tirto.id - Cold war atau Perang Dingin merupakan periode ketegangan politik dan militer yang memengaruhi banyak aspek di berbagai negara di dunia. Sejarah Perang Dingin terjadi setelah Perang Dunia II berakhir dan berlangsung selama lebih dari empat dekade.
Lantas, apa itu perang dingin? Menurut Payani dalam Perang Korea: Perang Saudara Terpanjang hingga Saat Ini (2021) pengertian Perang Dingin adalah perang ideologi yang dilakukan oleh dua blok besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur.
Blok Barat adalah Amerika Serikat dan sekutunya dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO), sedangkan Blok Timur adalah Uni Soviet dan negara satelitnya. Latar belakang perang dingin adalah saling memperkuat pengaruh antara Blok Barat dan Timur.
Disebut sebagai "Perang Dingin" karena kedua blok tidak tampak seperti berperang, alias damai-damai saja.
Namun, di balik status damai itu keduanya saling menguji kelemahan, menusuk, dan menyerang tidak secara langsung, melainkan dengan mengendalikan negara lain.
Dampak perang dingin memengaruhi kondisi ekonomi, sosial, dan politik blok yang terlibat serta negara-negara di bawah kendalinya. Bahkan pengaruh Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur masih dirasakan hingga saat ini.
Latar Belakang Perang Dingin
Latar belakang Perang Dingin dipicu oleh ketakutan Blok Barat dan Blok Timur dengan kekuatan satu sama lain. Menurut Britannica, kedua blok besar tersebut lahir begitu Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jerman dan Jepang.
Blok Barat terdiri dari Amerika dan negara-negara NATO yang berhaluan liberalis-kapitalis, sedangkan Blok Timur yang terdiri dari Uni Soviet dan sekitarnya berhaluan komunis-sosialis.
Pada 1948, Uni Soviet membentuk pemerintahan sayap kiri yang berisi negara-negara di Eropa Timur yang dibebaskan dari Tentara Merah. Uni Soviet punya misi untuk tetap mengendalikan Eropa Timur sehingga dapat melindungi diri dari ancaman Jerman.
Oleh karena itu, Soviet bertekad untuk menyebarkan komunisme di seluruh dunia yang mana paham tersebut sangat berlawanan dengan ideologi Blok Barat.
Di sisi lain Amerika dan Inggris takut Soviet akan mendominasi di Eropa Timur. Pasalnya, saat itu partai-partai komunis berkembang pesat di Eropa Timur dan bisa saja memengaruhi negara-negara lain di Eropa Barat.
Hal serupa juga dirasakan negara-negara Eropa Barat yang merasa keamanannya terancam oleh Soviet. Oleh karena itu, Amerika di bawah kepemimpinan Presiden Harry S. Truman mengeluarkan kebijakan Doktrin Truman.
Doktrin Truman merupakan bantuan ekonomi kepada negara-negara di Eropa yang merasa terancam dengan penyebaran komunisme. Tak hanya itu, Amerika juga menggagas pembentukan aliansi keamanan di Atlantik Utara, bernama NATO.
Sementara itu, Soviet berhasil menyebarkan pengaruhnya hampir ke seluruh wilayah Eropa Timur. Perang Dingin tak hanya dilakukan dengan saling menyebarkan pengaruh. Perang Dingin yang dilakukan Uni Soviet dan Amerika turut melibatkan teknologi dan persenjataan.
Selama masa perang dingin Amerika dan Uni Soviet berlomba-lomba memamerkan kecanggihan teknologi astronominya. Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit pertama buatan manusia bernama Sputink 1 pada 1957.
Kemudian, Amerika meluncurkan satelit bernama Explorer 1 pada 1958 disusul proyek mendaratkan manusia pertama di bulan pada 1969.
Dampak Terjadinya Perang Dingin
Tak hanya memengaruhi negara-negara Eropa, Perang Dingin Blok Barat dan Blok Timur juga berdampak ke negara-negara Asia lainnya, termasuk Tiongkok, Korea, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk Indonesia.
Dikutip dari Bestie Book Sejarah (2022) berikut dampak terjadinya Perang Dingin di berbagai negara:
1. Terjadi perang Korea
Perang Korea merupakan salah satu dampak yang disebabkan oleh Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Perang saudara ini terjadi di tahun 1950 - 1953, namun dampaknya masih terasa hingga saat ini.
Perang di semenanjung Korea terjadi karena Uni Soviet dan Amerika serikat berusaha membentuk pemerintahan administrasi di masing-masing wilayah. Namun, hal itu justru menimbulkan perpecahan di wilayah Korea.
Akibat perpecahan terus terjadi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan untuk terjadi pemisahan kekuasan di Korea, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara.
Korea Selatan berideologi liberalis-kapitallis karena pengaruh dari Amerika, sedangkan Korea Utara berideologi komunis-sosialis atas pengaruh dari Uni Soviet.
2. Terjadi perang Vietnam
Perang Vietnam merupakan perang besar yang juga terjadi sebagai imbas pengaruh ideologi dalam Perang Dingin. Usai Konferensi Jenewa diadakan, Vietnam terpecah menjadi dua.
Vietnam Utara berhaluan komunis akibat pengaruh dari Uni Soviet, sedangkan Vietnam Selatan anti komunis karena pengaruh dari Amerika. Oleh karena itu, terjadi perang saudara pada 1975 yang dimenangkan oleh pihak Utara.
Akibatnya, kini Vietnam menjadi negara yang berhaluan sosialis-komunis.
3. Pendirian Tembok Berlin di Jerman
Selama periode Perang Dingin, pengaruh komunisme begitu kuat bahkan menjalar hingga ke wilayah Jerman. Sayangnya, tidak semua masyarakat Jerman senang dengan paham komunis.
Akibatnya, terpecahlah negara tersebut dalam dua bagian, yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur yang sudah terkena pengaruh Soviet berhaluan komunis, sedangkan Jerman Barat masih demokratis.
Demi menekan pengaruh lebih luas ke barat, pemerintah Jerman kemudian membangun sebuah tembok tinggi pada 1961 yang dikenal dengan nama Tembok Berlin. Tembok tersebut sudah dihancurkan jelang berakhirnya Perang Dingin, pada 1989.
4. Munculnya Perjanjian NonProliferasi
Perjanjian Non Proliferasi adalah perjanjian yang dilakukan untuk mencegah penggunaan senjata nuklir di 5 negara. Kelima negara tersebut adalah Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Prancis, dan Inggris.
Perjanjian ini dibuat seiring dengan situasi krisis imbas Perang Dingin yang berisiko membuat negara-negara terlibat mengembangkan, meneliti, atau bahkan menggunakan senjata nuklir.
Berkaca dari peristiwa Bom Hirosima dan Nagasaki di Perang Dunia II, masyarakat global sudah memahami bahanyanya senjata nuklir. Perjanjian Proliferasi ini diharapkan dapat mencegah sejarah kelam tersebut terjadi.
5. Memengaruhi kondisi sosial-politik Indonesia
Perang Dingin yang terjadi usai Perang Dunia II juga memengaruhi Indonesia dari berbagai aspek. Menurut M. Habib Mustopo dalam Sejarah SMA Kelas XII (2005) berikut dampak perang dingin pada Indonesia:
- Bergabungnya Indonesia dalam Gerakan Non-Blok bersama negara-negara yang tak mau terlibat Perang Dingin, yaitu bersama Mesir, Ghana, India, dan Yugoslavia.
- Diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung yang menghasilkan 10 deklarasi untuk menjaga perdamaian yang disebut Dasasila Bandung.
- Sistem politik-ekonomi di Indonesia mengalami perubahan di dua era pertama kepemimpinan. Era Orde Lama, Indonesia berhaluan komunisme-sosialisme, sedangkan di era Orde Baru berkembang liberalisme-kapitalisme.
- Setiap akhir era kepemimpinan komunisme-sosialisme maupun liberalisme-kapitalisme, Indonesia terus mengalami krisis ekonomi.
Kapan Perang Dingin Berakhir?
Perang Dingin berakhir pada 1990 setelah lebih dari empat dekade berangsung. Akhir Perang Dingin ditandai dengan kemunduran Uni Soviet dan pengaruhnya dalam menyebarkan komunisme.
Masih menurut Mustopo, berikut ini beberapa peristiwa yang menandai berakhirnya perang dingin:
- Ideologi komunisme mengalami kemunduran di berbagai negara dipicu banyaknya konflik dan krisis kepercayaan yang melibatkan ideologi tersebut.
- Uni Soviet mengalami krisis politik dan ekonomi, sehingga memicu negara-negara yang tergabung dalam Blok Timur memerdekakan diri.
- Uni Soviet bubar pada 1991 dan mengganti namanya menjadi Federasi Rusia.
- Muncul kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik baru yang dihubungkan oleh letak geografis, ideologi, dan kegiatan ekonomi, seperti ASEAN, APEC, OKI, Uni Eropa, dan sebagainya.
Editor: Dhita Koesno