tirto.id - Pemerintah tengah mencanangkan program sekolah untuk berbagai jenjang di Indonesia, seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, dan Sekolah Biasa. Lantas, apa sebenarnya perbedaan program Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, dan Sekolah Biasa?
Secara umum, penyelenggaraan program Sekolah Rakyat berada di bawah naungan Kementerian Sosial (Kemensos). Kemudian, penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Sementara, Sekolah Biasa/Reguler di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ketiga program di atas, dirancang untuk memenuhi akses pendidikan yang beragam di Indonesia. Masing-masing program memiliki sasaran, lokasi sekolah, fasilitas, kurikulum, hingga besaran biaya yang berbeda.
Sekolah Rakyat: Program, Sasaran, dan Fasilitas
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan inklusif, yang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Sebagaiman termaktub dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 tahun 2025, Sekolah Rakyat dirancang untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendekatan pendidikan.
Program yang berada di bawah Kemensos ini, rencananya dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA, pada tahun ajaran 2025–2026.
Sementara itu, peserta didik tidak perlu mengeluarkan biaya pendidikan, karena seluruh kebutuhan sekolah, termasuk biaya pendidikan, seragam, asrama dan makan akan ditanggung pemerintah.
Calon peserta didik yang akan melanjutkan di Sekolah Rakyat, perlu melewati seleksi berbasis ekonomi dan akademik.
Sebagai informasi, Sekolah Rakyat menerapkan sistem asrama. Hal ini untuk memastikan siswa mendapatkan lingkungan belajar yang kondusif, gizi seimbang, serta pembinaan karakter secara intensif.
Perlu diketahui, program Sekolah Rakyat tidak mendirikan gedung baru, melainkan memaksimalkan pemanfaatan bangunan milik pemerintah yang sudah tersedia.
Berikut ulasan singkat Sekolah Rakyat:
- Nama program: Sekolah Rakyat
- Dasar hukum: Inpres Nomor 8 tahun 2025.
- Pengelola: Kemensos dan bekerjasama dengan Kemendikdasmen.
- Tujuan: Memberikan akses kepada anak-anak dari keluarga miskin dan upaya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem.
- Sasaran: Anak-anak dari kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu kelompok masyarakat dengan kondisi ekonomi paling rentan.
- Kurikulum: Sekolah asrama dan berdasar pada capaian individu.
- Biaya: Gratis ditanggung pemerintah.
Sekolah Unggulan Garuda: Fokus Pembinaan, Tujuan, dan Target Pembangunan.
Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Program SMA Unggul Garuda melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan, SMA Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran.
Melalui Inpres tersebut, Prabowo mengamanatkan kepada Kemdikti Saintek untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan SMA Unggul Garuda.
Melansir laman resminya, SMA Unggul Garuda adalah program penguatan bagi SMA yang sudah ada, dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi menuju perguruan tinggi terbaik dunia.
Program ini diselenggarakan pada jenjang SMA/MA oleh pemerintah pusat, yang bekerjasama dengan pemerintah daerah dan badan penyelenggara.
SMA Unggul Garuda berfokus pada program peningkatan kompetensi peserta didik, kompetensi pendidik dan tenaga pendidik, serta kapasitas manajemen sekolah.
Pemerintah menargetkan pembangunan 40 Sekolah Unggulan Garuda hingga tahun 2029. Pada tahap awal, Sekolah Unggulan Garuda akan dibangun di empat tempat, yaitu Bangka Belitung, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sekolah Unggulan Garuda dirancang dengan fasilitas berstandar internasional, yang berfokus pada pendidikan global. Sekolah ini juga dirancang dengan konsep boarding school dan diampu oleh guru berkualitas. Saat ini, tercatat ada 12 SMA/MA Sekolah Unggulan Garuda tersebar di 11 provinsi di Indonesia.
Berikut ulasan singkat SMA Unggul Garuda Transformasi:
- Nama program: SMA Unggul Garuda Transformasi
- Dasar hukum: Inpres Nomor 7 Tahun 2025
- Pengelola: Kemdikti Saintek
- Tujuan: Optimalisasi potensi siswa dengan kecerdasan di atas rata-rata untuk masuk ke perguruan tinggi internasional.
- Sasaran: Peserta didik yang memiliki potensi akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik dunia.
- Kurikulum: Sekolah berasrama dengan fasilitas berstandar internasional.
- Target pembangunan: 40 Sekolah Unggulan Garuda hingga tahun 2029.
Sekolah Biasa: Kurikulum, Konsep, dan Sasaran
Di tengah banyaknya program pendidikan, Sekolah Biasa tetap menjadi pilar utama pendidikan nasional. Sekolah Biasa memberikan akses pendidikan kepada naka-anak Indonesia, dengan latar belakang akademik, sosial, dan ekonomi yang beragam.
Saat ini, Sekolah Biasa di Indonesia menggunakan Kurikulum Merdeka, yang disusun oleh Kemendikdasmen. Kurikulum tersebut menekankan pembelajaran menyenangkan, berdiferensiasi, dan berbasis pemahaman.
Berbeda dengan Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda, Sekolah biasa menerapkan konsep pulang-pergi setiap hari. Kemudian, Sekolah Biasa terletak di lokasi yang padat penduduk dan diampu oleh guru yang berasal dari seleksi CPNS/PPPK dan ditugaskan oleh pemerintah daerah.
Berikut ulasan singkat Sekolah Biasa
- Pengelola: Kemendikdasmen dan pemerintah daerah.
- Tujuan: Memberikan akses pendidikan kepada anak-anak Indonesia.
- Sasaran: Murid berasal dari beragam latar belakang.
- Kurikulum: Kurikulum Merdeka.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































