tirto.id - Sebuah bentrokan terjadi di Hunuth Ambon pada Selasa (19/8/2025). Bentrokan yang melibatkan warga Desa Hitu dan Hunuth ini berlokasi di kawasan Durian Patah, Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku.
Menurut Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, kejadian rusuh Ambon tersebut berawal dari masalah pribadi. Permasalahan individu itu meluas hingga menjadi masalah antarkelompok warga.
“Kita harus belajar dari pengalaman. Jangan sampai masalah pribadi menyeret banyak orang. Saya mengajak masyarakat kembali ke nilai orang basudara, yaitu menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan jalan damai,” kata Wali Kota Ambon sebagaimana dilansir Antara pada Rabu (20/8).
Penyebab Bentrok di Ambon
Konflik individu menyebabkan peristiwa bentrok Ambon pada Selasa (19/8). Masalah tersebut muncul karena adanya tawuran pelajar yang menimbulkan satu korban jiwa dari Desa Hitu.
Sejumlah warga muda dan keluarga korban asal Desa Hitu akhirnya memutuskan untuk pergi ke Desa Hunuth. Kedua kelompok warga tersebut pun tidak dapat terhindar dari konflik.
Akar masalah ini dikonfirmasi oleh Kombes Pol Yoga Putra Prima Setya, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Pada bentrokan di Ambon ini, masing-masing warga yang berkonflik saling menyerang.
Terdapat beberapa warga yang menyerang dengan menggunakan senjata tajam dan batu di lokasi. Pertikaian antara warga Desa Hunuth dan Desa Hitu Ambon ini diredam oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian.
Kronologi Bentrok di Ambon
Bentrokan antarwarga Desa Hunuth dan Desa Hitu di Hunut Ambon terjadi pada Selasa (19/8) siang waktu setempat. Para pemuda serta keluarga korban tawuran asal Desa Hitu pergi ke daerah Durian Patah, Desa Hunuth.
Kedua kelompok ini pun bertikai di wilayah Hunuth sambil melempar batu dan membawa senjata tajam. Konflik baru mereda setelah lebih dari tiga ratus aparat gabungan TNI dan Polisi datang.
Selain 350 aparat gabungan, hadir pula Wali Kota Ambon (Bodewin Wattimena), Kapolresta Pulau Ambon (Kombes Pol Yoga Putra Prima Setya), Ketua DPRD Kota Ambon (Mourits Tamaela), dan perwakilan dari Dandim 1504 Ambon serta Kasat Brimob Polda Maluku.
Pasca bentrokan di Ambon, Bodewin Wattimena selaku wali kota meminta warganya agar tak mudah terprovokasi. Kemudian, harus menghindari isu-isu tertentu yang dapat menyebabkan perluasan konflik.
“Kami minta seluruh masyarakat Ambon, khususnya di Hunuth, untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat mengeruhkan keadaan. Pemerintah kota bersama aparat TNI-Polri terus bekerja sama untuk memastikan situasi kembali aman dan kondusif,” ujar Bodewin pada Selasa (19/8/2025), seperti dikutip dari Antara.
Adapun upaya meredam bentrok Ambon dilakukan dengan cara mediasi dan rekonsiliasi. Pemkot Ambon disuruh untuk menyerahkan penyelesaian masalah kerusuhan ke aparat yang berwenang.
"Kami akan terus dampingi proses ini, supaya suasana Kota Ambon benar-benar kembali normal. Upaya ini bukan sekadar formalitas, tetapi komitmen bersama menjaga kedamaian Ambon,” ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Kota Ambon juga menjelaskan bahwa kerusakan rumah-rumah akibat bentrokan akan ditanggung pemerintah setempat. Menurut Bodewin, per Rabu (20/8/2025) tercatat ada 17 rumah rusak.
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ambon untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Kemudian, masyarakat yang kehilangan rumah diungsikan sementara ke Negeri Lama dan Nania.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id


































