Menuju konten utama

Mengetahui Apa Itu Keluarga dan Fungsinya dalam Sosiologi

Mengetahui apa itu keluarga dan fungsi-fungsinya dalam sosiologi.

Mengetahui Apa Itu Keluarga dan Fungsinya dalam Sosiologi
Ilustrasi Ayah, ibu dan dua anak duduk di sofa mengobrol di ruang keluarga di rumah. FOTO/

tirto.id - Keluarga merupakan unit dasar dari organisasi sosial, sulit untuk membayangkan bagaimana masyarakat manusia dapat berfungsi tanpanya.

Keluarga telah dilihat sebagai institusi sosial universal sebagai bagian tak terelakkan dari kehidupan sosial manusia.

Menurut Burgess dan Lock keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang merupakan satu rumah tangga yang berinteraksi satu sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami dan istri, ibu dan ayah, saudara laki-laki dan perempuan menciptakan budaya bersama.

GP Murdock mendefinisikan keluarga sebagai kelompok sosial yang bercirikan tempat tinggal bersama, kerjasama ekonomi dan reproduksi.

Ini mencakup orang dewasa dari kedua jenis kelamin, setidaknya dua di antaranya memelihara hubungan seksual yang disetujui secara sosial dan satu atau lebih anak kandung atau diadopsi dari orang dewasa yang tinggal bersama secara seksual, demikian dikutip dari Sociology Guide.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menurut tipenya terbagi atas dua yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga yang terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended family), demikian menurut William J Goode dalam Jurnal Musawa, Vol 6 No. 2 Desember 2014: 287-322.

Fungsi Keluarga

Ketika mempertimbangkan peran keluarga dalam masyarakat, fungsionalis menjunjung tinggi gagasan bahwa keluarga adalah institusi sosial yang penting dan mereka memainkan peran kunci dalam menstabilkan masyarakat.

Mereka juga mencatat bahwa anggota keluarga mengambil peran status dalam pernikahan atau keluarga.

Keluarga dan anggotanya menjalankan fungsi tertentu yang memfasilitasi kemakmuran dan perkembangan masyarakat.

Sosiolog George Murdock melakukan survei terhadap 250 masyarakat dan menentukan bahwa ada empat fungsi sisa universal keluarga: seksual, reproduksi, pendidikan, dan ekonomi (Lee 1985).

Dalam setiap masyarakat, meskipun struktur keluarga berbeda-beda, empat fungsi ini dijalankan oleh keluarga.

Menurut Murdock, keluarga (yang menurutnya termasuk keadaan perkawinan) mengatur hubungan seksual antar individu.

Dia tidak menyangkal keberadaan atau dampak seks pranikah atau di luar nikah, tetapi menyatakan bahwa keluarga menawarkan saluran seksual yang sah secara sosial untuk orang dewasa (Lee 1985).

Jalan keluar ini membuka jalan bagi reproduksi, yang merupakan bagian penting untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat.

Keluarga memainkan peran penting dalam melatih anak untuk mempersiapkan diri pada kehidupan dewasa.

Sebagai agen utama sosialisasi dan enkulturasi, keluarga mengajarkan anak-anak cara berpikir dan berperilaku yang mengikuti norma, nilai, kepercayaan, dan sikap sosial dan budaya.

Orang tua mengajari anak-anak mereka sopan santun dan kesopanan. Anak yang santun mencerminkan orang tua yang santun.

Orang tua juga mengajari anak peran gender. Peran gender merupakan bagian penting dari fungsi ekonomi sebuah keluarga.

Dalam setiap keluarga terdapat pembagian kerja yang terdiri dari peran instrumental dan ekspresif.

Laki-laki cenderung mengambil peran penting dalam keluarga, yang biasanya melibatkan pekerjaan di luar keluarga yang memberikan dukungan keuangan dan menetapkan status keluarga.

Wanita cenderung mengambil peran ekspresif, yang biasanya melibatkan pekerjaan di dalam keluarga, yang memberikan dukungan emosional dan perawatan fisik untuk anak-anak (Crano dan Aronoff 1978).

Menurut fungsionalis, pembedaan peran berdasarkan jenis kelamin memastikan bahwa keluarga seimbang dan terkoordinasi dengan baik.

Setiap anggota keluarga dipandang menjalankan peran dan fungsi tertentu untuk menjaga keberlangsungan keluarga secara keseluruhan.

Ketika anggota keluarga keluar dari peran ini, keluarga akan kehilangan keseimbangan dan harus melakukan kalibrasi ulang agar dapat berfungsi dengan baik.

Misalnya, jika ayah mengambil peran ekspresif seperti memberikan penitipan siang hari untuk anak-anak, ibu harus mengambil peran instrumental seperti mendapatkan pekerjaan berbayar di luar rumah agar keluarga dapat menjaga keseimbangan dan fungsi, demikian sebagaimana dilansir BCcampus.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo