tirto.id - Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Faisal Basri, menyebut bahwa 15 menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana untuk mundur. Lalu siapa saja menteri yang dimaksud oleh Faisal Basri?
Isu tersebut dilontarkan oleh Faisal Basri Hal itu diungkapkan Faisal saat menghadiri temu wicara Political Economic Outlook 2024 yang digelar oleh Progresif Idn di Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (13/1/2024) .
Faisal Basri dalam kesempatan tersebut mengatakan, di antara 15 menteri yang berencana untuk hengkang dari kabinet Jokowi, Menteri Keuangan, Sri Mulyani adalah yang paling siap untuk mundur.
“Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur,” kata Faisal Basri.
Pernyataan kontroversial itu sontak menjadi perbincangan panas dalam satu pekan belakangan. Setelah mendiamkan isu tersebut, Sri Mulyani mulai menanggapi isu atas dirinya pada hari ini, Jumat (19/1/204) di Istana Negara.
Saat diwawancarai oleh wartawan mengenai kebenaran isu itu, Sri Mulyani tidak menjawab dengan lugas. Dia hanya menerangkan bahwa saat ini dia masih menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan.
"Masak? Ini masih kerja," tutur Sri Mulyani yang tak banyak bicara dan segera melanjutkan perjalanan.
Sebelumnya, pihak Istana Negara menepis isu yang beredar dengan menyebut bahwa saat ini Kabinet Indonesia Maju masih solid dan kompak. Para menteri tetap akan membantu kerja Presiden Jokowi sampai selesai.
“Seluruh menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu presiden untuk memimpin penyelenggaraan sampai akhir masa jabatannya,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, pada wartawan, Kamis (18/1/2024).
Lalu, kira-kira alasan lain apa lagi yang membuat puluhan menteri di tubuh Kabinet Indonesia Maju berpotensi mundur?
Apa Alasan 15 Menteri Jokowi ingin Mengundurkan Diri?
Menurut Faisal, para menteri Jokowi berniat mengundurkan diri karena sudah tidak sejalan dengan Jokowi yang terlalu banyak "cawe-cawe" dalam Pemilu 2024.
Dia mengatakan, para menteri itu menilai, harapan penyelenggaraan Pemilu jujur dan adil (jurdil) sulit diwujudkan selama Jokowi masih berkuasa.
Faisal Basri juga menambahkan, pengunduran diri menteri merupakan gerakan moral untuk delegitimasi pemerintahan Jokowi. Pasalnya, kata dia untuk melakukan delegitimasi melalui pemakzulan tidak mungkin dijalankan saat ini karena waktu yang singkat dan proses yang cukup rumit.
"Seperti Pak Harto (Presiden Soeharto) dulu, beberapa hari sebelum mundur, 15 menterinya mundur," kata Faisal dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (17/01/2024).
Menurutnya, jika para menteri sudah mundur, secara moral pemerintahan telah jatuh. Terlebih lagi jika menteri yang hengkang ada yang dikenal menjaga integritasnya.
Siapa Saja 15 Menteri Jokowi yang Disebut Faisal Basri Siap Mundur?
Faisal Basri membeberkan dengan gamblang sebagian nama menteri dalam Kabinet Indonesia Maju yang ditengarai berpotensi mengundurkan diri jelang Pemilu 2024. Termasuk di dalamnya, ada Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dari PDIP yang dinilai Faisal sudah gagap lantaran sudah tidak satu haluan lagi dengan Jokowi.
Berikut daftar nama menteri yang memiliki potensi untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju dari Presiden Jokowi versi Faisal Basri:
- Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati
- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR): Basuki Hadimuljono
- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas: Suharso Monoarfa (PPP)
- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya Bakar (NasDem)
- Menteri ESDM: Arifin Tasri
- Menteri Luar Negeri: Retno Marsudi
- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Mahfud MD
- Sekretaris Kabinet: Pramono Anung (PDIP)
- Dua menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
- Lima menteri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Jika menilik menteri di kabinet Jokowi saat ini, setidaknya ada empat menteri PDIP yang belum disebutkan namanya secara jelas oleh Faisal Basri dalam daftar. Para menteri dari PDIP tersebut di antaranya:
- Menteri Hukum dan HAM: Yasonna Laoly
- Menteri Sosial: Tri Rismaharini
- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: I Gusti Ayu Bintang Darmawati
- Menteri Negara Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Abdullah Azwar Anas
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Balqis Fallahnda & Iswara N Raditya