Menuju konten utama

Macam-macam Resolusi Konflik Menurut Para Ahli dan Bentuknya

Resolusi konflik adalah upaya mengelola konflik agar tidak berkembang menjadi kekerasan. Selama ini, ada beberapa macam resolusi konflik.

Macam-macam Resolusi Konflik Menurut Para Ahli dan Bentuknya
(Ilustrasi) Perdamaian Dunia. tirto.id/Fuad

tirto.id - Konflik merupakan bagian dari bentuk hubungan sosial antara dua individu atau lebih yang tidak menunjukkan kesepahaman. Hubungan konflik terjadi karena ada upaya saling mengalahkan dan menghancurkan dari masing-masing pihak yang terlibat.

Sementara dalam kajian sosiologi, pengertian konflik adalah proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan tanpa memperhatikan norma dan keabsahan perilaku.

Konflik sekaligus merupakan salah satu dari tiga jenis bentuk interaksi sosial, demikian dikutip dari buku Sosiologi Konflik dan Rekonsiliasi: Sosiologi Masyarakat Aceh (2015: 17), terbitan Unimal.

Masih mengutip buku yang sama, konflik dapat didefinisikan sebagai masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan di dalam masyarakat maupun negara. Konflik merupakan sebuah ekspresi atas adanya heterogenitas kepentingan, nilai, dan keyakinan yang muncul akibat formasi baru yang ditimbulkan oleh perubahan sosial.

Konflik biasanya disebabkan kerena adanya perbedaan persepsi dan interpretasi terhadap identitas individu atau kelompok.

Di sepanjang sejarah bangsa Indonesia, kekerasan dan konflik memang kerap terjadi, bahkan di beberapa tempat membentuk lapisan-lapisan kekerasan yang bahkan tumpang tindih antara satu periode dengan periode yang lain.

Oleh karena itu, praktik resolusi konflik penting diterapkan di Indonesia. Apalagi, dimensi konflik di Indonesia sangat beragam. Dalam sejarah, Indonesia pernah mengalami konflik bernuansa agama, etnis, pertikaian antarkelompok, hingga negara vs masyarakat.

Lantas, apa itu resolusi konflik?

Resolusi konflik yang dalam bahasa Inggris adalah conflict resolution memiliki makna yang berbeda-beda menurut para ahli yang fokus meneliti tentang konflik.

Resolusi dalam Webster Dictionary didefinisikan: (1) tindakan mengurai suatu permasalahan, (2) pemecahan, (3) penghapusan atau penghilangan permasalahan.

Wisnu Suhardono, dalam "Konflik dan Resolusi" yang dimuat oleh Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i: Salam terbitan UIN Syarif Hidayatullah (Vol 2, No 1, 2015), menjelaskan berdasarkan pemaparan sejumlah ahli, bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan resolusi konflik adalah suatu cara individu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan individu lain secara sukarela.

Adapun mengutip penjelasan di Youtube Direktorat SMA Kemdikbud, resolusi konflik adalah upaya dalam mengelola konflik agar tidak berkembang menjadi kekerasan. Dengan kata lain, resolusi konfik merupakan upaya pengendalian konflik.

Pada hakikatnya resolusi konflik pun dipandang sebagai upaya penanganan sebab-sebab konflik dan penyelesaian konflik dengan menciptakan hubungan baru yang bisa bertahan lama dan positif di antara kelompok-kelompok atau pihak-pihak yang bermusuhan.

Kembali merujuk artikel Wisnu Suhardono, dalam pelaksanaan resolusi konflik diperlukan sejumlah kemampuan tertentu. Kemampuan itu seperti membangun orientasi, menciptakan persepsi untuk menghargai perbedaan, kecerdasan emosi, kapasitas berkomunikasi, berpikir kreatif, dan berpikir kritis.

Selama ini, dalam studi konflik, terdapat sejumlah jenis teori resolusi konflik yang dirumuskan oleh sejumlah ahli. Berikut macam-macam resolusi konflik menurut para ahli.

1. Menurut Ralf Dahrendorf ada 3 bentuk resolusi konflik. Pertama, Konsiliasi, yakni pengendalian konflik dengan cara semua pihak yang terlibat berdiskusi guna mencapai kesepakatan tanpa ada pihak ketiga yang memaksa atau memonopoli pembicaraan.

Yang kedua, Mediasi, yakni upaya pengendalian konflik yang menggunakan pihak ketiga seperti ahli atau pakar, lembaga, tokoh sebagai mediator, yang memberi nasihat atau saran, tetapi bukan pemberi keputusan.

Yang ketiga, Arbitrasi, yakni resolusi konflik dengan kedua belah pihak sepakat untuk mendapat keputusan akhir yang bersifat legal dari arbiter sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan konflik.

2. Menurut William Ury, resolusi konflik bisa dilakukan dalam tiga bentuk langkah. Ketiganya ialah sebagai berikut:

  • Menyalurkan berbagai ketegangan yang bersifat laten (tidak begitu nampak) agar tidak terjadi akumulasi ketegangan yang bisa membuat konflik jadi makin besar dan sulit untuk diselesaikan.
  • Segera menyelesaikan bentuk-bentuk konflik di permukaan. Resolusi dilandasi asumsi proses penyelesaian konflik secara dini, akan menutup kemungkinan proses menguatnya konflik.
  • Mencegah potensi-potensi konflik melalui kebijakan yang responsif dan komprehensif.

3. Menurut Johan Galtung, terdapat beberapa bentuk resolusi konflik yang digunakan dalam proses penyelesaian konflik. Galtung menawarkan beberapa model resolusi konflik, yakni peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding.

Ketiga model resolusi konflik yang ditawarkan Galtung itu memiliki dimensi dan target yang tidak sama. Akan tetapi, rangkaian pelaksanaan ketiga model itu sama-sama memiliki tujuan akhir berupa mewujudkan perdamaian jangka panjang.

Peacemaking ialah sesegara mungkin menciptakan suatu perdamaian pada tahap awal, atau sebelum konflik semakin besar. Sementara peacekeeping adalah menerapkan perjanjian perdamaian untuk menjaga perdamaian.

Tahap selanjutnya, peacebuilding, yaitu membangun kembali landasan perdamaian dan menyediakan berbagai perangkat untuk membangun sesuatu yang lebih dari sekadar tidak adanya kekerasan. Peacebuilding merupakan proses yang berjalan jangka panjang memperkuat elemen pemersatu semua pihak dalam formasi baru dan bertahan lama.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SOSIAL atau tulisan lainnya dari Versatile Holiday Lado

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Versatile Holiday Lado
Penulis: Versatile Holiday Lado
Editor: Addi M Idhom