tirto.id - Paradigma sosiologi menjelaskan konsep-konsep yang dipakai oleh suatu individu ketika dirinya menganalisis masalah sosial. Lantas, apa saja paradigma dalam sosiologi?
Sebelum membahas itu, Ahimsa dalam “Paradigma Penelitian Ilmu-Ilmu Humaniora” (2009) menerangkan bahwa paradigma merupakan beberapa konsep yang saling terkait dan membentuk sistem pemikiran tertentu.
Apa itu paradigma sosiologi? Jika dikaitkan dengan ilmu kemasyarakatan, paradigma sosiologi adalah konsep yang dipakai untuk memahami, menafsirkan, dan menjelaskan suatu permasalahan sosial.
3 Paradigma Sosiologi, Pengertian, dan Contohnya
Dengan adanya konsep-konsep dalam paradigma sosiologi, kenyataan sosial bisa dideskripsikan secara jelas. Adapun penerapannya dilakukan dengan mengutamakan hubungan sebab-akibat yang logis.
Paradigma sosiologi ini dibagi atas tiga macam, yakni paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial. Ketiga konsep ini berbeda satu sama lain.
Berikut pengertian 3 paradigma sosiologi dan contohnya.
1. Pengertian Paradigma Fakta Sosial dan Contohnya
Paradigma sosiologi yang pertama adalah paradigma fakta sosial. Dikutip dari buku IPS tulisan Sari Oktafiana (2021), sosiolog pelopor paradigma fakta sosial mencakup Karl Marx, Emile Durkheim, dan Talscott Parsons.Pengertian paradigma fakta sosial adalah konsep yang menganggap aturan, peran sosial, dan status sosial sebagai bagian dari fakta sosial. Teori yang sejalan dengan konsep ini misalnya fungsionalisme struktural dan teori konflik.
Pada fungsionalisme struktural, masyarakat dianggap sebagai bagian dari fakta sosial yang terikat dengan struktur-struktur tertentu. Misalnya struktur kelas, status, dan norma.
Dengan begitu, keseimbangan dapat diterapkan dalam kehidupan sosial. Contoh sederhananya dilihat dari kebijakan pemerintah yang harus dipatuhi sebagai fakta sosial.
Di sisi lain, teori konflik lahir berdasarkan keseimbangan struktural fungsionalisme yang ditentang. Konflik ini dapat terjadi sebagai fakta sosial lantaran beberapa orang atau kelompok tak setuju dengan aturan struktural.
Contoh konflik tersebut bisa dilihat dari proses pemberontakan. Mereka biasanya menolak beberapa kebijakan (fakta sosial) sehingga pertentangan terjadi di antara keduanya.
2. Pengertian Paradigma Definisi Sosial dan Contohnya
Paradigma sosiologi yang termasuk paradigma definisi sosial cenderung mengutamakan individu sebagai pusatnya. Dengan begitu, individu bisa melakukan apa yang dikehendakinya berdasarkan pikiran dan pertimbangan moralnya sendiri.Salah satu tokoh yang mengemukakan terkait konsep pemikiran ini adalah Max Weber. Paradigma definisi sosial ini kerap dianggap serupa dengan tindakan sosial lantaran individu beraktivitas di dalamnya.
Sementara itu, konsep yang ada di dalamnya meliputi teori aksi, interaksionisme simbolik, dan fenomenologi. Teori aksi dijabarkan sebagai tindakan individu sebagai bagian dari masyarakat.
Pemikirannya lebih dipentingkan ketika melakukan proses aksi. Sebagai contoh, seseorang akan memakai baju lantaran agar tidak dikatakan sebagai individu yang menyimpang.
Adapun interaksionisme simbolik digambarkan sebagai interaksi individu dalam menanggapi kenyataan sosial. Sebagai satu kesatuan struktur, interaksi merupakan hal yang lumrah terjadi.
Di kerangka sosial tersebut, mereka mendefinisikan sosialnya masing-masing berdasarkan interaksi yang ada. Salah satu contoh paradigma definisi sosial adalah membantu orang miskin.
Ketika seseorang menolong individu yang hidupnya kekurangan, biasanya orang itu mengetahui keadaan sekelilingnya. Berdasarkan pemikirannya, ia berusaha untuk menjalankan sesuatu yang menurutnya baik secara sosial.
Terakhir, ada juga konsep fenomenologi yang memfokuskan hubungan realitas sosial dengan tindakan individu. Lantaran realitas sosial sudah menjadi konsep, seharusnya ada pula aturan yang dianggap benar.
Contoh ini bisa dilihat dari seseorang yang membantu dalam kegiatan gotong royong. Tindakan sesuai latar belakang masyarakat Indonesia yang suka bekerja sama tersebut bisa saja diklaim benar.
3. Pengertian Paradigma Perilaku Sosial dan Contohnya
Paradigma sosiologi yang termasuk paradigma perilaku sosial membahas tingkah laku atau kebiasaan manusia dan potensi pengulangan perilakunya. Secara singkat, suatu hal yang terjadi pada individu akan menghasilkan pengulangan pada masa berikutnya.Konsep ini dideskripsikan melalui teori perilaku dan teori pertukaran. Pada teori perilaku, seseorang akan berperilaku baik jika mendapatkan apresiasi dari seseorang atau lembaga tertentu.
Dengan begitu, ada sebuah proses penerimaan dari lingkungan sekitar terhadap perilaku yang telah dilakukan individu. Bermula dari apresiasi itu, potensi pengulangan perilaku akan berlanjut.
Hal ini berbanding terbalik dengan perilaku yang memunculkan konsekuensi maupun sanksi. Mereka yang mendapatkan konsekuensi, cenderung berpotensi untuk menurunkan pengulangan perilakunya.
Contoh perilaku yang memunculkan apresiasi misalnya prestasi seorang murid. Lantaran mendapatkan apresiasi atas torehan prestasinya, anak itu menjadi lebih giat lagi dalam belajar.
Berbeda dengan itu, perilaku yang memunculkan konsekuensi bisa dilihat dari siswa yang sering tidak mengerjakan PR. Lantaran mendapatkan teguran guru, siswa tersebut akhirnya lebih rajin mengerjakan PR.
Paradigma sosiologi ini juga membahas teori pertukaran, yaitu konsep yang menggambarkan pertukaran satu hal dengan hal lainnya. Pertukaran ini terjadi pada perilaku manusia yang memberi atau menukar suatu objek bernilai.
Pemberiannya pun bersifat bukan kebendaan, namun apresiasi dan konsekuensi. Jika memperoleh apresiasi, individu tersebut bisa dikatakan telah mendapatkan reward (hadiah).
Ketika itu terjadi, pertukaran dilakukan dengan perilaku berulang yang terus menerus dilanjutkan reward berikutnya. Namun demikian, nilai dari perilaku tersebut akan menurun karena pengulangannya.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yuda Prinada
Masuk tirto.id






































