Menuju konten utama

12 Tokoh NU Pahlawan Nasional, Termasuk Hasyim Asy'ari

Terdapat 12 tokoh NU yang dianugerahi sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah berkat jasanya bagi Bangsa Indonesia, terutama pada masa penjajahan.

12 Tokoh NU Pahlawan Nasional, Termasuk Hasyim Asy'ari
Header salah satu pahlawan Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari. tirto.id/Sabit

tirto.id - Pahlawan Nahdlatul Ulama (NU), di samping pejuang gerilya nasionalis lainnya, berperan besar pada masa penjajahan. Hingga saat ini setidaknya ada 12 tokoh NU pahlawan nasional, mulai dari KH Hasyim Asyari sampai KH Idham Chalid.

Perjuangan para pahlawan Nahdlatul Ulama tidak hanya melalui konfrontasi fisik, melainkan juga lewat dakwah. Dalam Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Walisongo, Vol. 24 No.2 (2016) disebutkan, dakwah NU menjadi salah satu katalisator menghimpun kekuatan untuk melawan penjajah.

Perjuangan lewat dakwah ini menjadi bagian mempertahankan ideologi agama dan nasionalisme sebagai perwujudan cinta tanah air.

Saat itu, anjuran agama yang disampaikan para kiai NU menjadi rujukan untuk dijalankan umat. Sampai akhirnya, para kiai NU merumuskan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Pesan di dalamnya menjadi pemantik semangat para santri yang tergabung dalam laskar Hizbullah dan laskar Sabilillah untuk bersama-sama melawan penjajah.

NU telah memberikan kontribusi dan peran besar dalam upaya merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa melalui bingkai Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI). Maka itu, tidak berlebihan jika pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk tokoh NU yang dinilai berkontribusi bagi bangsa.

Profil 12 Tokoh NU Pahlawan Nasional

Total ada 12 tokoh NU yang telah bergelar pahlawan nasional. Pahlawan Nahdlatul Ulama yang diulas sebagai berikut punya andil besar dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Berikut ini biografi 12 pahlawan Nahdlatul Ulama tersebut beserta cuplikan kiprahnya:

1. KH Hasyim Asy'ari

Kiai Hasyim merupakan pendiri dan pengasuh Pesantren Tebuireng di Jombang yang menjadi Rais Akbar NU sampai akhir hidupnya. Ia memiliki peran besar dalam memajukan pendidikan rakyat, khususnya di bidang agama, hingga saat ini.

Hasyim Asy'ari juga memiliki andil dalam perlawanan melawan penjajah. Ia merupakan soko yang mengeluarkan Resolusi Jihad, yang menjadi cikal bakal perjuangan para santri melawan penjajah. Fatwanya dalam resolusi tersebut menyatakan anjuran ikut berperang kepada tiap orang dewasa dalam radius 90 km dari tempat pertempuran.

Berkat kontribusi dan perannya tersebut, KH Hasyim Asy'ari dianugerahi sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden RI No. 294 November 1964.

2. KH Zainul Arifin

Kiai Zainul Arifin merupakan tokoh NU yang masih keturunan raja-raja Barus di Sumatra Utara. Dia memiliki peran dalam pembentukan pasukan Hizbullah dan menjadi panglimanya. Dirinya juga aktif dalam berdakwah lewat NU dan turut berpartisipasi dalam membela negara.

Selain itu, ia pernah pula menjabat perdana menteri RI dan Ketua DPR-GR. Kiai Zainul resmi menjadi tokoh NU yang bergelar pahlawan nasional melalui SK Presiden No. 35 Tahun 1963, tertanggal 4 Maret 1963.

3. KH Abdul Wahid Hasyim

Kiai Abdul Wahid Hasyim adalah putra KH Hasyim Asy'ari yang pernah duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lalu, Kiai Abdul Wahid juga terlibat sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

KH Wahid Hasyim turut mengupayakan agar Pesantren Tebuireng ikut memasukkan kurikulum pengetahuan umum melalui Madrasah Nidzamiyah. Komposisi pembelajarannya yaitu 70 persen ilmu umum dan 30 persen ilmu agama.

Berkat jasanya dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, juga di bidang pendidikan, Kiai Abdul Wahid Hasyim digelari pahlawan nasional oleh pemerintah melalui SK Presiden Republik Indonesia No. 206 Tahun 1964, tertanggal 24 Agustus 1964.

4. KH Zainal Musthafa

Kh Zainal Musthafa merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya yang cukup gigih melakukan perlawanan terhadap penjajahan. Mantan Wakil Rais Syuriyah tersebut juga bergabung bersama santrinya dalam peperangan.

Namanya dikenal sebagai pemimpin pertempuran bersama para santri lain di Tasikmalaya melawan Jepang. KH Zainal punya peran penting dalam peristiwa Perlawanan Rakyat Singaparna.

Menurut situs web resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Provinsi Jawa Barat, Zainal Mustafa digelari pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia melalui SK Presiden RI Nomor: 064/TK/Tahun 1972, tertanggal 20 November 1972.

5. KH Idham Chalid

Tokoh NU pahlawan nasional yang kelima adalah KH Idham Chalid. Ia tergolong sebagai Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama terlama dalam sejarah NU pada periode 1956-1984.

KH Idham Chalid juga pernah menjadi politikus. Salah satu jabatannya adalah Wakil Perdana Menteri di masa Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Selain itu, kursi Ketua MPR dan DPR juga pernah disandangnya.

Pahlawan Nahdlatul Ulama, Kiai Idham, mendapatkan anugerah dari pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 113/TK/Tahun 2011, tertanggal 7 November 2011. Kiai cum politikus asal Kalimantan Selatan tersebut pernah diabadikan dalam gambar uang Republik Indonesia pecahan Rp5.000.

6. KH Abdul Wahab Chasbullah

KH Abdul Wahab Chasbullah adalah pendiri kelompok diskusi ulama Tashwirul Afkar, madrasah Nahdlatul Wathan, dan Nahdlatul Tujjar. Dari dia pula usulan pembentukan organisasi NU bermula, dengan mempertimbangkan kondisi yang berkembang saat itu. Usulannya diterima KH Hasyim Asy'ari, meski penuh perdebatan, dan akhirnya NU resmi dibentuk pada 1926.

KH Abdul Wahab Chasbullah, pahlawan Nahdlatul Ulama sekaligus salah satu tokoh pendiri, diberi penghargaan gelar pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2014, tertanggal 6 November 2014. Dia juga pernah diserahi mandat sebagai Rais 'Aam PBNU, meneruskan posisi KH Hasyim Asy'ari.

7. KH As'ad Syamsul Arifin

KH As'ad menjadi salah satu penggerak massa dalam perlawanan melawan penjajah. Ia punya andil besar dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Bahkan, dirinya turut andil melakukan sosialisasi untuk menjelaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan nilai keislaman.

Berkait peran besarnya di masa perjuangan kemerdekaan, Kiai As'ad dianugerahi pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia pada 9 November 2016, melalui Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016.

8. KH Syam'un

Pahlawan Nahdlatul Ulama lain yang diberi anugerah oleh negara adalah KH Syam'un. Ia memiliki banyak jasa dalam perjuangan melawan penjajah. Dia menjadi Komandan Batalion PETA yang memimpin lebih kurang 600 pasukan, dengan pangkat mayor.

Sewaktu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk pada 5 Oktober 1945, Kiai Syam'un memimpin 10 ribu pasukan. Kiai Syam'un beserta pasukannya pernah menjadi ujung tombak dalam upaya gerilya di area Banten, sebelum meninggal pada 1949.

Berkat jasanya, Kiai Syam'un layak disejajarkan namanya dengan tokoh NU pahlawan nasional lainnya. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 123/TK/Tahun 2018, tertanggal 6 November.

9. KH Masykur

Kiai Masykur pernah duduk sebagai anggota BPUPKI. Dia turut merumuskan Pancasila menjadi dasar negara. Kiai Masykur juga menjadi salah satu pendiri Pembela Tanah Air (PETA), yang nantinya tergabung sebagai bagian dari cikal bakal TNI di area Jawa.

Berkat jasanya dalam proses perumusan dasar negara serta berperan dalam pendirian PETA, Kiai Masykur tergabung sebagai tokoh NU pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120 TK Tahun 2019, tertanggal 8 November.

10. H. Andi Mappanyukki

H. Andi Mappanyukki merupakan Raja Bone yang sekaligus pendiri NU Sulawesi Selatan. Dirinya memiliki andil dalam melawan penjajah Belanda dan Jepang pada periode 1945-1949.

Pahlawan Nahdlatul Ulama asal Sulawesi Selatan tersebut akhirnya mendapat pengakuan dari pemerintah pada 2004. H. Andi Mappanyukki dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 5 November 2004, melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 089 Tahun 2004.

11. H Andi Djemma

H Andi Djemma juga berasal dari Sulawesi Selatan dan pendiri NU di sana. Andi Djemma pernah memimpin Gerakan Soekarno Muda dan Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada periode pasca-kemerdekaan.

Berkat jasanya tersebut, Andi Djemma dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia, melalui SK Presiden RI No. 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002.

12. Usmar Ismail

Pahlawan Nahdlatul Ulama yang ketiga adalah Usmar Ismail. Ia diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia melalui SK Presiden RI No 109 TK 5 November 2021.

Usmar Ismail dikenal sebagai budayawan sekaligus mantan Ketua I PBNU periode 1964-1970.

Nama Usmar juga eksis pula sebagai sutradara film, sastrawan, pejuang, dan wartawan. Dia bersama H. Djamaluddin Malik dan Asrul Sani mendirikan Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) NU, yang eksis pada 1962-1970.

Baca juga artikel terkait HARI PAHLAWAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin