Menuju konten utama

Kelebihan dan Kekurangan Bioenergi serta Dampak Penggunaannya

Kelebihan dan kekurangan bioenergi perlu dipahami lebih dulu sebelum mulai memanfaatkannya. Dengan begitu, kita bisa mengantisipasi potensi dampak negatif.

Kelebihan dan Kekurangan Bioenergi serta Dampak Penggunaannya
Petugas memantau alat Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Desa Saliguma, Pulau Siberut tengah, Kepulauan Mentawai, Selasa (17/9/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/ama.

tirto.id - Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari organisme biologis atau bahan organik. Secara umum, bioenergi memproduksi tiga jenis sumber energi, yaitu biofuel, biogas, dan biomassa padat.

Sebagai sumber energi terbarukan, bioenergi menawarkan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Saat ini, bioenergi modern menjadi sumber energi terbarukan terbesar, berkontribusi atas sekitar 55 persen dari total energi terbarukan global.

Dengan proyeksi Net Zero Emissions 2050, penggunaan bioenergi diperkirakan meningkat pesat, menggantikan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Namun demikian, tetap ada kekurangan bioenergi yang perlu diantisipasi.

Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan bioenergi? Di bawah ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari bioenergi generasi kedua maupun pertama.

Kelebihan dan Keuntungan Penggunaan Bioenergi

Penggunaan bioenergi memiliki sejumlah manfaat untuk aktivitas sehari-hari manusia. Lalu, apa keuntungan menggunakan bioenergi? Berikut beberapa keuntungan bioenergi.

1. Mengurangi kadar gas rumah kaca

Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas umumnya berdampak negatif pada kondisi alam. Ini berbeda dengan pembangkit listrik yang menggunakan biomassa. Jenis pembangkit ini tidak berkontribusi pada peningkatan kadar gas rumah kaca. Sebab, kadar CO2 dari proses pembakaran biofuel cenderung minim.

2. Mengurangi masalah limbah

Pada dasarnya, bioenergi adalah salah satu bentuk dari biomassa yang menyediakan kegunaan untuk manusia. Produksi dan proses biomassa biasanya menghasilkan limbah dan residu. Namun, limbah yang umumnya kerap dibuang itu sejatinya dapat digunakan sebagai bioenergi potensial, tepatnya melalui proses ekstraksi. Dengan begitu, jumlah limbah yang dibuang dapat dikurangi.

3. Mudah tersedia

Bioenergi bersumber dari materi-materi organik, seperti tumbuhan dan hewan. Mengingat sifat materi tersebut yang organik dan bisa diproduksi lagi, ketersediaan pasokan biomassa dapat tetap terjaga. Keberlimpahan stok energi itu jelas lebih unggul dibanding energi yang mengandalkan bahan bakar fosil.

4. Fleksibel

Penerapan bioenergi dapat dimaksimalkan. Terlebih, bioenergi dapat menghasilkan berbagai jenis bahan bakar, seperti etanol, biodiesel, gas metana, gas alam, dan hidrogen. Bioenergi juga bisa disimpan dan dipindahkan kapan saja. Sifat fleksibel ini tentu merupakan kelebihan dari bioenergi dan bisa digunakan sebagai energi alternatif.

5. Mendukung dekarbonisasi

Penggunaan bioenergi dapat berdampak pada upaya dekarbonisasi di banyak sektor. Sebagai contoh, biofuel bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif selain fosil di sektor transportasi. Bioenergi juga bisa menyalurkan daya pada sistem pemanas di kawasan perumahan ataupun gedung-gedung.

6. Lepas dari ketergantungan bahan bakar fosil

Bahan bakar fosil saat ini masih dominan digunakan untuk menopang kehidupan manusia. Namun, jumlahnya yang terbatas membuat bahan bakar fosil dapat habis jika terus-menerus dikonsumsi secara masif. Bioenergi menjadi alternatif bahan bakar. Apalagi, bioenergi mudah diakses dan dibuat dari materi-materi organik di sekitar.

Kekurangan dan Kerugian Penggunaan Bioenergi

Bioenergi memang menawarkan berbagai kelebihan. Meski begitu, bioenergi bukan tanpa kekurangan atau kerugian. Lalu, apa kelemahan bioenergi? Simak penjelasan beberapa kekurangan bioenergi di bawah ini.

1. Daya konsumsi yang tinggi

Konsumsi listrik dan panas yang tinggi merupakan kekurangan bioenergi, misalnya pada pembangkit listrik berbahan bakar biomassa. Proses produksinya memakan waktu, memerlukan penggunaan teknologi dan peralatan yang mahal, serta memberi beban bagi lingkungan.

2. Meningkatkan penggunaan air

Biomassa merupakan bahan mentah dengan nilai kalor yang lebih rendah daripada batu bara atau gas alam. Sekitar 50 persen biomassa terdiri atas air, yang hilang dalam proses konversi energi. Hal ini dapat meningkatkan penggunaan air dan menyebabkan adanya persaingan dengan manusia dan binatang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Masih berpotensi polusi

Meski bioenergi mendukung upaya dekarbonisasi pada penggunaannya, hal ini masih belum sepenuhnya terjadi di tahap pembuatannya. Pembakaran biomassa masih melepaskan karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, dan polutan serta partikulat lainnya. Jika polutan ini tidak ditangkap dan didaur ulang, pembakaran biomassa dapat melebihi jumlah polutan yang dilepaskan oleh bahan bakar fosil.

4. Dapat memperburuk krisis lingkungan

Krisis lingkungan bisa terjadi jika terdapat penebangan besar-besaran untuk menghasilkan biomassa. Kondisi ini bisa semakin parah jika gagal memulihkan kembali hutan yang dibabat. Karena itu, sumber daya biomassa mesti dipelihara dan dikelola dengan baik agar tercipta keberlanjutan bioenergi.

5. Memakan tempat

Untuk menghasilkan biomassa sebagai sumber dari produksi bioenergi, diperlukan tempat yang luas untuk mengakomodasi kebutuhan akan ruang tersebut. Pendirian tempat produksi tentu tidak bisa dibangun di sembarang tempat, terutama di daerah padat penduduk.

6. Naiknya harga pangan

Kekurangan bioenergi generasi pertama salah satunya adalah menciptakan persaingan dengan lahan pertanian pangan atau hutan. Hal itu dapat memicu kenaikan harga pangan.

Dampak Positif dan Negatif Bioenergi

Dari segi ekonomi, proyek bioenergi kerap menghasilkan energi dengan cara yang lebih menghemat biaya dibandingkan metode produksi energi konvensional lainnya. Ini merupakan salah satu dampak bioenergi yang menguntungkan.

Bahan baku bioenergi yang relatif berlimpah dan bisa diproduksi terus-menerus memberi dampak tersendiri bagi pemanfaatan energi secara berkelanjutan. Aspek ini membedakan bioenergi dengan bahan bakar berbasis fosil yang cenderung terbatas, tetapi boros.

Proyek bioenergi juga dapat memengaruhi masyarakat di sekitar tempat proyek tersebut. Misalnya saja dalam hal peningkatan kualitas air hingga penciptaan lapangan kerja baru.

Dampak negatif yang perlu jadi perhatian adalah berkurangnya lahan untuk produksi pangan. Pasalnya, beberapa penggunaan bioenergi memerlukan bahan baku yang didasarkan pada produksi lahan khusus, seperti tanaman energi atau residu dari produksi pertanian.

Di samping itu, lingkungan juga menjadi hal krusial yang akan terkena dampak dari penggunaan bioenergi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, salah satu penyebab utama kematian anak di bawah 5 tahun di negara-negara miskin adalah infeksi saluran pernapasan akut.

Jenis infeksi ini bisa disebabkan oleh sistem ventilasi yang tidak memadai dalam mengeluarkan polutan udara dari ruangan akibat pembakaran biomassa sebagai bahan bakar memasak. Oleh karena itu, bioenergi juga dapat berdampak buruk pada kualitas udara.

Mengingat masih adanya dampak negatif dari bioenergi, diperlukan kajian lebih dalam lagi mengenai penggunaan energi. Upaya itu bisa dilakukan untuk mengetahui konsekuensi dan dampak dari penggunaan bioenergi.

Baca juga artikel terkait BIOENERGI atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Fadli Nasrudin