tirto.id - Israel menyerang markas besar Hamas di Doha, Qatar pada Selasa (9/9) sore. Serangan itu menewaskan 5 anggota Hamas dan 1 petugas keamanan Qatar. Serangan Israel ke Qatar ini dianggap sensitif mengingat Qatar adalah negara negosiator perdamaian dua negara yang juga merupakan sekutu Amerika Serikat (AS).
Israel melancarkan serangan di ibu kota Qatar, Doha saat para negosiator Hamas sedang berunding tentang proposal perdamaian di Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat. Serangan ini dikecam keras oleh Qatar karena menilai Israel telah melanggar kedaulatan dan keamanan nasional Qatar.
Kenapa Israel Serang Qatar?
Israel mengatakan alasan serangan Israel ke Qatar Selasa (9/9/2025) kemarin adalah untuk menargetkan negosiator-negosiator Hamas yang berada di markas besarnya di Doha. Para negosiator berkumpul hari itu untuk membahas mengenai proposal perdamaian di jalur Gaza yang diajukan AS.
Dari serangan itu, dikutip Al Jazeera, Israel menewaskan 5 anggota Hamas, namun Hamas mengklaim jika negosiator utama mereka selamat.
Apa Dampak Serangan Israel ke Qatar?
Serangan tanpa peringatan dari Israel ke Qatar, meskipun menargetkan anggota Hamas, namun membuat Qatar berang. Negara kaya energi itu mengutuk tindakan Israel dengan menyebutnya sebagai tindakan pengecut dan merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan keamanan nasional Qatar.
Tentu kemarahan Qatar ini akan berdampak besar tidak hanya bagi Israel, namun juga bagi AS. Selama ini Qatar diketahui adalah sekutu AS yang juga berperan penting dalam negosiasi perdamaian Israel dan Hamas di Gaza.
Apalagi Qatar adalah salah satu negara tempat pangkalan militer AS berada. Tentu akan sangat merugikan jika Qatar menarik diri dari sisi AS dan berbalik memusuhi Israel. Apalagi menurut The Guardian, negara Timur Tengah lain seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menyatakan dukungan pada Qatar setelah serangan ini.
Dari sisi Hamas sendiri, serangan ini seperti menyatakan jika Israel tidak sepenuhnya ingin gencatan senjata di Gaza dan tetap mengobarkan bendera perang.
Donald Trump Sebut AS Sempat Ingin Peringatkan Qatar tentang Serangan Israel
Dalam akun Truth Socialnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan jika Gedung Putih telah diberitahu oleh militer AS akan adanya serangan ke Doha. Belum sampai Gedung Putih memperingatkan Qatar, serangan Israel sudah terlebih dahulu mendarat di Doha.
Trump juga cuci tangan dari serangan Israel kali ini dengan mengatakan jika itu adalah inisiatif murni dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
“Ini adalah keputusan yang dibuat oleh Perdana Menteri Netanyahu, bukan keputusan saya. Pengeboman sepihak di dalam Qatar, Negara Berdaulat dan Sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi Perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika,” tulis Trump di akun Truth Socialnya, @realDonaldTrump.
“Saya segera memerintahkan Utusan Khusus Steve Witkoff untuk memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan datang, yang ia lakukan, namun sayangnya, terlambat untuk menghentikan serangan,” lanjutnya.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































