tirto.id - Apakah setan dibelenggu di bulan Ramadhan? Informasi ini menjadi permasalahan yang penting dan kerap dipertanyakan oleh umat Islam ketika bulan puasa.
Setan di bulan Ramadhan pada dasarnya akan dibelenggu oleh Allah SWT. Pernyatan tersebut berkaitan dengan kondisi ditutupnya pintu neraka, sementara berbagai pintu surga akan dibuka selebar-lebarnya.
Adapun maksud dibelenggu adalah setan dibatasi untuk menghasut umat Muslim, tepatnya ketika sedang menjalankan ibadah puasa. Berikut keterangan mengenai kondisi setan pada bulan Ramadhan, hadits, dan penjelasannya.
Apakah Jin dan Setan Dibelenggu Selama Bulan Ramadhan?
Bulan puasa ada setan atau tidak masih menjadi pertanyaan yang secara umum diajukan umat Muslim, mengingat makhluk tersebut termasuk tidak terlihat. Beberapa hadits memang menyebutkan tentang setan yang dibelenggu selama bulan puasa.
Dibelenggunya makhluk ghaib tersebut dapat memberikan ketenangan seorang Muslim, sehingga tidak tergoda oleh berbagai hasutan halus. Dengan begitu, ibadah puasa yang mereka tunaikan pun bisa berjalan lancar.
Namun demikian, kondisi ini tidak menutup kemungkinan terhadap munculnya perilaku-perilaku tercela yang berpotensi terjadi. Untuk memahaminya, Anda bisa membaca keterangan lengkap hadits dan penjelasan berikut.
Hadits Tentang Setan Dibelenggu di Bulan Ramadhan
Terdapat beberapa dalil setan dibelenggu di bulan Ramadhan yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi makhluk ghaib tersebut. Kondisi ini berhubungan dengan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka.
Berikut ini daftar hadits setan dibelenggu di bulan Ramadhan.
1. Hadits tentang Setan yang Dibelenggu
Hadits setan dibelenggu di bulan Ramadhan berasal dari riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda:"Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan pun dibelenggu" (H.R Muslim).
2. Hadits tentang Setan Dibelenggu pada Malam Pertama Ramadhan
Dalil tentang setan dibelenggu di bulan Ramadhan diriwayatkan pula oleh Ibnu Huzaimah, Nasa’I, Ibnu Majah, Al Hakim, dan Tirmidzi. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, sesuai pendapat Abu Hurairah, berikut terjemahannya.“Pada malam pertama bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu. Yaitu setan-setan yang membangkang.”
3. Hadits tentang Umpatan Setan
Terdapat sebuah kisah tentang umpatan setan yang sekiranya masih berhubungan dengan dibelenggunya setan di bulan Ramadhan. Agar lebih jelas, berikut ini Anda dapat melihat terjemahan riwayat tersebut,“Ta’isa as-syaithan. Celaka setan!” Lalu, Nabi saw. mengingatkan, “Jangan kamu mengucapkan ‘Celaka setan’. Karena ketika kamu mengucapkan kalimat itu, maka setan akan membesar, hingga dia seperti seukuran rumah. Setan akan membanggakan dirinya, ‘Dia jatuh karena kekuatanku.’ Namun ucapkanlah ‘Bismillah …’ karena jika kamu mengucapkan kalimat ini, setan akan mengecil, hingga seperti lalat.” (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan disahihkan Syuaib al-Arnauth).
Penjelasan Hadits Tentang Pintu Surga Dibuka dan Pintu Neraka Ditutup
Di bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup, dan pintu surga dibuka, menjadi pembahasan penting tentang kedua tempat tersebut. Terkait hal ini, Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengutip pernyataan Al Qadhi Abu Al Fadhl Iyadh bin Musa bin Iyadh (Al-Qadhi Iyadh) bahwa hadits di atas dapat dipahami dalam dua sisi, yaitu secara zahir dan batin.
Kalimat "dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu" adalah tanda tibanya Ramadhan. Demikian mulianya Ramadhan sehingga para setan dibelenggu agar tidak mengganggu kaum mukmin.
Di sisi lain, dapat dimaknai sebagai isyarat betapa banyak pahala dan pengampunan dosa di dalam bulan Ramadhan. Sepanjang bulan ini pula, godaan atau bisikan jadi lebih sedikit, sehingga setan dilambangkan dalam posisi dibelenggu.
Sepanjang Ramadhan, memang banyak amal ibadah yang dapat dikerjakan oleh seorang muslim, dengan balasan yang berlipat ganda. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Semua amal kebaikan anak manusia akan dilipatgandakan dengan 10 kebaikan serupa hingga 700 kali lipat. Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya karena ia meninggalkan syahwat dan makanan demi Aku.' Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbuka puasa dan kebahagiaan lain saat menemui Tuhannya. Sungguh bau mulut (orang yang berpuasa) lebih harum di sisi Allah daripada bau kesturi,’” (H.R. Muslim).
Tidak hanya ibadah secara umum yang dilipatgandakan. Terdapat ibadah khusus yang hanya dapat dilakukan oleh seorang muslim pada bulan Ramadhan tersebut. Selain puasa wajib selama 29 atau 30 hari sepanjang Ramadhan, ada pula shalat tarawih yang pengerjaannya sunnah muakkad.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. menganjurkan qiyam (shalat) Ramadhan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib. Nabi bersabda, "Barangsiapa mengerjakan qiyam (shalat) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu".
Ibadah lain yang dianjurkan adalah memperbanyak sedekah dan membaca Al-Qur'an. Dari Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, apalagi ketika tiba bulan Ramadhan, saat beliau ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, diajak membaca dan mempelajari al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah "lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan".
Demikian pula sebaliknya, sepanjang berpuasa, seorang muslim dicegah dari ucapan atau perbuatan yang menyimpang dari syariat. Misalnya, ia mesti menjauhkan lisannya dari berbohong, memfitnah, berkata kotor, atau mencaci maki. Ia juga mesti menjaga diri dari perbuatan berkelahi atau memancing emosi.
Dikutip dari Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan di Masa Darurat Covid-19 (2020:25), diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makan dan minumnya.”
Dalam riwayat lain, Nabi saw. juga menekankan, "Jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya, hendaklah ia berkata, ‘saya sedang berpuasa’.”
Dengan demikian, hadis "pintu surga dibuka" dapat dimaknai sebagai banyaknya amal perbuatan yang sepanjang Ramadan dapat mengantarkan seorang masuk ke dalam surga. Sementara itu, "setan dibelenggu" adalah ungkapan dari ditahannya perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Bulan Ramadhan adalah kesempatan seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tinggal bagaimana seorang muslim dalam menyikapi peluang tersebut.
Kenapa Masih Ada Godaan Setan di Bulan Ramadhan?
Masih terdapatnya perbuatan menyimpang menimbulkan munculnya pertanyaan: apakah di bulan puasa setan di belenggu? Kemudian, bulan Ramadhan setan dibelenggu tapi kenapa ya masih ada manusia yang berbuat kejahatan?
Dinukil dari Kemenag Sulbar, sesuai pendapat Al Jazairi, setan merupakan berbagai hal yang menjerumuskan kita pada kemaksiatan atau kedurhakaan. Adapun setan bukan hanya bergolongan jin, namun termasuk pula manusia.
Jin pembangkang yang telah dibelenggu memang tidak dapat menghasut manusia ketika berjalannya bulan Ramadhan. Namun manusia yang dipenuhi nafsu, hasrat, beserta godaan tetap dapat melakukan tindakan buruk.
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada