Menuju konten utama

Netanyahu Minta Militer Israel Duduki Gaza Secara Penuh

PM Israel, Benjamin Netanyahu, disebut ingin merebut seluruh wilayah Gaza. Simak kabar terbaru konflik Israel-Palestina dan situasi di Gaza terkini.

Netanyahu Minta Militer Israel Duduki Gaza Secara Penuh
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel saat ini. Rabu, 2 November 2022. (Foto AP/Oren Ziv, File)

tirto.id - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengisyaratkan akan ada operasi militer yang lebih luas di Gaza dan membuka peluang pembukaan pendudukan baru di Jalur Gaza secara penuh. Melansir Aljazeera, media-media di Israel merilis berita tentang rencana tersebut sejak Senin (4/8/2025).

"Keputusan [operasi militer] telah dibuat," ujar Amit Sega, kepala analis politik media Israel, Channel 12. Ia mengutip seorang pejabat senior di kantor Netanyahu.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam rencana yang diberitakan media-media Israel tersebut, menyerukan dunia internasional untuk "segera melakukan intervensi, dunia mencegah implementasinya, baik sebagai bentuk tekanan, uji coba untuk mengukur reaksi internasional, maupun yang benar-benar serius".

Rencana perebutan Gaza secara penuh itu dilaporkan mencuat dalam pertemuan kabinet Netanyahu untuk membahas langkah militer selanjutnya pada Selasa (5/8). Namun, hingga kini, pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi.

Sementara itu, ketika ditanya wartawan pada Selasa, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa pihaknya kini tengah fokus "memberi makan" orang-orang Palestina di Gaza dan tidak mengetahui detail informasi tentang rencana pendudukan penuh di Gaza.

"Selebihnya, saya belum bisa memastikannya. Itu semua akan bergantung pada Israel," kata Trump, dikutip dari Aljazeera.

Beda Pendapat Netanyahu & Militer Israel soal Rebut Seluruh Gaza

Rencana perebutan wilayah Gaza secara penuh diutarakan Netanyahu di tengah berbagai tekanan ke pemerintahannya, baik dari dunia internasional maupun di dalam negaranya sendiri.

Melansir The Guardian, pertemuan kabinet yang terjadi pada Selasa dilaporkan ditunda akibat silang pendapat antara pihak Netanyahu dan para pejabat militer tentang rencana tersebut.

Salah satu yang dilaporkan menentang keras proposal tersebut adalah Kepala Staf IDF, Letnan Jenderal Eyal Zamir. Ia dilaporkan menyatakan akan mengundurkan diri jika proposal itu disetujui. Karena sikapnya itu, Eyal Zamir disebut tengah menghadapi seruan pemecatan.

Melansir AP, ada kemungkinan bahwa Netanyahu mengajukan proposal perebutan Gaza di tengah tekanan pengakhiran konflik sebagai upaya untuk mengamankan sokongan partai sayap kanan yang selama ini mendukungnya.

Sentimen publik Israel terhadap konflik berkepanjangan di Gaza sendiri kini terbelah, tak semuanya mendukung langkah penghancuran Hamas sepenuhnya yang berulang disampaikan Netanyahu.

Tak sedikit yang mulai mengungkapkan rasa lelah menghadapi konflik yang kini telah berlangsung selama 22 bulan tersebut. Proposal Netanyahu untuk merebut Gaza berpotensi meningkatkan skala penolakan tersebut.

Beberapa mantan pejabat Israel juga telah mengungkapkan desakan untuk menghentikan operasi militer demi keselamatan para sandera.

Salah satu yang belakangan muncul adalah mantan pemimpin dinas keamanan internal Shin Bet Israel, eks pemimpin Mossad, mantan petinggi militer, serta mantan Perdana Menteri, Ehud Barak.

Mereka, dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada pekan ini, menyebut taktik militer pemerintah yang didukung kekuatan politik sayap kananlah yang menyandera Israel dengan memperpanjang konflik.

"Jika ada yang membayangkan bahwa kita dapat menjangkau setiap teroris dan setiap lubang pelarian juga setiap senjata—dan secara bersamaan membawa pulang para sandera kita—saya pikir itu mustahil," kata mantan kepala Shin Bet, Yoram Cohen, dalam video tersebut.

Lebih lanjut, Yoram Cohen menyebut tujuan Netanyahu tentang Gaza adalah "sebuah fantasi" yang tak mungkin terjadi.

Hingga kini, serangan demi serangan yang dilakukan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 61.000 rakyat Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Terbaru, otoritas kesehatan di Gaza menyatakan pasukan Israel telah menembak warga Palestina dalam serangan di Gaza bagian tengah dan selatan pada Selasa pagi. Korban tewas dalam insiden tersebut mencapai 45 orang, termasuk orang-orang Palestina yang tengah mencari bantuan.

Jumlah korban tersebut terus berjatuhan seiring situasi kelaparan akut yang menghantui wilayah Gaza dan orang-orang di dalamnya. Sebanyak 193 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas karena akibat yang berkorelasi dengan kelaparan di Gaza.

Pada Rabu (6/8), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lima orang tewas karena alasan yang terkait dengan malnutrisi dalam 24 jam terakhir.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Flash News
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan