beda ini tidak dapat ditopang oleh hasil sumber daya alam serta manusia dari satu wilayah tertentu.
Hal ini dikarenakan kemampuan suatu negara dan wilayah untuk menghasilkan barang dan jasa tidaklah sama. Perbedaan ini dipengaruhi oleh banyak hal, seperti luas daerah, letak geografis, iklim cuaca dan potensi sumber daya dari masing-masing daerah.
Maka dari itu dibutuhkan interaksi dengan ruang lainnya agar kebutuhan hidup manusia terpenuhi. Contohnya interaksi yang terjadi antara penduduk di daerah pegunungan dan pesisir pantai.
Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan membutuhkan pasokan ikan dari nelayan yang tinggal di pesisir pantai. Begitu juga sebaliknya, masyarakat pesisir sangat membutuhkan sayur-mayur yang dihasilkan dari daerah pegunungan. Kondisi ini akan akan terus berulang dan memicu terjadinya ketergantungan antarruang.
Ketergantungan antarruang dalam konsep ekonomi yang dikutip dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial (2020) terbitan Penerbit Duta, didefinisikan sebagai gambaran terjadinya kondisi yang saling mempengaruhi dan bergantung satu sama lain antar kelompok ruang di muka Bumi.
Kondisi ini muncul karena adanya proses interaksi khususnya dalam hal perdagangan.
Konsep ruang sendiri menurut Geolog Sumaatmadja yang dilansir laman Rumah Belajar, dijelaskan sebagai tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian yang ditinggali oleh makhluk hidup.
Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi. Namun, juga mencakup area perairan, lapisan tanah hingga bebatuan yang ada di planet ini.
Batas ruang sendiri dapat diartikan sebagai tempat dan segala unsur di dalamnya, yang mampu mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.
Contoh lain ketergantungan antarruang yang sering terjadi dalam masyarakat adalah banyaknya penduduk desa yang ke kota untuk mencari pekerjaan.
Sebab lapangan pekerjaan lebih banyak tersedia di kota, sedangkan di daerah pedesaan hanya terbatas pada sektor pertanian saja.
Contoh Ketergantungan Antarruang dalam Bidang Ekonomi
Hubungan perdagangan antarnegara atau wilayah tidak dapat terlepas dari aktivitas ekonomi. Selain itu, konsep ketergantungan antarruang juga pasti akan memengaruhi bidang ekonomi.
Sebab, aktivitas ekonomi yang meliputi proses produksi, distribusi dan konsumsi, saling berhubungan satu sama lain. Proses produksi tidak akan terjadi bila tidak ada kegiatan konsumsi, begitu juga sebaliknya. Sedangkan hasil dari produksi tidak akan sampai pada konsumen tanpa adanya kegiatan distribusi.
Mengutip Buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial (2020) terbitan Penerbit Duta, contoh ketergantungan antarruang dalam berbagai bidang ekonomi sebagai berikut:
1. Ketergantungan Antarruang dalam Produksi
Produksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu barang dan jasa maupun menciptakan benda baru. Proses produksi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor produksi asli dan turunan.
Faktor produksi asli meliputi sumber daya alam dan tenaga kerja. Sementara faktor produksi turunan terdiri atas modal dan kewirausahaan.
Dalam kegiatan produksi, faktor-faktor tersebut tidak semuanya dapat tersedia di wilayah produksi itu berlangsung.
Sehingga pelaku produksi (produsen) perlu mengambil dan memanfaatkan faktor produksi yang berasal dari daerah lainnya, inilah wujud dari ketergantungan antarruang dalam proses produksi.
Contohnya, suatu wilayah atau negara yang memiliki sumber daya alam melimpah tetapi tidak memiliki tenaga kerja ahli untuk mengolahnya. Mereka akan mendatangkan tenaga ahli tersebut dari wilayah lain.
Begitu juga dengan negara atau wilayah yang memiliki sumber daya alam melimpah dan tenaga ahli yang mencukupi, tetapi tidak memiliki modal. Maka akan dilakukan segenap usaha untuk mendatangkan investor yang bersedia menanamkan modal di negara atau wilayah tersebut.
Sedangkan untuk negara atau wilayah yang memiliki tenaga ahli, modal dan wirausahawan yang mencukupi, tetapi tidak memiliki sumber daya alam. Maka akan mendatangkan sumber daya alam tersebut dari luar wilayahnya (impor bahan baku).
2. Ketergantungan Antarruang dalam Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyaluran dan penyebaran barang dari produsen kepada konsumen. Di era globalisasi ini, kegiatan distribusi banyak mengalami perubahan dan semakin terpengaruh oleh konsep ketergantungan antarruang.
Jika dahulu orang harus mendatangi saluran-saluran distribusi untuk melakukan transaksi jual beli. Kini dengan hadirnya sistem online, transaksi ini dapat dilakukan melalui aplikasi daring.
Adanya sistem online itu sangat memudahkan distributor untuk memenuhi permintaan konsumen akan suatu barang. Sebab, hadirnya sistem online memberi jalan kepada distributor untuk memiliki relasi dengan distributor lain dari daerah yang berbeda.
Selain itu, hadirnya aplikasi daring juga memudahkan distributor untuk menjual barangnya. Hal ini karena distributor dimudahkan dalam memenuhi pesanan dari konsumennya di seluruh daerah dengan bantuan jasa pengiriman barang.
3. Ketergantungan Antarruang dalam Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa. Kegiatan ini dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, kebutuhan manusia yang sangat beragam serta persebaran barang dan jasa yang masih belum merata. Dapat menjadi pemicu terbentuknya ketergantungan antarruang dalam bidang konsumsi.
Sebab manusia akan secara naluri mencari barang atau jasa yang tidak tersedia itu di daerah atau wilayah lainnya. Interaksi ini akan terus berlangsung dan akan saling mengikat satu sama lain.
Misalnya, masyarakat di Pulau Jawa membutuhkan pasokan daging sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan masyarakat di Pulau NTT juga membutuhkan hasil pertanian dan industri yang berasal dari kota-kota di Pulau Jawa.
4. Ketergantungan Antarruang dalam Penentuan Harga dan Pasar
Dalam kegiatan ekonomi harga dan pasar merupakan hal yang sangat vital. Harga adalah nilai tertentu yang dimiliki oleh barang dan jasa. Sedangkan pasar ialah tempat terjadinya proses interaksi jual beli antara pembeli dan penjual.
Proses interaksi tersebut akan menghasilkan kesepakatan harga dari jumlah yang akan diperjualbelikan, disebut dengan harga pasar atau harga keseimbangan.
Ketergantungan antarruang sangat berpengaruh pada proses pembentukan harga, seperti yang dilansir Modul Kemendikbud. Menjelaskan bahwa proses pembentukan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yakni biaya produksi, biaya distribusi, harapan produsen untuk memperoleh keuntungan hingga adanya pesaing.
Sementara itu, perubahan yang terjadi dalam pasar sedikit banyak mendapatkan pengaruh dari adanya konsep ketergantungan antarruang ini. Misal, masuknya barang-barang impor di dalam negeri dan berdirinya gerai dan retail baru yang berasal dari luar negeri.
Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Ibnu Azis