tirto.id - Agama Islam mengatur segala tata perilaku umatnya dalam menapaki kehidupan di dunia. Pengaturan dalam tata perilaku manusia tersebut, memiliki tujuan agar manusia bisa mengambil hikmahnya.
Salah satu hal yang diatur keberadaannya dalam Islam adalah bab mimpi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mimpi dimaknai dengan sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur; angan-angan.
Dikutip dari lamanNU Online, mimpi dibagi menjadi 3 (tiga) dalam asalnya, yakni kata hati, mimpi yang datang dari syaitan, dan mimpi sebagai kabar baik dari Allah SWT. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dijelaskan mengenai hal tersebut sebagai berikut:
“Mimpi ada tiga. Kata hati, mimpi mengkhawatirkan yang datang dari setan dan kabar bahagia dari Allah. Barang siapa yang bermimpi sesuatu yang tak disukai, maka jangan ceritakan pada siapa pun, berdiri lalu shalatlah!” (HR al-Bukhari).
Sedangkan, berdasarkan kategori isinya, mimpi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu mimpi yang baik dan mimpi yang buruk. Mimpi yang baik adalah mimpi yang memiliki kecenderungan untuk disukai oleh manusia dan datang dari Allah SWT. Sementara itu, mimpi yang buruk merupakan mimpi yang menakutkan dan tidak diinginkan oleh umat manusia. Mimpi buruk dapat terjadi sebagai akibat dari perbuatan syaitan.
“Mimpi baik itu dari Allah. Jika kalian mimpi sesuatu yang kalian sukai, maka jangan kalian ceritakan kecuali pada orang yang juga ikut menyukai mimpi tersebut. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian suka, maka memohonlah perlindungan pada Allah atas keburukan mimpi tersebut dan dari keburukan setan, meludahlah tiga kali dan jangan kalian ceritakan pada siapa pun, maka mimpi buruk itu tidak akan membahayakan pada kalian” (HR al-Bukhari).
Doa Mimpi Baik
Ketika seorang muslim mendapatkan mimpi yang baik, Islam menganjurkannya untuk membaca doa dan tidak menceritakannya kepada orang yang membenci mimpi tersebut. Dikutip dari bukuKumpulan Do’a Sehari-Hari oleh Kemenag (2013:54) sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ قَطْلَ الْحَاجَتِ
Arab Latin:
Alhamdulillahil ladzii qodzoo haajaati
Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku"
Doa Mimpi Buruk
Sedangkan, apabila seorang mukmin mendapati mimpi yang buruk dalam tidurnya, Islam mengisyaratkan untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Meludah ke tiga kali ke arah kiri
Ketika mendapatkan mimpi yang buruk, Rasulullah SAW mengajarkan untuk meludah kea rah kiri sebanyak tiga hal. Perkara tersebut, dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:
“Ketika kalian melihat mimpi yang tak kalian suka maka meludahlah dari arah kiri kalian tiga kali dan memohonlah perlindungan pada Allah dari setan tiga kali, dan hendaklah kalian berpindah dari posisi tidur yang semula ia lakukan” (HR Muslim).
2. Berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa ketika tertimpa mimpi yang buruk dalam tidurnya. Adapun doa yang dianjurkan oleh Islam dan diriwayatkan oleh Ibnu Suni, Abu Dawud, dan At Tirmidzi sebagai berikut:
هُوَ اللهُ ، اَللهُ رَبِّيْ لَا شَرِيْكَ لَهُ. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
Arab Latin:
Huwallâhu, allâhu rabbî, lâ syarîka lahû. A‘ûdzu bikalimâtillâhit tâmmati min ghadhabihi wa min syarri ibâdihi wamin hamazâtis syayâtîni wa an yahdhurûni.
Artinya:
“Dialah Allah. Allah Tuhanku. Tiada sekutu bagi-Nya. Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan para hamba-Nya, dan godaan setan. Aku pun berlindung kepada-Nya dari kepungan setan itu.”
Selain itu, juga terdapat doa lain yang dapat diamalkan oleh umat Islam ketika mengalami mimpi yang buruk sebagai berikut:
أَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَان وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ
Arab Latin:
Allohumma inni a’zubika min ‘amalis syaithoni wa sayyi-atil ahlam.
Artinya:
“Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi buruk”
3. Berpindah tempat tidur dari tempat semula
Apabila umat Islam terbangun dari tidurnya lantaran mimpi buruk, maka agama mengajurkan untuk berpindah posisinya dari tempat semula. Hal tersebut, juga dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fath al-Bari sebagai berikut:
“Adapun berpindah posisi dari tempat tidur karena bertujuan tafa’ul (mengharap kebaikan) dengan berpindahnya keadaan yang sedang dialaminya” (Fath al-Bari Juz 12 Hal. 371).
4. Melaksanakan salat
Pelaksanaan salat ketika mendapatkan mimpi buruk adalah menempatkan ibadah tersebut, sebagai wujud kembali kepada allah dan berlindung hanya kepada-Nya. Hal tersebut, juga disampaikan oleh Syekh Ibnu Hajar al-‘Asyqalani dalam kitab Fath Al Bari sebagai berikut:
“Adapun dianjurkannya shalat karena di dalamnya terdapat wujud menghadap pada Allah dan kembali pada Allah. Dan juga sebab di dalam takbiratul ihram terdapat bentuk penjagaan dari berbagai hal buruk, dan dengan melaksanakan shalat terkandung kesempurnaan dalam mengharap (Kebaikan) dan menjadi benar wujud permohonan (pada Allah) karena dekatnya orang yang shalat dengan Tuhan-nya ketika sujud.” (Fath al-Bari Juz 12 Hal. 371).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani