tirto.id - Jurnal penghapusan piutang tak tertagih atau bad debt expenses/uncollectible accounts merupakan salah satu pencatatan akuntansi yang penting untuk diperhatikan perusahaan.
Penghapusan piutang tak tertagih adalah hal yang biasa terjadi dalam proses bisnis. Penyebabnya pun beragam.
Piutang yang tak tertagih dapat disebabkan oleh debitur atau pelanggan yang mengalami gulung tikar, meninggal, atau kondisi lainnya. Faktor-faktor itu membuat piutang tidak memungkinkan untuk ditagih.
Piutang yang tak tertagih oleh perusahaan akan dihapus, tetapi tetap masuk ke dalam pencatatan. Pencatatan inilah yang kemudian disebut sebagai jurnal penghapusan piutang tak tertagih yang penyusunannya perlu memperhatikan metode tertentu.
Dalam menyusun jurnal penghapusan piutang tak tertagih, akuntan wajib memahami terlebih dahulu prinsip dan konsep dasar akuntansi. Bagi perusahaan, pengetahuan tentang jurnal umum dan jurnal khusus perusahaan dagang juga wajib dipahami.
Lantas seperti apa contoh jurnal penghapusan piutang tak tertagih, dan bagaimana cara membuatnya?
Artikel ini akan mengulas contoh jurnal penghapusan piutang tak tertagih meliputi metode yang digunakan hingga ilustrasinya, serta langkah membuat jurnal.
Contoh Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Dilansir Kemenkeu Learning Center, terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mencatat piutang tak tertagih. Pertama, metode penghapusan piutang langsung (direct write off method). Kedua, metode penghapusan dengan penyisihan (allowance method).
Metode penghapusan piutang langsung dinilai kurang sesuai dengan konsep penandingan (matching cost against revenue). Hal ini lantaran pemrosesan beban piutang baru dilakukan saat debitur resmi menyatakan ketidakmampuannya membayar piutang.
Hal ini dapat menyebabkan pengakuan beban piutang pada tahun-tahun sebelumnya menjadi tidak tercatat atau tidak diakui. Padahal, konsep penandingan menyatakan bahwa pendapatan dan beban yang terkait dengan pendapatan tersebut wajib diakui dalam periode yang sama.
Oleh karena itu, metode yang umum digunakan untuk mencatat piutang tak tertagih adalah metode penghapusan dengan penyisihan. Metode ini dianggap sesuai dengan konsep penandingan. Pada metode ini, perusahaan akan melakukan penyisihan untuk estimasi piutang yang diperkirakan tak tertagih di setiap akhir periode.
Karenanya, meski saat itu piutang belum dinyatakan tidak tertagih dan belum dihapuskan, perusahaan akan tetap mengakui beban piutang tidak tertagih.
Untuk memperkirakan besaran piutang yang tidak tertagih, umumnya dapat diketahui melalui 2 pendekatan berikut:
1. Berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan yang dilakukan secara kredit
Untuk memudahkan pemahaman tentang jurnal penghapusan piutang berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan yang dilakukan secara kredit, Anda dapat menyimak ilustrasi di bawah ini:PT A pada tahun 2021 mencatatkan penjualan kredit sebesar Rp250.000.000. Berdasarkan pengalaman, 2% dari nilai penjualan kredit biasanya tidak tertagih. Jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT A untuk melakukan penyisihan terhadap perkiraan piutang yang tak tertagih adalah sebagai berikut:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Des | 31 | Beban Piutang Tak Tertagih | 5.000.000 | ||
2021 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 5.000.000 |
*Perkiraan piutang yang tak tertagih = 2% x Rp250.000.000 = Rp5.000.000
Jika pada tahun berikutnya, yaitu 2022, dari Rp5.000.000 piutang yang diperkirakan tak tertagih, ternyata terdapat Rp3.500.000 yang benar-benar dinyatakan tidak tertagih dan dinyatakan dihapuskan pada 3 Maret, jurnal yang dibuat oleh PT A untuk penghapusan piutang yang tidak tertagih tersebut adalah:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Mar | 3 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 3.500.000 | ||
2022 | Piutang Usaha | 3.500.000 |
Jika dari piutang yang telah dihapus pada 3 Maret 2022 sebesar Rp3.500.000 ternyata mampu dibayar oleh perusahaan tertagih dan diterima pelunasannya pada 5 Juni, PT A perlu membuat jurnal untuk penerimaan pelunasan piutang yang sebelumnya sudah dihapuskan sebagai berikut:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Juni | 5 | Piutang Usaha | 3.000.000 | ||
2022 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 3.000.000 | |||
Kas | 3.000.000 | ||||
Piutang Usaha | 3.000.000 |
2. Berdasarkan persentase tertentu dari saldo Piutang Usaha pada akhir periode
Untuk memahami jurnal piutang tak tertagih berdasarkan persentase tertentu dari saldo piutang usaha pada akhir periode, Anda dapat menyimak ilustrasi berikut:Pada akhir periode 2021, PT A memiliki saldo Piutang Usaha sebesar Rp120.000.000. Menurut pengalaman sebelumnya, 3 persen dari nilai saldo Piutang Usaha biasanya tak tertagih. Berikut adalah Jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT A untuk melakukan penyisihan terhadap perkiraan yang tak tertagih:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Des | 31 | Beban Piutang Tak Tertagih | 3.600.000 | ||
2022 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 3.600.000 |
*Perkiraan piutang yang tak tertagih = 3% x Rp120.000.000 = Rp3.600.000
Jika pada tahun selanjutnya yakni 2022, dari perkiraan piutang tak tertagih ternyata terdapat Rp3.000.000 yang dinyatakan tak tertagih dan dihapuskan pada 3 Maret, berikut adalah contoh jurnal yang dibuat oleh PT A untuk menghapuskan piutang yang tak tertagih:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Mar | 3 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 3.000.000 | ||
2022 | Piutang Usaha | 3.000.000 |
Kemudian, apabila dari piutang yang sudah dihapus pada 3 Maret 2022, ternyata seluruhnya dapat ditagih dan diterima pelunasannya pada 5 Juni. PT A perlu membuat jurnal untuk penerimaan pelunasan piutang yang sebelumnya sudah dihapuskan tersebut sebagai berikut:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Juni | 5 | Piutang Usaha | 3.000.000 | ||
2022 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 3.000.000 | |||
Kas | 3.000.000 | ||||
Piutang Usaha | 3.000.000 |
Umumnya, semakin lama umur piutang, akan semakin besar juga kemungkinan tidak tertagih. Sama halnya dengan piutang yang sudah jatuh tempo, besar potensinya untuk menjadi tidak tertagih dibanding piutang yang belum jatuh tempo.
Karenanya, estimasi untuk piutang tak tertagih dapat menggunakan Analisis Umur Piutang.
Cara Membuat Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Berikut adalah langkah membuat jurnal penghapusan piutang tak tertagih, dikutip dari QuickBooks:
Untuk memperkirakan piutang tak tertagih dengan metode penyisihan, Anda dapat menggunakan rumus piutang tak tertagih. Rumus tersebut melibatkan data historis dari piutang tak tertagih sebelumnya untuk menghitung persentase piutang tak tertagih berdasarkan total penjualan kredit dalam periode akuntansi tertentu.
Rumus piutang tak tertagih:
Persentase Beban Piutang Tak Tertagih = Total kredit macet ÷ Total penjualan kredit
Setelah mengetahui nilai beban piutang tak tertagih, kita bisa mengetahui cara mencatat atau membuat jurnal penghapusan piutang tak tertagih:
1. Jika Anda menggunakan metode penghapusan, Anda cukup mendebit akun beban piutang tak tertagih dan mengkredit piutang Anda. Contoh:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Jan | 30 | Beban Piutang Tak Tertagih | 5.000.000 | ||
2021 | Piutang Usaha | 5.000.000 |
2. Jika Anda menggunakan metode penyisihan, catat piutang tak tertagih sebagai akun kontra aset (Akun yang memiliki saldo nol atau negatif) di neraca Anda. Dalam konteks ini, Anda akan melakukan pencatatan debit untuk biaya piutang tak tertagih dan pencatatan kredit untuk penyisihan piutang tak tertagih. Contoh:
Tanggal | Uraian | Pos. Ref | Debit | Kredit | |
Agu | 31 | Beban Piutang Tak Tertagih | 3.000.000 | ||
2022 | Penyisihan Piutang Tak Tertagih | 3.000.000 |
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Fadli Nasrudin